Terjerat Cinta Duda Hot
Kirana Prameswari mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsinya, namun dia sering sekali di tolak pengajuan judul skripsinya. Belum lagi dia harus membayar kontrakan yang selama dua bulan belum di bayar.
Dia pusing dengan tagihan kontrakan dan juga harus membeli kertas satu rim untuk mencetak tulisan skripsinya yang selalu di tolak, ada saja dosennya menolak pengajuan skripsinya. Belum lagi, ibunya selalu menanyakan kapan dia selesai kuliah dan pulang ke kampung.
Ibunya bilang, ayahnya sudah mencarikan jodoh untuknya, dan mendengar kabar itu Kirana semakin pusing di buatnya.
Akhirnya dia membeli sebuah koran untuk mencari pekerjaan hanya selama dua bulan saja, untuk membiayai hidup dan kuliahnya yang sebentar lagi selesai akhir tahun ini jika skripsi di acc dan sidang.
Kirana berjalan di trotoar jalan sambil membolak balikkan koran untuk melihat kolom lowongan pekerjaan. Dia berjalan dan dengan serius hingga dia tidak sadar menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.
Buk!
"Auw!"
Teriak Kirana, dia mundur dua langkah dan mengelus lengannya yang tadi di tabrak oleh seorang laki-laki tegap dan atletis yang berjalan terburu-buru.
"Jalan hati-hati dong, main tabrak aja!" teriak Kirana menatap laki-laki itu yang terus berjalan.
"Woi, sialan main pergi aja sih!"
Laki-laki itu menoleh ke arah Kirana yang berteriak padanya. Lalu dia langsung pergi dengan cepat, karena tangannya masih memegang ponsel di tempelkan di telinganya.
Kirana cemberut dengan kesal, dia masih menatap laki-laki yang tadi menabraknya.
"Hei, lo lagi ngumpat siapa?" tanya Denisa teman Kirana.
Kirana menoleh, dia melihat Denisa sedang menatap jalanan trotoar yang tadi laki-laki yang menabrak Kirana.
"Tadi gue di tabrak sama laki-laki yang jalannya sambil teleponan." jawab Kirana.
"E ciee, jodoh nih sama tuh cowok." kata Denisa bercanda.
"Ish, gue lagi pusing, mana di tabrak lagi. Kan bikin kesal." kata Kirana masih dengan muka cemberut.
Denisa melihat Kirana membawa koran, dia heran. Untuk apa Kirana membeli koran.
"Lo beli koran buat apa?" tanya Denisa.
"Gue mau cari lowongan kerja, gue butuh kerjaan untuk hidup gue di sini. Mana kontrakan belum gue bayar dua bulan. Ibu kosnya ngomel terus gue belum bayar dua bulan." jawab Kirana.
"Waaah, pas banget. Gue ada tawaran untuk lo jadi guru privat seorang anak. Lo mau ngga?" kata Denisa.
"Les privat maksud lo?"
"Iya, lo mau ngga? Gue jamin bayarannya menggiurkan."
"Waah, mau dong. Bolehlah, tapi cuma dua bulan aja bisa ngga?"
"Kenapa dua bulan?"
"Ya, kan gue harus menyelesaikan skripsi gue selama dua bulan ini dan harus pulang kampung. Belum lagi ibu kos nagih terus, jadi bisa ngga gajiannya untuk bayar kontrakan sama yang lainnya?"
"Emm, sudah pasti bisa banget. Gue itu di tawari sama kakak gue yang bekerja di kantor Wijaya Bangsa corp. Si bosnya itu minta di carikan seorang guru privat untuk anaknya." kata Denisa.
"Tapi kenapa lo nawarin ke gue? Bukannya lo juga bisa?"
"Gue males meladeni anak kecil, lagi pula nanti ngga bisa bebas. Cowok gue juga pasti tanya-tanya terus."
"Apa hubungannya dengan cowok lo?"
"Ya ada, gue nanti ngga bisa jalan bareng sama dia. Lagi pula, yang butuh pekerjaan kan lo." kata Denisa lagi.
Kirana diam, dia mecibir Denisa. Jiwa jomblonya meronta.
"Mau ngga lo?" tanya Denisa lagi.
"Gue pikir dulu deh." jawab Kirana.
"Eh, nanti ada yang lain lagi. Sayang lho, gajinya besar. Soalnya anaknya pengusaha besar, siapa tahu lo kecantol sama dia." kata Denisa dengan bercanda.
