NovelToon NovelToon
Suamiku Pria Tulen

Suamiku Pria Tulen

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Nur Azizah gadis biasa yang telah dijual oleh tantenya sendiri untuk menebus rumah yang akan disita. Nur tidak menyangka, nasibnya akan tragis. Saat orang yang membeli tubuhnya berusaha menodai gadis itu, dengan susah payah Nur berusaha kabur dan lari jauh.
Dalam aksi pelariannya, Nur justru dipertemukan dengan seorang pria kaya raya. Seorang pria tajir yang katanya tidak menyukai wanita.
Begitu banyak yang mengatakan bahwa Arya menyukai pria, apa benar begitu?

Rama & Irna

Masih seputar pria-pria menyimpang yang menuju jalan lurus. Kisah Rama, si pria dingin psiko dan keras. Bagaimana kisah Irna hidup di sisi pria yang mulanya menyukai pria?


Jangan lupa baca novel Sept yang lain, sudah Tamat.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Menikahi Majikan

Instagram Sept_September2020

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Test Pack

Suamiku Pria Tajir #20

Oleh Sept

Rate 18+

"Ada apa dengan anak ini?" batin Arya yang berdiri di depan pintu kamar mandi. Ia bisa mendengar dengan jelas suara Nur yang muntah di dalam.

Sesaat kemudian, gadis yang sudah tidak gadis itu melangkah keluar dengan pelan. Nur berjalan dengan mata yang waspada, ia mencari sosok pria yang tinggal bersamanya itu. Ketika sedang mengendap-ngendap, tiba-tiba suara Arya membuatnya terhenyak. Pundaknya terangkat karena kaget.

"Oles ini!" Arya yang baru datang dan membuat Nur terkejut, memberikan pada Nur sebuah botol kecil, sepertinya sebuah minyak aroma therapy.

"Terima kasih," ucap Nur kemudian buru-buru masuk ke kamarnya sendiri.

Melihat Nur yang menghindar, Arya hanya mampu menatap kepergian koki terbaiknya selama sebulan ini. Ya, Nur menjadi chef bintang lima di apartemennya. Apapun yang ia mau, Nur pasti membuatnya. Memasak sembarang menu kesukaannya. Tapi, Nur sepertinya masih menciptakan dinding kokoh di antara mereka. Wanita muda itu, selalu menghindar. Tidak mau bertatap muka terlalu lama dengannya.

Arya sadar, mungkin Nur masih marah dengan peristiwa malam itu. Dan kini Arya merasa gelisah. Semoga ia salah, semoga Nur tidak mengandung benih yang ia tanam. Arya tidak bisa membayangkan, bagaimana bila Nur benar-benar hamil dari benih yang tidak sengaja ia tanam malam itu.

***

Pagi hari, masih terlalu pagi tapi langit mulai mendung menggantung. Benar apa kata ramalan cuaca di ponsel Nur, bahwa kota Jakarta akan diguyur hujan hari ini. Padahal, subuh tadi gerimis melanda tanpa henti, membasahi permukaan bumi, dan sepertinya akan terus berlajut hingga siang apa malah sore hari.

"Hati-hati Nur, licin!" baru mulutnya selesai bicara saat melihat Nur melewati genangan air ketika mau masuk mobil. Tak tahunya, Nur malah terpeleset. Alhasil, bajunya yang semua rapi karena akan berangkat ke kampus, jadi kotor sebagian.

"Ya Amppun!" Arya langsung buru-buru membangunkan wanita muda tersebut.

"Masuklah, ganti pakaian ... aku tunggu di sini!" tambah Arya.

Nur mengangguk sambil mengusap belakang tubuhnya yang sedikit kotor.

"Kamu bukan anak kecil, begitu saja jatuh!" batin Nur kemudian tersenyum.

***

Di dalam mobil, Arya menunggu kemunculan Nur. Lama sekali anak itu, tidak sabar, Arya memutuskan turun. Namun, baru melangkah sejenak Nur muncul dengan pakaian yang sudah ganti.

