SEQUEL DARI ❤JERAT CINTA SANG PLAYER❤
Diasingkan keluarganya sendiri karena cacat, bagaimana nasibnya saat bertemu dengan seseorang yang dia kenal hanya sebagai pengawal?
Dua tubuh dua jiwa, namun nasib memperlakukan keduanya berbeda
Satu di puja dan satunya tidak diinginkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Sejati
Erkan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia tidak peduli dengan dua mobil pengawal yang tertinggal jauh di belakangnya. Saat ini yang Erkan pikirkan adalah bagaimana nasib Sheena.
Flass back
Jumma terus saja berteriak di depan pintu gerbang kediaman bangsawan Albarack. Hingga akhirnya salah satu penjaga membuka gerbang, dan menanyakan apa tujuan Jumma berteriak seperti orang gila di depan istana Albarack.
Bahkan salah satu penjaga sempat mengusir Jumma, karena wanita itu kembali berteriak. Namun sebelum pengawal itu berhasil menyeret Jumma- Erkan terlihat mendekat ke arah gerbang dengan tergesa.
Pria itu mengernyitkan dahinya dalam, saat melihat Pengasuh Sang Princess berada di kediamannya.
"Yang Mulia Pangeran, Putri Sheena- Putri Sheena akan diasingkan dari istana Al-,"
Bahkan belum sempat Jumma menyelesaikan ucapannya, Lord Erkan segera berlari menuju mobil Ferarri hitam yang terparkir tidak jauh darinya. Meninggalkan Jumma dan para penjaga- namun sebelum Erkan keluar dari area istana Albarack, dia meminta pada salah satu penjaga untuk membawa Jumma masuk.
Dan sekarang Sang Lord tengah berpacu dengan waktu dan jarak. Erkan segera bergegas menyusuri jalanan yang tidak jauh dari istana Alfuttain.
Erkan yakin kalau mereka akan melewati jalanan itu. Kedua tangannya mencengkram stir mobil dengan erat. Otaknya di penuhi oleh rasa khawatir yang sangat berlebihan. Erkan takut kalau dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan Sheena-nya.
Bahkan dia tidak tahu kemana mereka akan membawa Sang Princess pergi.
"Sialan!" umpatnya.
Kedua mata Erkan terus saja bergulir, dia berharap kalau mobil yang membawa Sheena sedang berhenti atau sebagainya. Tapi harapan Erkan sepertinya sia sia, sampai beberapa belas menit berlalu dia belum mendapatkan jejak sedikit pun.
Dia bodoh dan ceroboh!
Kenapa dia tidak memasang GPS atau semacamnya di tubuh Sheena. Erkan terus saja mengumpati dirinya sendiri. Erkan tidak berpikir kalau hal ini akan terjadi, Sang Lord pikir kalau keluarga Alfuttain masih memiliki sedikit hati nurani pada Sheena- dengan tetap menempatkan gadis-nya disana.
"Awas kau Alfuttain, kalau sampai terjadi sesuatu pada Ratu ku- aku akan melakukan perhitungan pada kalian!" geramnya.
Lord Erkan semakin menambah kecepatan mobilnya. Melewati banyak tikungan tajam, dan jalanan sempit karena area yang dia lewati saat ini merupakan daerah perbukitan yang menghadap ke arah laut. Bahkan di sisi kanan Erkan- berjejer jurang laut yang begitu dalam.
Sedikit saja Erkan salah perhitungan, mobil yang dikendarainya saat ini bisa terperosok.
Erkan semakin putus asa, matanya sudah memerah dan menyendu- saat dia tidak kunjung menemukan mobil yang membawa Sheena. Jakunnya naik turun karena menahan emosi, ingin rasanya Erkan menghajar calon Ayah mertuanya itu.
Lihat saja, kalau dia berhasil menemukan Sheena- Erkan tidak akan mengembalikan gadis itu pada Alfuttain. Erkan akan membawa Sheena jauh dari mereka, dia tidak akan membiarkan Alfuttain kembali menyakiti ratu-nya.
Bahkan bila perlu, saat dia menikahi Sheena nanti- Hisham Alfuttuain akan Erkan wafat kan, apa bila pria tua itu mempersulit urusannya.
"Kau dimana, Sunshine?" gumamnya pelan.