"Dia kan punya istri, ngapain juga larak lirik sama gue. Istrinya pasti lebih cantik."
"Iya juga sih, tapi lo terima ngga pekerjaan itu?" tanya Denisa lagi memastikan sahabatnya itu mau menerima pekerjaan sebagai guru privat.
"Boleh deh, terus gue harus gimana?"
"Emm, besok gue bilang sama kakak gue untuk memastikan lo yang akan menjadi guru privat anak bosnya."
"Oke, gue tunggu informasi dari lo."
"Siip, tapi lo mau kemana sekarang?"
"Gue pulang dulu, lupa kalau hari ini gue mau cuci baju."
"Ya udah, gue duluan ya. Daaah."
Setelah berbincang sebentar, Kirana akhirnya pulang ke tempat kontrakannya. Dia sebenarnya tidak enak harus pulang ke kontrakan, karena kemarin dia berjanji sore ini akan di bayar uang kontrakan selama dua bulan belum di bayar.
_
Kirana masuk ke dalam kamar kontrakannya yang sempit itu, meski begitu dia tetap bersyukur karena masih ada ibu pemilik kontrakan yang mau menunggunya untuk bayar kontrakan selama dua bulan belum dia bayar.
"Kirana." panggil ibu pemilik kontrakan.
Kirana menoleh kaget, dia sedikit terjungkat karena suara ibu kontrakan tiba-tiba mengagetkannya.
"Huh, ibu bikin kaget aja. Ada apa ya bu?" tanya Kirana pura-pura tidak tahu.
Karena dia sebenarnya mengerti, maksud kedatangan ibu pemilik kontrakan.
"Maaf ibu mengagetkanmu, kamu kapan mau melunasi uang kontrakan ini?" tanyanya.
"Emm, minggu depan deh bu. Besok saya mau cari kerja, mudah-mudahan di terima dan bisa bayar kontrakan sekalian dua bulan." jawab Kirana.
Ibu Rasmi, pemilik kontrakan itu menatap Kirana tidak percaya. Tapi dia diam saja.
"Kamu benar mau dapat pekerjaan dan langsung dapat uang?" tanya ibu Rasmi ragu.
"Yaa, saya akan minta di bayar di muka aja. Agar bisa melunasi uang kontrakan sama ibu." jawab Kirana.
Dia sebenarnya ragu, tapi untuk meyakinkan ibu Rasmi agar tidak menagih lagi padanya. Dia sudah pusing dengan skripsi, di tambah lagi dengan tagihan ibu Rasmi.
"Baiklah, minggu depan ibu akan menagih sama kamu lagi. Kalau sampai minggu depan kamu ngga bisa bayar, terpaksa kamu harus pergi dari kontrakan ibu." kata ibu Risma.
Dia lalu pergi meninggalkan Kirana yang masih bingung dengan semuanya. Dia benar-benar stres saat ini.
Kirana mengambil tasnya dan merogoh isinya, di raihnya ponselnya lalu dengan cepat menghubungi Denisa.
"Halo, Denisa?"
"Kenapa Kiran? Ada apa?"
"Lo kapan mau ngajak gue ketemu sama bis kakak lo itu?"
"Emang mau ngapain?"
"Ya elah, lo kan nawarin gue pekerjaan jadi guru privat anaknya bos kakak lo itu? Gue terima tanpa tapi, terus gue harus ketemu sama bos kakak lo di mana? Kapan?" tanya Kirana tidak sabar.
"Ooh, oke. Gue kirim alamat rumahnya aja ya. Lo kesana sendiri aja, gue ngga bisa ngantar lo ke rumah bos kakak gue."
"Oke, lu kirim alamatnya. Nanti gue ke sana sendiri, kirim alamatnya ke gue."
"Oke."
Klik.
Kirana menunggu pesan singkat dari Denisa, dan tak lama notif pesan singkat dari Denisa masuk. Kirana langsung membukanya, di sana ada alamat lengkap rumah dan catatan dari Denisa.
'Besok lo datang aja jam delapan pagi, bilang aja lo guru yang di suruh dari kakak gue.'
'Oke, thanks ya infonya.'
Lalu Kirana tersenyum, dia meletakkan ponselnya di meja. Dia membaringkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar itu.
"Besok mudah-mudahan di terima kerjanya." gumam Kirana.
_
_
_
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Linda Agustina
lagi seru baca iklan 😜
2023-11-24
0
Mamah Kekey
hadir
2023-10-20
0
Ani Aza
bagus
2023-10-20
0