"Apa sakit?"

Nur menggeleng.

"Oh ... ya sudah. Pasang sabuk pengamanmu," titah Arya.

Mbremmm

Mobil melaju meninggalkan kediaman Arya menuju kampus di mana Nur menempuh pendidikan baru-baru ini.

"Naik taksi seperti kemarin ya, nanti kalau aku pulang agak cepet, aku jemput."

"Nggak ... nggak usah, Mas. Nur naik taksi aja." Jelas Nur menolak, ia kurang nyaman dekat-dekat Arya.

"Baiklah, terserah kamu," seru Arya sembari mengeluarkan dompet. Pria itu mengeluarkan beberapa lembar uang warna merah.

"Pegang ini," serunya sambil menatap Nur. Arya memberikan sejumlah uang pada Nur. Mungkin uang saku, atau malah uang belanja? Nur kan istrinya.

"Yang kemarin masih, Mas."

"Gak apa-apa, pakai saja ... makan sama teman-teman kamu!" paksa Arya.

Nur yang merasa Arya sudah memberi lebih dari cukup selama ini, menggeleng cepat. Wanita muda itu lantas buru-buru turun. Sampai lupa map kecil yang ada di atas dashboard mobil.

Arya tersenyum melihat Nur yang sudah menjauh. Sadar kalau Nur meninggalkan barangnya, Arya bergegas mencari Nur di antara kerumunan mahasisawa yang juga baru datang.

"Nur!" panggil Arya sembari mendekat. Seketika, kerumunan mahasisawa yang kebanyakan perempuan itu, mengalihkan perhatian ke pada Arya.

Mendadak terdengar banyak bisikan seperti sarang lebah.

"Ganteng ya ..."

"Kelihatan tajir, tapi kok ... astaga! Anak baru itu rupanya simpanan om-om!"

"Sugar daddy maksudnya?"

"Gue mah ogah! Biar miskin tapi punya harga diri!" cetus salah satu mahasiswi yang kelihatan iri dan dengki.

***

"Ngapain Mas ke sini?" Nur reflek menarik lengan Arya untuk menjauh dari keramaian.

"Barangmu ketinggalan," Arya menyodokan map milik Nur.

Nur menatap benda itu, benda yang ketinggalan dan membuat ia jadi pusat perhatian.

"Terima kasih, Nur masuk dulu!"

Nur lantas berjalan cepat-cepat, rasanya ia tadi sempat mendengar suara sumbang mengenai dirinya dan Arya. Tidak mau mendengar perkataan yang bagai racun, Nur memilih langsung menuju kelas.

***

"Gimana? Udah sehat?" tanya Mega yang baru datang dan langsung duduk di sebelah wanita tersebut.

Nur melempar senyum pada teman barunya, sepertinya hanya Mega yang mau berteman dan tidak suka julid seperti kawan-kawan lainnya.

"Maaf ya, jangan marah. Di depan kok rame banget. Bener nggak kata mereka? Kamu tadi disamperin pria tajir, dewasa dan ehem ..."

Nur menatap tajam pada temannya.

"Maksudnya?"

"Ah ... lupakan."

Mega memilih mengalihkan perhatian dengan langsung membuka tas dan pura-pura membaca. Ia lebih percaya temannya dari pada gosip. Mana mungkin Nur gadis lembut itu simpanan om-om. Dasar gosip gak berkelas.

Sore harinya, selesai mengerjakan tugas dan meminjam beberapa buku untuk referensi di perpustakaan, Nur keluar sambil memeluk buku-buku yang berukuran tebal itu.

"Duh!" Ia mendesis kesal ketika melihat siapa yang ada di depannya. Sengaja menghindar, Nur langsung putar balik. Meski agak jauh, tidak apa-apa. Asal tidak berpapasan dengan Raya. Senior Nur yang akhir-akhir ini menganggu wanita muda tersebut.

