Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung Ke Rumah Eyang Sema
Lova melambaikan tangan melihat keberadaan Kenzo di kantin kampus. Cowok itu memberikan senyum terbaiknya, beranjak dari duduknya, lalu memeluk Lova yang baru saja tiba.
"Gue kangen banget bebe." Kenzo mengecup pucuk kepala Lova.
Lova mengurai pelukan mereka. Mencubit gemas pipi Kenzo. "Emang lo doang yang kangen?"
"Ck, kalau gitu jangan dicubit dong. Tapi kiss."
Sontak Lova memukul lengan Kenzo, sementara teman-teman Kenzo yang berada di sana sudah meledek melihat sikap manja Kenzo pada Lova.
"Pindah aja bebe, di sini banyak yang syirik," ujar Kenzo merangkul Lova keluar dari kantin.
"Lo ngilang kemana sih? Dari kemarin susah banget dihubungi?"
Lova menoleh, lalu tersenyum tipis menyembunyikan kegugupan nya.
"Gue nyari kerja, biar nggak ngrepoti lo terus."
"Nggak boleh, lo itu nggak boleh kerja, udah jadi pacar gue aja dan uang bulanan tetap jalan kok."
Lova gemas sendiri mendengar kata-kata Kenzo, ia mencubit gemas perut Kenzo sampai membuat cowok itu mengeluh sakit.
"Auw, bebe."
"Biarin, ngomongnya sih gitu terus."
"Tapi gue serius bebe, apa kurang uang jajan lo selama ini?"
Lova langsung menggeleng, uang yang Kenzo kirimkan sudah lebih dari cukup, ia tidak mau semakin merepotkan Kenzo, perlahan ia harus mulai menghindar Kenzo, bukan langsung pada orangnya, tetapi kebiasaan cowok itu yang mengirimkan nya uang setiap bulan.
"Ken, gue mau ngomong serius sama lo."
Kenzo menatap dalam manik mata Lova. Keduanya kini sudah duduk dibangku taman kampus.
"Apa? Jangan bikin gue deg-degan gini bebe, kalau lo minta dinikahi sekarang? Oke, gue ngomong sama mama papa dulu."
Mendengar ucapan Kenzo yang Lova anggap sebagai candaan membuat Lova tertawa. Ia menggeleng dengan masih mempertahankan tawanya.
"Bukan itu, tapi ini masalah uang yang lo kirim selama ini."
"Fine, gue tambah mulai bulan ini, lo ngomong aja kalau kurang bebe, apapun gue lakuin buat lo."
Der
Ini, ini yang membuat hati Lova merasa berkecamuk, Kenzo terlalu baik untuknya, sementara ia sudah melakukan kejahatan di belakang Kenzo, dengan menikah secara diam-diam dengan om nya Kenzo saja itu sudah merupakan suatu kejahatan.
Tanpa dicegah, mata Lova berkaca-kaca, ia menggenggam tangan Kenzo lalu menciumnya dalam, meski ia tidak memiliki rasa untuk Kenzo, bukan berati Lova harus bersikap seenaknya dengan cowok yang sudah banyak membantunya selama ini.
"Hei, lo nangis bebe?" Kenzo dengan sayang mengusap lembut pipi Lova dengan ibu jarinya.
"Enggak kok, gue ngerasa beruntung aja bisa kenal lo."
Kenzo terkekeh. Ia mengecup lembut pipi Lova yang tadi sempat ia usap dengan ibu jarinya.
"Lo itu udah dapetin semua dari gue, hati gue sepenuhnya buat lo bebe, tinggal perjaka gue aja yang belum gue berikan."
Sontak saja suasana yang tadinya sempat melow berubah menjadi panas. Bukan karena terpancing gairah, tetapi Lova yang sudah menatapnya sinis.
"Dasar mesum!"
"Hahaha, sorry bebe, emang bener kan tapi?" Kenzo menghampiri Lova yang sudah lebih dulu berjalan ke arah mobilnya.
"Kemana dulu kita bebe?"
"Supermarket deh, gue mau beli bahan-bahan nya dulu."
Kenzo mengangguk, lalu segera melajukan mobilnya menuju ke supermarket terdekat sebelum ke rumah eyangnya. Lova tadi sudah memberitahu Kenzo jika ingin pergi ke rumah eyangnya, dengan dalih rindu dengan wanita yang sudah cukup tua juga sangat baik padanya.
