Dibawah Ancaman Mafia Kejam

Daniel mengerutkan kening ketika pria ini menyebut nama Ana, mereka seperti saling mengenal....

Namun...ia tetap harus bersikap melindungi kan, tuan Alex berpesan padanya untuk menjaga Ana...jika terjadi sesuatu maka Daniel akan habis......

''Siapa kau....''

Daniel berdiri di antara Ana dan Danar dan memutus tatapan mereka...

Danar tersenyum melihat pria asing yang menghalangi mereka, pria itu mendekat dan menatap mata Daniel yang tajam.....

''Aku yang harus bertanya siapa kau....aku adalah kekasih Ana...apa kau mengerti...''

Ucapan Dana membuat Fania juga Daniel serta Ana terkejut...

Bagi Fania..semua terasa masuk akal sekarang, menyadari kemarahan tuan Danar di Hotel waktu itu sungguh membuat semua pegawai langsung membuat kesimpulan di kepalanya, ada sesuatu yang terjadi antara Ana dan juga tuan Danar...

Tatapan tajam itu sama persis dengan tatapan yang di tunjukan tuan Danar di Hotel,.....Fania menoleh ke arah Ana yang masih berdiri dalam diamnya...

Hal yang sama di alami Daniel, ternyata Ana sudah punya kekasih...? ia sangat terkejut dan tampaknya tuan Alex tidak akan terima, Daniel merasa tuan Alex menyukai Ana...lalu, apa yang harus ia lakukan sekarang.....jika tuan ALex tau maka apa yang akan terjadi.....?

''Jangan membuat gosip tuan Danar, teman-temanku juga akan salah paham dengan hubungan kita..''

Danar menaikan sudut bibirnya...tanpa sengaja ia telah melanggar batas yang ia buat sendiri, dulu Danar selalu menjunjung nama baik dan kasta dalam memandang hubungan....

Fera melanggarnya dengan mencintai pria miskin, lalu solah mendapat kutukan yang sama saat ini...Danar jatuh cinta pada gadis yang jauh dari kasta yang sama.....

Hubungan yang rumit di anatar mereka tak membuat Danar berpikir dua kali...perasaannya terlalu kuat mengalahkan kasta tertinggi dalam prinsipnya...

''Ana....aku ingin bicara dan aku tidak akan pergi sebelum kau...setuju..''

Ana kemudian memutuskan mengalah...lagi pula ia tak ingin membuat keributan malam ini...ia juga harus menyelesaikan masalahnya dengan Danar agar pria ini menjauh darinya.....

''Baiklah...mari kita bicara.....''ucap Ana...

Daniel menggeleng menatap Ana dan menolak ketika gadis itu ingin masuk ke dalam mobil Danar.....

''Jangan lakukan itu Ana...ikut dengan pria yang sedang marah bukanlah hal yang baik Ana...''pinta Daniel dengan cemas...

Tuan Alex akan membunuhnya jika terjadi sesuatu dengan Ana.......

Ana tersenyum, ternyata Daniel begitu perhatian dan baik padanya, hatinya menjadi hangat...seperti mendapatkan saudara lelaki yang sedang khawatir...

''Semua akan baik-baik saja, kau...antarlah Fania pulang....aku akan di antar oleh Danar setelah kami selesai berbicara....''

Daniel menggeleng sekali lagi, menghalangi jalan Ana.....

''Dimana kalian akan bicara Ana...''

''Daniel.....''

''Anggaplah aku kakakmu, aku tidak akan berbuat apapun...aku hanya ingin tau agar hatiku tenang Ana.......''ucap Daniel dengan wajah yang sangat cemas........

Ana akhirnya mengangguk........

''Kami akan berbicara di Restoran "Kabut Merah'' di atas bukit....disana sedikit ramai kan.......''

Daniel mengangguk merasa lega, ia akan segera memberitahukan informasi ini kepada tuan Alex.....

Daniel lalu tersenyum...........

''Hati-hati.''gumannya pelan.....

Ana lalu pamit pada Fania dan kemudian masuk ke dalam mobil milik Danar dan segera berlalu dari sana...

Fania memeperhatikan geark Daniel yang tak biasa, pria itu meminta waktu untuk menelfon seseorang lalu kembali dengan senyum yang cerah........

''Ayo...aku akan mengantarmu pulang.''bisik Daniel dengan senyuman.........

''Kau menelfon siapa...''

''Ibuku, aku memintanya untuk tidak menungguku...aku akan pulang sedikit terlambat.''