Cukup jauh Nur melewati lorong panjang, karena sudah sore, suasan pun nampak sepi dan hening. Nur bahkan dapat mendengar derap langkah kakinya sendiri.

Aneh, ketika sampai di gerbang. Bibirnya mengembang tanpa ia sadari. Nur melihat mobil Arya yang sudah terparkir tak jauh dari sana.

"Nur bisa pulang sendiri," ucapnya seraya membuka pintu.

"Selamat sore, Non. Pak Arya meminta saya untuk menjemput. Beliau ada meeting mendadak. Dan mungkin akan lembur," ucap orang suruhan Arya. Seketika wajah Nur langsung berubah.

"Ah ... iya. Terima kasih, Pak."

Ketika dalam perjalanan, tanpa sengaja Nur menatap apotek di pingir jalan. Kebetulan di antar sopir kantor Arya. Nur pun meminta berhenti di depan apotek sebentar.

"Pak, saya mau beli vitamin bentar." Nur mulai berbohong.

"Baik," jawab pria tersebut. Setelah itu ia memarkir mobil tepat di pinggir jalan depan apotek.

***

"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu, cari obat apa, Kak?" tanya apoteker dengan wajah yang ramah.

Nur bingung mau bilang apa, ia malu saat akan mengatakan membeli alat tes kehamilan.

"Anu kak ... em ... test pack," ucap Nur buru-buru.

Apoteker tersenyum aneh, kemudian mengambil beberapa merek.

"Mau yang mana, Kak?"

"Yang akurat!"

"Ini semua akurat, tapi ini yang paling laku dan bagus."

"Saya mau ini," Nur menunjuk salah satu merek yang berjajar di atas etalase di depannya.

Sesaat kemudian, Nur keluar dari apotek dengan sebuah kantung kresek kecil.

***

Sesuai perintah Arya, Nur diantar sampai depan apartment.

"Makasih, Pak!"

Pria itu mengangguk dan melakukan mobil kembali. Sedangkan Nur, ia langsung masuk ke dalam dan bergegas mencari wadah. Ia membaca petunjuk pemakaian alat tersebut, dengan jantung yang berdebar. Nur masuk kamar mandi.

"Semoga negative ya Tuhan ..." gumam Nur saat akan melihat hasilnya. Bersambung.

Pengumuman

Bantu author Sept dalam rangka Battle karya di Noveltoon ya. Ada di banner atas. Judul novel yang dibattle Rahim Bayaran. Bantu Mas Agam dengan voting melalui misi bintang ya. Terima kasih 🙏

1
Arida Susida
Luar biasa
Meri
Oalah,antek ny Rama🤦🤦🤦
Nurmiati Aruan
hajar terus Irna....sampe dapat 😂😂😂
Nurmiati Aruan
1 orang Rama belum bisa diringkus.... meresahkan...
Nurmiati Aruan
goda terus kak Irna ..sampe meleleh
Nini Tuti
Luar biasa
Dessy Lisberita
fisual aku suka yg timur Tengah sekedar beri sran
Meyke Joyce Rantung
waduh...bakal ketemu Rama dgn Arya...
Meyke Joyce Rantung
Nur jago bahasa Inggris ya...langsung ngerti tulisan di kertas😅
Meyke Joyce Rantung
Nur koq tidak lapor sekuriti...
Wati indah
Luar biasa
Gagas Permadi
Kevin ngidam brabe dah🤣🤣🤣
Gagas Permadi
papa Arya kenapa Thor 😭😭🤣
Gagas Permadi
Lea bar bar/Facepalm//Facepalm/
Gagas Permadi
Arya sama Rama jadi besanan donk🤭
Gagas Permadi
woooowww
Gagas Permadi
enakan rasanya 🍩
Gagas Permadi
🤣🤣🤣🤣
Gagas Permadi
cieeeee terong udah doyan donat🤣
Gagas Permadi
waaaaah si IRNA. bener² bar bar🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!