Jangan lupa follow
IG : erisha.la
Alena Kinara Lee yang ingin hidup mandiri sehingga ia memutuskan untuk tinggal di Jerman tepatnya di kota Hamburg di sebuah Apartemen yang ia beli. Alena yang bekerja sebagai manajer keuangan di perusahaan yang sudah bonafit dan tentunya ia juga mendapat gaji yang sangat besar. Sampai akhirnya ia harus di pertemukan dengan seorang laki-laki yang begitu sangat menyebalkan bagi Alena. Tak hanya sampai di situ saja Alena juga menghabiskan satu malam bersama lelaki itu. Ya laki-laki itu adalah Devin Abraham seorang CEO, ia begitu sangat di sukai banyak wanita tapi Devin tak pernah peduli dengan mereka. Devin yang awalnya memutuskan untuk bertanggung jawab setelah dia mengambil mahkota berharga milik Alena, akan tetapi Alena menolaknya mentah-mentah. Bukanlah seorang Devin yang gampang menyerah begitu saja ia akan melakukan segala cara agar Alena mau menerimanya. Tak sampai di situ saja Alena dan Devin yang di pertemukan setiap hari di kantor karena Alena bekerja di perusahaan milik keluarga Devin. Devin yang setiap hari menganggu Alena dengan mengajak pulang bareng mengantarkan Alena sampai Apartemen bahkan Devin juga ikut masuk ke dalam tanpa Alena menyuruhnya. Alena yang sangat terganggu dengan Devin berada di dekatnya selalu kesal sendiri. Akankah Devin dan Alena bakal bisa bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erisha Larasyati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alena & Suho
Pagi ini Alena keluar rumah untuk jalan-jalan pagi dengan ditemani ART sekalian Alena ingin belanja ke supermarket yang dekat rumah. Alena tak ingin menghabiskan waktunya di rumah saja karena nantinya kalau perutnya sudah membesar dia sudah tidak dibolehkan orang tuanya keluar dan itu pasti sangat membosankan.
Udara pagi ini begitu sangat segar dengan cuaca yang cerah banyak orang yang sedang berlalu lalang hanya untuk sekedar jalan-jalan atau pergi bekerja, Alena sangat senang ia bisa terlahir di Korea karena orang Korea sangat menjaga pola makan dan banyak orang lebih memilih jalan kaki dari pada menggunakan kendaraan.
Alena kini sudah berada di supermarket dan sedang memilih sayur-sayuran segar untuk dimasak siang nanti tak hanya itu Alena juga belanja yang lainnya. Setelah selesai belanja dan dirasa sudah cukup Alena langsung ke kasir dan membayarnya.
Barang belanjaannya banyak, Alena menyuruh ART pulang terlebih dahulu dengan menggunakan taksi agar tak kerepotan membawa barang belanjaannya. Alena masih Ingin jalan sambil melihat-lihat di sekitaran Busan.
Alena berjalan ke arah taman ia ingin duduk di kursi kosobg yang sudah disiapkan di taman untuk para pengunjung. Alena melihat ke atas langit yang biru dan begitu indah di sertai awan putih.
“Hay kita ketemu lagi di sini,” ucap Suho dan duduk di samping Alena, Alena menoleh ke arah laki-laki yang menyapanya itu.
“Kok loe bisa ada di mana-mana sih?” tanya Alena sambil tangannya di taruh di depan dada.
Suho menoleh ke arah Alena dan tersenyum simpul,”mungkin jodoh,” ucap Suho yang masih tetap menatap wajah Alena yang begitu cantik dan itu membuat Suho tertarik pada Alena tak hanya di situ saja Alena juga wanita yang sangat misterius.
“Ngomong-ngomong gue belum tahu nama loe, nama loe siapa?” tanya Suho kembali mengingat pertemuan mereka pada waktu itu Alena hanya diam saja dan tak menjawabnya.
“Alena,”ucap Alena menoleh kembali kepada Suho,”oh, ya! Ngapain loe ada di sini?” tanya Alena
“Hanya mencari udara segar saja, habis penat kalau kerja terus,” ucap Suho sambil menyerigai ke arah Alena.
“Kenapa?” tanya Alena kembali dengan ekspresi Suho yang seperti itu.
“Tidak apa-apa, kamu sendiri ngapain di sini? O, ya! Kalau boleh tahu kamu tinggal dimana mungkin kapan-kapan aku bjsa main ke rumah kamu,” ucap Suho
“Tadinya hanya jalan-jalan sambil belanja keperluan dapur, gue tinggal nggak jauh dari sini di perumahan,” ucap Alena
“Mana belanjaan kamu kok nggak ada, perumahan elit di dekat sini maksud kamu yang sebelah sana,” ucap Suho sambil menunjukkan di mana letak perumahan itu.
“Belanjaannya sudah di bawa sama ART gue, iya,” ucap Alena
“Wah berarti kita memang jodoh aku juga tinggal di situ nomor rumah aku no.31 kalau kamu berapa?” tanya Suho yang begitu terlihat sangat senang.
“Nomor 42,” ucap Alena
“Nggak aku sangka kita tetanggaan tapi kapan-kapan aku boleh main ke rumah kamu?” tanya Suho kembali
“Iya boleh saja, kalau gitu gue cabut duluan ya masih banyak yang harus gue urus,” ucap Alena lalu langsung berdiri, saat akan melangkahkan kakinya Suho memanggilnya dan memegang tangan Alena.
“Gue anterin ya dari pada kamu jalan kaki,” ucap Suho
“Nggak usah gue lebih suka jalan kaki lagian Cuma deket,” ucap Alena dan langsung melepaskan tangannya dari pegangan tangan Suho.
“Hati-hati ya,” teriak Suho kepada Alena yang semakin jauh dan hanya di balas oleh lambaian tangan Alena saja. Suho tersenyum simpul akhirnya ia bisa tahu namanya dan bisa bicara lama dengan wanita yang sudah menarik hatinya.
Suho memang terkenal dingin pada setiap wanita makanya sampai sekarang ia belum punya pacar dan baru sekarang ia dekat dengan wanita. Waktu itu pernah Suho mau di jodohkan dengan anak teman mamanya namun Suho menolaknya dan itu membuat mamanya sangat pusing karena selama ini anaknya tak pernah dekat dengan satu wanitapun sampai-sampai teman arisan mamanya mengira Suho gay.