My Beloved Partner
Hallo my beloved readers ku tercinta. Ini novel baru aku ya, tapi masih sequel dari cerita KEPINCUT CINTA MISS OJOL. Jadi disarankan membaca novel sebelumnya.
Happy reading.
...❤️❤️❤️...
"Bia,Bia,Bia," seru sorak penonton balapan liar yang ada di pinggir jalan malam itu.
Berlian Indah Arrasya gadis 21 tahun yang tak lain putri tunggal dari pasangan Mutiara Ramadhani dan Arrasya Ramadhan ini menyukai balapan liar. Bia panggilan akrabnya melakukan balapan liar tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.
"Ayo Bia kamu pasti menang," teriak Keyla teman sepermainan Bia dari pasangan Lulu dan Didu.
Meski mereka beda usia dua tahun, tapi Bia dan Keyla sangat akrab sejak kecil. Itu dikarenakan orang tua mereka yang bersahabat dan keduanya pun merupakan anak tunggal.
Greng Greng Greng
Bia menggeber gas motornya seraya menahan rem motor dengan kakinya sebelum balapan dimulai.Asap motor sudah pasti mengepul kemana-mana.
Di samping motornya sudah ada Jaden yang tersenyum sinis ke arah Bia. Laki-laki 27 tahun dari pasangan Celine dan Darren itu juga sering ikut balapan liar. Dengan setelan jaket kulit dan celana jins robek laki-laki tampan itu duduk di atas motor sport miliknya.
"Lo gak kan menang lawan gue," ucap Jaden meremehkan sebelum menutup kaca helmnya.
Emosi Bia serasa terbakar mendengar tantangan dari mulut saingannya itu. Keduanya bersiap mengikuti balapan. Bia dan Jaden sama-sama melihat ke depan mengikuti instruksi seorang wanita yang memegang sapu tangan.
"Kalian siap?" Tanya wanita cantik nan seksi itu.
Bia dan Jaden mengangguk. Keduanya sama-sama tegang. Mereka bersiap untuk menarik gas motor mereka.
"Mulai!" Wanita itu melempar sapu tangan ke udara.
Bia dan Jaden melesat jauh ke depan. Orang-orang yang menonton menonton sangat antusias. Kebanyakan usia mereka sekitar dua puluh tahunan.
"Huuuuuu," suara penonton kembali ramai mengiringi keduanya yang sedang beradu balap.
Bia sedikit memimpin di depan. "Lo cemen," cibir Bia. Jaden yang tidak terima lalu menaikkan kecepatan motornya. Jaden telah melesat beberapa meter di depan Bia.
Bruak
Terdengar suara motor terjatuh dari belakang. Jaden lalu menghentikan motornya. Dia menoleh dan menduga suara itu berasal dari motor Bia. Tak butuh waktu lama ia pun memutar motornya untuk menolong Bia.
"Aduuh tangan gue," keluh Bia yang melihat sikunya lecet.
"Elo gak papa?" Jaden mengulurkan tangannya untuk Bia.
"Gak perlu,gue bisa bangun sendiri," ucap Bia ketus sambil menepuk telapak tangan Jaden.
"Dasar gadis sombong," ejeknya.
Keyla yang mengetahui temannya jatuh langsung menghampiri gadis itu.
"Bi elo kagak kenapa-kenapa kan? jangan kenapa-kenapa dong Bi ntar gue bilang apa ke om dan tante," Keyla bicara panjang lebar karena panik.
"Diem lo, bantu gue bangun," titahnya pada Keyla. Keyla pun membantu Bia bangun.
"Buset berat amat lo Bi, dosa lo makin nambah nih kayanya gara-gara sering bohongin orang tua lo," omel Keyla.
"Cih, elo juga sama," cibir Bia.
"Kak, ko kakak diem aja sih," omel Keyla pada Jaden.
"Hei Nona, tadi gue juga udah bantuin temen lo, tapi dianya yang sombong," cibir Jaden.
"Anterin gue pulang," pinta Bia pada Jaden.
"Dasar cewek aneh tadi aja ditolongin gak mau sekarang minta anter pulang," ejek Jaden.
"Kasian kak motornya remuk nih, eh maksud aku badannya Bia yang remuk, lihat tuh dengkulnya mpe sobek gitu, mana bisa dia bawa motor sendiri," bela Keyla yang mendapat dukungan dari sahabatnya.
"Ya udah ayo lah." Jaden pasrah.
Pukul 00.30 Bia sampai di depan rumahnya.
"Thanks ya," ucapnya pada Jaden. Laki-laki itu mengangguk.
"Hati-hati kena damprat sama bokap lo," ejeknya sebelum pergi dari halaman rumah Bia.
"Sialan tu cowok." Bia mengambil sepatunya, ingin rasanya ia melempar sepatu yang ia pakai.
