Idzam Maliq Barzakh seorang pengusaha muda yang sukses dalam karir nya namun tidak dalam urusan asmara. Karena jenuh dengan kisah asmaranya yang selalu bertemu wanita yang salah, ia berganti profesi menjadi penjual kebab di sebuah mini market atas saran sahabatnya Davin. Ia ingin mencari Bidadari yang tulus mencintainya tanpa memandang harta. Namun perjalanan kisah cintanya ketika menjadi penjual kebab selalu mengalami kegagalan. Karena rata-rata orang tua sang wanita langsung tidak setuju ketika tahu apa profesi Izam sebenarnya. Mereka beralasan jika anak mereka menikah dengan Izam akan menderita dan melarat karena tidak punya harta dari menjual kebab tersebut. Karena hampir putus asa, ia di sarankan sahabatnya fahri untuk tinggal di sebuah pesantren sederhana untuk memperdalam ilmu agama dan di sana lah ia bertemu bidadari yang sesungguhnya yang mau menerimanya apa adanya bukan ada apanya.
Mohon untuk tidak Boomlike teman-teman, untuk menghargai karya para author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amay kabur ke kota
Pak lek Rohim menggelengkan kepala menjawab pertanyaan istrinya itu.
"Lebih baik kita tanya kan saja dengan Kang Soleh sepupu Kang Sulaeman. Mungkin dia tahu apa yang terjadi dengan Kang Sulaeman sebelum ia menikahi Mbak Izah! " jawab Pak lek Rohim memberi saran.
"Amay ikut ya Pak lek? Amay pengen tahu kebenarannya! " ucap Amay memohon.
"Yo wes! " jawab Pak lek Rohim memberi izin.
"Kak! Kakak gak mau ya bakso nya! " teriak Haura dari dapur.
"Astaga lupa! Amay kebelakang dulu Bulek, Pak lek! " ucap Amay sambil berlari ke dapur menemui Haura yang lagi makan bakso.
Amay memakan bakso nya dengan pikiran yang bercabang, yang berkelana kemana-mana. Dia kepala nya banyak sekali bermunculan dugaan-dugaan penyebab Abah nya meninggalkan Bude Maryam di hari pernikahan mereka.
Setelah selasai makan, Amay izin untuk kembali ke rumahnya karena sudah malam banget dan ia juga ingin istirahat. Karena kebetulan ia lagi mendapatkan jatah bulanannya, ia langsung mencuci kaki dan tangan hingga menyikat gigi sebelum ia tidur.
Ia masih tidak bisa memejamkan matanya karena tidak sabar menunggu esok hari pergi kerumah sepupu Abah nya yang ada di desa sebelah. Karena keasyikan melamun, Amay tanpa sadar tidur dengan sendirinya.
🌿🌿🌿
Pagi hari...
Amay bangun pagi-pagi sekali, padahal jika ia datang bulan ia bangun jam 7an karena tidak shalat. Tapi pagi ini, ia bangun ketika mendengar suara azan di masjid berkumandang.
Ia sudah tidak sabar pengen tahu tentang Abah nya itu sebelum menikah dengan Umi nya.
"Kamu ini Nduk, Nduk! Semangat sekali pengen tahu masa lalu Abah mu! " ucap Pak lek Rohim dengan geleng-geleng kepala.
"Soalnya Amay tidak mau berspekulasi sendiri tanpa tahu kebenarannya. Dan Amay juga gak rela ada yang jelek-jelekin Abah yang sudah tenang di sana. " jawab Amay dengan santai.
"Ya sudah yok kita pergi sekarang! Nanti keburu siang dan terik cuacanya! " ucap Pak lek Rohim dengan menghidupkan sepeda motor nya.
Amay dan Pak lek Rohim pergi dengan mengendarai sepeda motor, karena biar cepat sampai dan akses jalan juga jelek banyak bebatuan. Jika mereka menggunakan mobil, mereka akan sampai satu jam lebih di desa tersebut, tetapi jika menggunakan sepeda motor, mereka bisa sampai dalam waktu 40menit perjalanan.
Akhirnya sampai juga mereka di desa tempat tinggal sepupu Abah nya, Pakde Soleh yang berprofesi sebagai guru mengaji.
"Assalamualaikum.. " ucap Pak lek Rohim dan Amay barengan.
"Waalaikumsalam... " terdengar sahutan dari dalam rumah.
"Loh, kamu toh Him! Ayo, ayo masuk! Ini Amay kan? " ucap seorang pria paruh baya yang rambutnya sudah memutih semua.
"Iya, Kang! ini Amay! " jawab Pak lek Rohim mengiyakan.
Mereka pun masuk dan Amay segera menyalami sepupu Abah nya dan duduk di samping Pak lek nya. Sementara itu, yang punya rumah memanggil seseorang yang datang dari belakang dan memperkenalkan nya kepada Amay dan Pak lek Rohim.
