Awalnya Jaden hanya iseng menonton balap motor liar tapi setelah tahu siapa orang di balik helm full face itu, Jaden sengaja mengikuti balapan demi mengejar gadis impiannya.
Suatu hari Jaden menantang Bia.
"Elo kalah," ejek Jaden yang menghentikan motornya di depan motor Bia.
Bia membuka helm full face yang ia kenakan lalu turun dari motor. "Selamat elo menang," Bia mengulurkan tangannya untuk menyelamati Jaden.
Jaden turun dari motor lalu membuka helmnya dan setelah itu menjabat tangan Bia. "Gue mau lo penuhi janji lo," ucap Jaden dengan seringai licik.
"Apa pun," ucap Bia mantap.
"Jadi pacar gue," permintaan Jaden membuat Bia menarik tangannya kasar.
"Terima terima terima," terdengar sorakan orang-orang yang melihat Jaden menembak Bia. Bia menjadi malu karenanya.
"Dasar orang sinting," umpat Bia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nirwana Asri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Bia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Dengan terseok-seok ia berusaha memunguti pakaiannya satu per satu.
Gadis yang sudah tak perawan lagi itu kecewa saat melihat pakaiannya sobek. "Bagaimana cara ku keluar dengan pakaian yang sobek seperti ini," gumamnya.
Tak lama kemudian dua orang pelayan wanita membawakan pakaian untuk Bia.
"Maaf nona kami membawakan pakaian untuk anda," kata salah seorang pelayan tersebut.
"Tinggalkan di sana," tunjuk Bia dengan dagunya yang mengarah ke ranjang.
"Baik nona, kami akan keluar, apa ada yang bisa kami bantu sebelum kami keluar?" tanya pelayan itu dengan sopan.
"Apakah di luar ada penjaga?" tanya Bia sedikit berbisik.
"Benar nona," Bia sedikit kecewa dengan jawaban pelayan itu.
Setelah menyuruh pelayan keluar Bia membersihkan diri dan berganti pakaian.Ia berencana kabur dari kamar itu.
"Aku tidak mau di sini,aku harus keluar," gumam Bia.
Ia pun berusaha membuka pintu tapi nampaknya pintu terkunci dari luar. Lalu ia memiliki ide. Bia memanggil layanan kamar. Lalu Bia meminta pelayan wanita itu untuk memakai bajunya.
"Tidak nona saya akan dipecat kalau tuan muda tahu," tolak pelayan tersebut.
Namun Bia memberikan penawaran dengan memberikan sejumlah uang apabila ia membantunya untuk kabur.Akhirnya pelayan itu mau bertukar pakaian dengan Bia.
Bia telah memakai pakaian pelayan dan menyanggul rambutnya agar terlihat sama persis.
Bia keluar dari kamar tersebut dengan hati-hati. Ia menghindari penjaga tersebut agar wajahnya tak terlihat oleh sang penjaga.
Setelah berhasil menyusup keluar. Ia akhirnya bisa bernafas lega. Namun ketika berjalan menuju lift ia bertabrakan dengan seorang wanita.
"Bia," panggil wanita itu.
"Ladu," panggil Bia dengan panggilan kesayangan yang ia berikan untuk Keyla.
"Kapan lo balik? elo ngapain pakai pakaian pelayan?" heran Keyla.
"Nanyanya nanti saja, bantu aku keluar dari sini," bisik Bia.Lalu mengajak Keyla keluar dari hotel.
"Bi, stop," Keyla menghempaskan tangan Bia saat ia menariknya keluar hotel.
"Aku di sini ada kerjaan," kata Keyla.
"Kerja apa? apa lo tahu siapa pemilik hotel ini?" cecar Bia. Keyla mengangguk pelan.
"**** elo ko gak bilang," umpat Bia.
"Gue gak tahu kalau lo mau balik ke Indo,"
"Nona," teriak seorang laki-laki yang merupakan orang suruhan Jaden.
Bia lari meninggalkan Keyla. Saat ia ingin masuk ke mobil Bia melupakan tasnya yang tertinggal di kamar hotel.
Ia pun menyetop taxi kemudian berhasil kabur.Orang suruhan Jaden itu tidak dapat mengejar wanita itu. Ia lalu menelpon tuannya.
"Maaf tuan, nona kabur," kata orang itu dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Apa?" Jaden kaget.
Lalu ia menuju ke kamar VVIP tempat mereka bercinta tadi. Ia menemukan tas Bia ketinggalan di dalam kamar.Jaden tersenyum licik.
"Ini akan membuatku bisa bertemu denganmu lagi honey,"gumam Jaden dengan seringai licik. Dia meraih tas tersebut lalu melihat isinya. Ternyata kunci mobil Bia juga ketinggalan.
Di sisi lain Berlian yang sudah sampai di rumahnya segera masuk ke dalam kamar. Ara heran putrinya itu pulang dengan pakaian yang berbeda.