Laju mobil Erkan tetap stabil, bahkan sesekali dia menambah kecepatannya- saat dirasa jalanan lengang. Kedua mata Erkan tidak mau diam, bergulir kesana kemari, hingga saat dia hendak melewati sebuah area yang menjorok ke arah laut- Erkan melihat sebuah mobil hitam terparkir.
Entah kenapa dadanya semakin bergemuruh melihatnya, Erkan pun tanpa sadar membelokan mobilnya ke tempat itu- seakan ada sesuatu yang membawanya kesana. Namun, sebelum Erkan sampai- mobil hitam itu sudah pergi. Erkan hanya melihat dua orang pria kembali masuk kedalam mobil lalu pergi.
Dengan perasaan campur aduk, Erkan segera memacu laju mobilnya lebih cepat lagi- hingga akhirnya dia sampai di bibir jurang. Jurang yang menghadap ke arah lautan dalam.
Braak!
Erkan segera keluar dari dalam mobil, bahkan membanting pintu mobilnya dengan keras. Sang Lord melangkah cepat kearah jurang, tapi langkahnya terhenti saat salah satu kakinya menginjak sesuatu.
Tongkat?
Tubuh Erkan bergetar saat melihat tongkat kecil berbahan besi, yang sangat dia kenal.
"Sheena?" gumamnya.
Tanpa menunggu lagi, Erkan segera berlari ke bibir jurang. Dengan tubuh lemas dan gemetar, Erkan tidak suka dengan pemikiran buruknya saat ini.
"OCEAAANAAAA!"
Teriakan Erkan menggema, beradu dengan gemuruh ombak samudera. Kedua matanya bergerak liar, menatap deburan ombak samudera yang ada dibawah jurang.
"OCEAAANNAA!"
Kedua mata Erkan semakin memerah, dadanya naik turun menahan segala rasa yang sudah tidak dapat dia tahan lagi.
"Pangeran!"
Suara teriakan Lionel dan beberapa pengawal yang mengikutinya tadi, sama sekali tidak di gubris.
Erkan terduduk lemas, kedua matanya menatap kosong, tangannya meremas kencang tongkat kecil yang ada ditangannya. Dia tidak sanggup untuk melihat kearah lautan yang ada dibawahnya, kini baginya lautan terlihat begitu menyeramkan.
"Pangeran! ada seseorang dibawah sana!" suara teriakan salah satu pengawal, membuat kesadaran Erkan kembali.
Pria yang sudah tidak memiliki tenaga itu kembali bangkit, dengan tertatih dan hampir saja tersungkur. Kedua matanya menatap kebawah jurang, tubuh Erkan semakin bergetar saat melihat seseorang tengah terombang-ambing ombak di bawah sana.
"Oceana?" gumamnya pelan.
Tanpa di duga, Erkan segera melompat dari atas jurang- bahkan para pengawalnya termasuk Lionel tidak menduganya sama sekali.
"YANG MULIA!"
Terlambat!
Lionel terlambat mencegahnya, Erkan terjun bebas dari jurang yang tingginya belasan bahkan mungkin puluhan meter, demi menyelamatkan pujaan hatinya.
Sang Pengawal menjambak rambut mereka masing masing, saat melihat tubuh Erkan menghantam air laut.
"KENAPA KALIAN DIAM SAJA! LOMPAT, KITA SUSUL PANGERAN!" Amuk Lionel.
Pria bertato itu segera melompat, mengikuti Erkan- dia tidak peduli dengan keselamatannya, yang terpenting saat ini adalah- Putra Mahkota keluarga Albarack harus selamat.
Ingat nyawa dan budi harus tetap di bayar, Lionel bukan orang yang tidak tahu balas budi.
POKOKNYA ARAB INDO GITULAH MUKA DAHLIARA MAH, IDUNGNYA TAPI PESEK YAK KAYAK YASMINE 😆😆😆
**BIAR LEBIH FEEL, BACANYA SAMBIL DENGERIN LAGU " LOVE ME LIKE YOU DO" DEH, DI JAMIN BANJIR AIR IDUNG
OH IYA ,BUAT YANG GAK SREK SAMA VISUAL BABANG ERKAN- CUSS SKIP AJA YA VISUALNYA, NIKMATIN ALUR CERITANYA AJA
KALIAN BISA KHAYALIN VISUAL LAIN VERSI KALIAN SENDIRI
SALAM SANTUY
DADAAAHH YOU BABAYYY
SEE YOU TOMORROW MUUUUUAAACCHH**