"Nabila, sini Nduk! Ayo ketemu dengan anak Pak lek Sulaeman, nak Amay! " teriaknya dari ruang tamu.
Seorang wanita muda yang umurnya mungkin di bawah Amay muncul dengan memakai jilbab syar'i dengan membawa minuman dan beberapa camilan.
"Ayo di minum dan di makan camilan ala kadarnya! " Pakde Soleh mempersilahkan tamu nya mencicipi hidangan.
"Ini Nabila yang mondok di daerah xxx itu ya Kang? " tanya Pak lek Rohim.
"Iya Him, baru dua bulan lalu ia lulus!Makanya ia pulang menemani Bapak nya yang sendirian di rumah ini! " jawab Pakde Soleh mengiyakan.
"Oh ya ada perlu apa kalian datang kesini? Kenapa tidak telepon saja? " tanya Pakde Soleh langsung.
Pak lek Rohim pun menceritakan tentang Amay yang tidak sengaja dengar omongan Bude Maryam tentang masa lalu Abah nya.
"Sebenarnya Abah mu Sulaeman tidak pernah menyukai Maryam. Mereka sampai akan menikah karena orang tua Maryam menuntut balas budi atas orang tua Abah mu yang tidak lain Bulek ku. Mereka meminta bayaran karena dulu ayah Abah mu pernah melakukan operasi ginjal. Kerena tidak punya stok darah, ayahnya Maryam mendonorkan darah nya kepada kakek mu. Dan meminta bayaran karena Maryam jatuh cinta dengan Abah mu ketika bertemu pertama kali. Dan ketika hari pernikahan itu tiba, kakek mu jatuh pingsan ketika mereka hendak berangkat ke rumah Maryam. Kakek mu kembali di operasi karena ada penyumbatan batu empedu dan pernikahan mereka batal hari itu juga. Perwakilan keluarga datang meminta maaf dan minta di undur, tapi mereka menolak dan marah-marah terutama Maryam yang sudah membenci Abah mu tanpa mau mendengar kan apa yang terjadi. Semenjak itu mereka tidak pernah lagi bertemu dan berhubungan sampai Abah mu menikah dengan Umi mu dan tinggal di desa kalian sekarang ini. " jawab Pakde Soleh panjang lebar.
"Alhamdulillah... Amay sudah yakin kalau Abah bukan orang seperti tuduhan Bude Maryam itu! " ucap Amay dengan menarik nafas lega.
Tiba-tiba Pak lek Rohim mendapat panggilan telepon dari Bulek Saroh yang memintanya segera pulang karena ada hal yang darurat.
Tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, Amay dan Pak lek Rohim segera pamit dan kembali pulang ke desa mereka.
Mereka sampai di pesantren setelah menempuh perjalanan selama 30 menit.
"Gawat Bah, tadi Mbak Maryam datang dan bilang akan menikah kan Amay besok pagi dan dia juga datang kesini bersama pria yang akan menikahi Amay. Gimana ini Bah! Umi gak rela, Bah! " cerca Bulek Saroh dengan wajah panik.
"Tenangkan diri Umi dulu! Abah mau sholat dulu, meminta petunjuk kepada Allah. Dan nanti sore sampai malam mudah-mudahan kita punya jalan keluar nya. " jawab Pak lek Rohim dengan hati yang juga cemas.
Amay kembali ke rumah nya dengan perasaan cemas, takut dan bercampur aduk. Ia membaringkan diri di tempat tidur nya dengan mata terpejam. Tiba-tiba ada yang memanggil nya dari luar rumah. Amay segera bangkit untuk membukakan pintu.
"Loh, Ikal? Ada apa? Kok kamu bawa teman-temanmu? " tanya Amay penuh selidik.
"Lebih baik kakak kabur aja dari sini nanti malam? Ikal akan bantu kakak kabur dengan teman-teman Ikal, Kak! Ikal gak rela kakak nikah dengan laki-laki berumur seperti itu! " jawab Ikal dengan tegas.
"Iya, Kak! Aku sudah bilang dengan Pak lek ku untuk membantu kakak pergi dari desa ke kota. Karena jam tiga dini hari Pak lek ku akan pergi ke kota bersama istrinya mengantarkan pesanan sayuran ke pasar besar. " jawab salah satu teman Haikal ikut bicara.
"Alhamdulillah ya Allah! Ya sudah, nanti malam kalian kembali lagi ke sini untuk kita bicarakan dengan Abah dan Umi mu Haikal. Kakak mau beres-beres sekarang juga! " ucap Amay penuh semangat.
Bersambung...
Selamat membaca dan selamat beraktivitas readers semuanya..
Semoga hari kalian menyenangkan 💕😍....
tulisannya juga nggak banyak yang salah.
sampai di sini belum kelihatan tanda-tanda mau tamat.
sebetulnya akan bagus kalau dibuat season 1,2,3 dst
begitu kak..
maaf ya 🙏🙏