Tak lama kemudian Bia turun lagi."Mau kemana Bi?" tanya Ara.
"Bayar taksi," sahut Bia sambil berlalu ke depan.
Setelah membayar taksi Bia mendapatkan banyak pertanyaan dari Ara.
"Bukannya kamu tadi pagi bawa mobil? pakaian kamu kenapa jadi pakaian waiters kaya gini?" cecar Ara.
"Ceritanya panjang ma," Bia memilih masuk kamar daripada harus menjawab pertanyaan ibunya. Ia tidak bisa bilang kalau Jaden telah merenggut keperawanannya.
"Dasar cowok br*ngs*k," umpat Bia sambil melempar sepatu yang ia kenakan.
Tak lama kemudian Ara mengetuk pintu kamar Bia. "Ada apa ma?" tanya Bia saat membukakan pintu kamarnya.
"Turun sebentar, ada tamu," kata Ara. Bia mengernyitkan dahi pasalnya ia tidak memiliki teman setelah kepergiannya ke Jerman.
"Keyla ya ma," Ara hanya tersenyum menjawab pertanyaan putrinya.
"Suruh tunggu ma aku ganti baju dulu," ucap Bia sebelum menutup pintu.
Setelah selesai berganti pakaian Bia turun. Jaden mengulas senyum di wajahnya yang tampan saat melihat gadis yang keperawanannya telah ia renggut itu tampil dengan gaya rumahan.
Bia menghentikan langkahnya saat ia melihat Jaden dari atas tangga.Ia menatap nanar lelaki yang saat ini sangat ia benci.
"Berlian mau kemana?" cegah Ara saat putrinya itu berbalik badan.
Bia terpaksa turun. Ia pun mendekat ke arah ibu dan mantan kekasihnya itu. Senyum Jaden tak pernah surut pada Bia. Sedangkan gadis itu memicingkan matanya.
"Mama tinggal dulu ya," kata Ara sambil tersenyum ke arah Jaden.
Bia bersungut-sungut menatap Jaden. "Mau apa lagi?" tanya Bia ketus
"Beginikah caramu menyambutku sayang, aku sangat merindukanmu, apalagi setelah percintaan panas tadi pagi," ucap Jaden dengan seringai licik.
Bia melempar bantal sofa yang ada di dekatnya. "Dasar baj*nga*," umpatnya kesal pada Jaden.
Jaden menangkap bantal yang Bia lemparkan ke arahnya. "Tenanglah sayang, aku kemari hanya ingin mengembalikan tas dan mobilmu yang ketinggalan di hotel," Jaden meletakkan barang-barang milik Bia di atas meja.
"Sekarang pergilah, pergilah dari kehidupanku," ucap Bia dengan penuh penekanan.
"Apa kau yakin menyuruhku pergi, bagaimana kalau kau hamil setelah apa yang aku lakukan tadi?" perkataan Jaden membuat Bia membelalakkan matanya.
"Aku tidak akan hamil, kalau aku hamil aku akan menggugurkan kandungan ini, aku tidak sudi melahirkan anak dari baj*nga* seperti dirimu," geram Bia.
Jaden menarik ujung bibirnya. "Aku memang sengaja menjebakmu agar kita bisa menikah, apalagi kalau kau sudah hamil, kau pasti tidak akan menolak pertanggungjawaban ku," kata Jaden tak kalah geram.
"Kau akan mendapatkan masalah jika orangtuaku tahu," ancam Bia.
Namun Jaden seakan tidak peduli dengan ancaman Bia. "Aku sudah siap menghadapi ayah mertuaku," tegas Jaden.
Bia kembali menghantam laki-laki di depannya itu dengan bantal berkali-kali. Tapi Jaden tidak melawan. Ia membiarkan gadis yang tak perawan lagi itu menumpahkan kekesalannya.
"Berlian apa yang kamu lakukan?" teriak Ara yang melihat pemuda di hadapannya itu tak melawan putrinya sama sekali.
"Nak kamu tidak apa-apa?" tanya Ara pada Jaden. Pemuda itu hanya menggeleng.
"Berlian mama kecewa sama kamu, mama tidak pernah mengajari kamu bersikap kurang ajar pada orang lain," sentak Ara.
Bia yang bertambah emosi saat Ara membela Jaden. Ia memilih naik ke kamar daripada menjelaskan alasannya memukuli Jaden. Sedangkan Jaden tersenyum penuh kemenangan.
"Tante saya permisi dulu," Jaden meraih tangan Ara kemudian menciumnya.
"Tolong maafkan anak tante yang kurang ajar itu," kata Ara diiringi tawa keduanya.
...❤️❤️❤️...
Yuk dukung karya othor biar semangat up ya. Bantu like dan share ya kalau kamu suka cerita ini. No copas bikin karya itu susah mikirnya gak sebentar tolong hargai karya saya dan author lain.