''Kau pria yang baik, Daniel...''bisik Fania senang....

''Terimakasih, aku hanya,....ingin berbakti.''ucap Daniel dengan senyuman misterius......

Fania hanya tersenyum menyimpan sedikit kerutan di dahinya.........mereka lalu melanjutkan perjalanan

*******************************

Danar meneliti segaram Minimarket yang di pakai Ana dan tersenyum....

''Jadi kau bekerja di minimarket itu..''

''Aku sangat bahagia dengan pekerjaan baruku, aku.....tidak pernah sebahagia ini sepanjang hidupku yang kelam..''ucap Ana menatap ke luar jendela mobil,.....

Danar terdiam sembari terus menjalankan mobilnya dengan pelan.......

''Aku....merindukanmu Ana...''

Ana tertawa kecil....

''Aku tersanjung sekali tuan Danar yang sangat sibuk mau memikirkan gadis miskin sepertiku...aku sangat terharu.....''balas Ana dengan senyuman yang sinis...

Danar hanya diam saja, ia memilih mengalah...wajar jika Ana masih marah padanya...

Mobil akhirnya sampai di restoran mahal itu....merekapun turun, dan melangkah masuk ke dalam Restoran yang lebih mirip seperti taman di atas bukit, memilih duduk di luar ruangan Danar lalu mengambil tempat duduk tepat di hadapan Ana.......

'' Kau mau pesan apa Ana...''

''Air putih saja...''ucap Ana dengan nada dingin......

Danar menghela nafas....sambil memijit dahinya Danar menatap Ana dengan tatapan sayu......

''Aku sangat lapar Ana,....aku sudah melewatkan makan dengan teratur...apakah kau harus setega itu....''

Ana mengerang kesal....jika ia tak mengingat pria ini pernah menyelamatkan hidupnya Ana tak akan mau menemuinya....

''Kau pria kaya yang tidak kekurangan makanan bukan...jangan mulai berbohong...aku tak akan tertipu dengan orang kaya seperti kalian...''

Danar memilih tidak menanggapi kata-kata sinis dari Ana dan ia mulai memesan makanan...

Keheningan melanda mereka..........

''Ana....aku inginn kau kembali ke Hotel, aku telah meminta Fera dan juga Steve minta maaf kepadamu, Fera sangat menyesal....aku akan........''

Sebelum Danar menyelesaikan kata-katanya Ana sudah berdiri dengan tatapan kebencian yang mulai menguasainya...

''Jadi kau datang karna keponakan tersayangmu itu yah..'' hati Ana sungguh merasa panas......

Danar berdiri dan merasa bingung dengan kemarahan Ana yang kentara...bahkan beberapa pengunjung yang lain menatap ke arah mereka sambil berbisik....

''Ana....''

''Seharusnya aku tidak ikut denganmu....aku harus pulang sekarang.....''

Ana meraih tasnya dan melangkah keluar dari restoran itu, sungguh hatinya terluka..bisa-bisanya Danar datang karna Fera yang ingin....

Minta maaf....? Ana tertawa dengan sangat kesal...ia sama sekali tak akan percaya pada mereka, dan kebenciannya semakin besar....

Ana sampai di parkiran mobil namun, lengannya di tarik kebelakang........mau tak mau Ana menoleh dengan terpaksa...

''Danar lepaskan aku...''

''Apa susahnya untuk berdamai Ana.....''

''Berdamai.....Ana bersedekap, matanya berkaca-kaca....kau yakin Fera mau berdamai atau malah menghinaku tuan Danar yang terhormat....''

''Ana.....Fera sangat menyesal dengan yang terjadi, meski kau memukulnya dia...''

''Yah.....seperti biasa, Fera selalu mengatakan kebohongan dan kau menelannya tanpa mencerna..dia tak mengatakan mengapa aku memukulnya.'' ucap Ana tajam.

Danar tak punya jawabannya............

''Aku hanya ingin kalian bisa akur...aku ingin hubungan kita...........''

''Tidak ada perdamaian antara aku dan juga Fera...penghinaannya kepadaku sudah melebih kesabaranku tuan Danar.....airmata Ana akhirnya menetes.....bukankah sudah cukup pengorbanan yang aku lakukan untuk keluarga kalian.....''jerit Ana dengan penuh penekanan...

Danar memejamkan matanya, ia hanya ingin ketenangan.....dan ia juga ingin Ana..disisihnya.....

''Ana.....aku mohon..kau tau jika aku sangat mencintaimu...''bisik Danar dengan suara yang tegas....

Ana terkejut..........