Lalu Bia mencoba membangunkan satpam yang menjaga rumahnya.Dilihatnya satpam itu sedang tertidur dalam keadaan duduk.
"Pak, bukain woi," panggil Bia pada satpam rumahnya yang sedang tertidur.
"Pak,pak." Beberapa kali dipanggil satpam itu masih tertidur pulas. Akhirnya Bia terpaksa menaiki pagar rumahnya yang lumayan tinggi itu.
Perlahan dia naik di sela-sela jeruji besi itu. Lalu dia turun dengan hati-hati. Bia yang memegang kunci serep rumahnya membuka handle pintu secara perlahan.
Ceklek
Lampu rumahnya sudah gelap itu artinya semua penghuni rumah sudah tertidur. Namun, sedetik kemudian lampu rumahnya menyala.
"Mampuuus gue," umpat Bia dalam hatinya.
"Darimana kamu pulang sampai larut?" suara berat itu mengintrogasi.
Bia menoleh pada papanya. Di sampingnya juga ada mamanya yang sudah menyilangkan tangannya di depan daada.
"Aku...aku," jawab Bia terbata-bata.
"Ya ampun Bia kenapa lutut kamu bisa sobek gini," tanya Ara setelah menoleh ke arah bagian bawah tubuh putrinya.
"Aku gak papa ma udah biasa," jawabnya santai.
"Papa gak habis pikir sama kelakuan kamu, bisa-bisanya kamu ikut balap liar," omelnya.
"Tahu dari mana, Pa?" Tanya gadis itu sambil menunduk.
"Dari om Didu," jawab Rasya.
"Sial ini pasti gara-gara tukang ngadu itu, awas lo Ladu gue bikin perhitungan sama lo nanti,"
"Sudah sana masuk obati luka kamu," teriak Rasya membuat Bia kaget.
"Baik paduka," kelakar Bia yang membuat papanya geleng-geleng.
Ara mengantar anaknya naik ke atas lalu mengambil kotak obat untuk Bia.
"Kamu habis jatuh dari motor ya?" tanya Ara sambil mengoleskan obat luka ke lututnya.
"Aw mam pelan-pelan," Bia meringis kesakitan.
"Lagian kamu jadi anak perempuan gak ada manis-manisnya, pakai apaan nih, celana sobek-sobek kaya gembel, kamu kira kami tidak bisa membelikan kamu baju-baju mahal," Ara mencebik kesal.
"Maafin Bia, Mam." Bia memeluk mamanya untuk meredakan kemarahannya.
"Kamu paling bisa buat hati mama luluh, besok kamu jangan mengulangi perbuatan kamu lagi atau papa akan marah dan mencabut semua fasilitas yang kami berikan," ancam Ara pada putrinya sebelum keluar dari kamar Bia.
"Oh my God, gak kebayang gue kalau jadi gembel," mendadak kepala Bia jadi pening membayangkan dirinya tanpa fasilitas mewah yang orang tuanya berikan.
Keesokan harinya
"Met pagi Pa, Ma," sapa Bia seraya mencium kedua pipi orang tuanya.
"Hari ini kamu mau kuliah?" Tanya Rasya.
"Ya seperti biasa," jawab Bia santai.
"Baiklah hari ini kami diantar supir," Bia jadi tersedak saat mendengar ucapan papanya.
"What? Biasanya Bia kan pakai motor sendiri pa," protes anak perempuan Rasya.
"Untuk hari ini dan seterusnya, kamu diantar supir," kekeh Rasya.
"Baiklah," jawab Bia pasrah.
Lalu setelah berpamitan dengan orang tuanya Bia mendekati supir pribadi Rasya. "Ayo pak Kemal kita berangkat sekarang," ucapnya pada sang supir.
"Loh saya mau nganter Pak Rasya, Non."
"Kata papa dia minta bapak nganterin saya," bantah Bia.
"Siapa yang suruh Pak Kemal nganter kamu?" suara bariton itu menjawab.
"Trus??" Tanyanya singkat.
"Kamu diantar sama driver ojek online," balas Rasya dengan ekspresi datarnya.
"Whatt? Papa becanda ya?" Bia dengan ekspresi tak terima.
"Papa serius,mulai hari ini motor kamu akan papa jual," ancam Rasya.
Bahu Bia meluruh mendengar keputusan papanya. Ia tidak menyangka akibat kepergok semalam urusannya jadi runyam begini.
"Laduuu ini semua gara-gara elo," umpat Ara menyalahkan Keyla sebagai penyebab kemalangan yang ia alami.
...❤️❤️❤️...
Like komen and share ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Mom Yara
sukses terus kak,
2023-05-08
0
Renireni Reni
lanjuttt di sini👍👍💪💪💪💪💖💖💖💖
2023-01-13
1
Pa'tam
kok aku baru tau ada sequel kepincut Miss ojol. jadi telat bacanya.
2022-11-07
1