"Hai eyang, bagaimana kabarnya?" sapa Lova lembut ketika melihat eyang Sema yang sedang duduk di teras depan rumah.
"Baik, kamu bagaimana sayang?" tanya beliau memeluk Lova dengan hangat.
Tidak tahu saja eyang Sema, jika gadis yang sedang dipeluk olehnya itu merupakan salah satu menantunya.
"Baik dong eyang, makanya Lova ke sini, soalnya kangen sama eyang."
Eyang Sema semakin tersenyum hangat mendengar ungkapan Lova pada beliau.
"Eyang juga kangen sama kamu, ayo masuk," ajaknya.
"Oh iya eyang, Lova bawa bahan-bahan pengen buat kue pisang, kata Kenzo eyang suka kue pisang ya?"
"Benar, Kenzo sudah banyak cerita ya sama kamu tentang keluarganya?"
Lova mengangguk dengan senyum. Lalu menaruh bahan-bahan yang tadi sengaja ia beli di supermarket. Tidak lama setelah itu Kenzo datang, namun tidak sendiri melainkan dengan Serina.
"Bebe," panggil Kenzo tersenyum tampan.
Lova menoleh, sempat tersenyum menyadari kedatangan Kenzo, tapi seketika senyum itu hilang melihat adanya Serina.
Tolong ingatkan Lova, wajar jika Serina berada di rumah itu, mau bagaimanapun Serina itu menantu dan juga istri dari Jeriko, harusnya Lova tidak perlu terkejut akan hal itu, namun agaknya Lova lupa mengenai status Serina setelah ia menikah dengan Jeriko.
"Hai tante," sapa Lova ramah.
Serina membalas dengan senyum. Lalu menghampiri Lova dan eyang Sema.
"Aku tadi sudah bicara sama Jeri ma."
"Bagaimana?" tanya eyang Sema penasaran.
Serina mengangguk dengan senyum hangat, namun sebelum berucap Serina sempat melirik ke arah Lova.
"Jeri setuju kita akan bulan madu."
Deg
Perasaan Lova seketika memanas, ia meneguk ludahnya dengan kasar, tidak dipungkiri meski ia hanya menjadi istri rahasia, tetap saja Lova merasa sakit, atau bisa dikatakan tidak terima.
'Mereka akan bulan madu?'
'Nggak akan gue biarin'
"Bagus kalau begitu, nanti biar mama yang siapkan semuanya."
Serina mengangguk, ia melirik Lova yang sudah memasang mimik wajah berbeda, sedikit terkejut dengan wajah memerah Lova yang terkesan tidak suka, tetapi Serina tidak tahu apa alasan nya.
Jika Lova tidak suka karena kehidupan Serina yang terlihat begitu sempurna sekarang, memiliki suami kaya raya dan tampan, maka itu lebih baik. Serina bisa membanggakan kehidupan nya sekarang, dan Lova akan selalu berada di bawahnya.
"Bebe." Kenzo memeluk Lova dari arah belakang. Mengecup lembut kepala gadis itu.
"Ken, jangan agresif gitu dong, kalian belum menikah," peringat eyang Sema malah dibalas kekehan oleh Kenzo.
"Aku lagi latihan eyang, nanti kalau udah nikah lebih romantis dan agresif dari ini, iya nggak bebe?"
Lova tertawa, ia melirik Serina sekilas, lalu mencubit gemas pipi Kenzo.
"Jangan nakal, nanti aku aduin saka eyang lho."
"Ayo Lova, kita langsung ke dapur aja." Eyang Sema menarik tangan Lova untuk mengajakanya ke dapur. Meninggalkan Kenzo dan Serina.
"Tante, bagi tips di atas ranjang ya nanti kalau aku udah nikah sama Lova." Kenzo nyengir setelah mengatakan itu, pergi menghampiri Lova yang sudah lebih dulu dibawa oleh eyang Sema.
Serina terkekeh. Kenzo ini mirip sekali dengan mamanya-Yesi. Sedikit vulgar dan ceplas-ceplos kalau berbicara. Tetapi mengingat itu seketika membuat hati Serina terasa sakit. Serina sendiri tidak tahu seperti apa rasanya bermain di ranjang bersama dengan Jeriko.
"Mungkin aku baru akan merasakan nya sebentar lagi." gumam Serina berjalan ke arah kamarnya untuk menyambut kedatangan Jeriko nanti.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