Kisah Jovanka, seorang mahasiswi cantik yang bekerja sebagai seorang pengasuh empat anak laki-laki yang usianya bukan lagi anak-anak.
Empat anak laki-laki korban broken home membuat mereka terbiasa hidup mandiri meski tergolong orang berada. Meski awalnya beberapa dari mereka tidak sepenuhnya menerima kehadiran Jovanka, gadis itu membuat semuanya perlahan berubah.
Kehidupan Jovanka berubah sejak menjadi maid dan hidup serumah bersama empat laki-laki tampan. Perselisihan, pertengkaran, asmara, kisah manis dan kekeluargaan terjalin erat tanpa disadari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ken Caessa, Pacarku!
Jojo mengalihkan pandangan dan menatap Keenan yang fokus mengemudikan mobilnya. Jalanan yang sepi membuat perjalanan mereka lancar tanpa terjebak macet.
"Kenapa? memang kalian bersekongkol, kan?" tanya Keenan lagi.
"Hei, Kak. Setahuku, bersekongkol adalah kata yang merujuk pada perbuatan buruk. Aku rasa perbuatan kami nggak seburuk itu," jawab Jojo. Ia tidak setuju dengan pendapat Keenan.
"Lalu bagaimana menurutmu? Apakah tindakan kalian dibenarkan?" tanya Keenan lagi. Ia melirik Jojo sekilas.
"Tidak juga," jawab Jojo lesu. "Tapi sebagai pengasuh, aku harus memastikan anak asuhku terhindar dari masalah. Aku cuma bantu Kai, lagi pula dia tidak benar-benar bersalah atas perkelahian itu," jelas Jojo.
"Baik, aku setuju denganmu," ucap Keenan.
"Dari mana kalian tahu jika hari ini Kai mendapatkan undangan untuk kehadiran wali muridnya?"
"Aku melihat surat undangan di kamarmu," jawab Keenan. Ia tersenyum samar, Jojo pasti tidak menyangka jika ia bisa mengetahui ini.
"Apakah kak Kalingga akan marah dan menghukum Kai lagi?" tanya Jojo. Ia kini kembali bersedih hati.
"Hanya Kai? Kau juga terlibat, Jo. Mungkin kakak juga akan menghukummu," jawab Keenan.
Jojo mendadak merasa tubuhnya lemas. Ia menyandarkan kepalanya di kursi dan berpikir keras. Kira-kira apa yang akan Kalingga lakukan untuk menghukumnya? jangan bilang kalau laki-laki itu akan memotong gajinya lima puluh persen seperti apa yang ia lakukan pada Kaivan.
Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lebih. Jadi Jojo membolos untuk jam pertama mata kuliahnya. Ia meminta Keenan menghentikan mobilnya di depan gerbang kampus.
"Terima kasih sudah mengantarku, Kak," ucap Jojo. Ia hanya tersenyum kecil. Suasana hatinya sedang kurang baik karena memikirkan hukuman yang akan ia terima.
"Hati-hati, belajar yang giat!" seru Keenan. Ia membiarkan Jojo keluar dari mobilnya.
Hanya beberapa langkah dari mobil, seorang laki-laki datang menghampiri Jojo. Mereka terlibat obrolan yang cukup serius hingga Keenan merasa penasaran.
"Kamu terlambat datang? Kita sama. Mungkin jodoh," ucap Leon.
"Jangan menggangguku," ujar Jojo sambil berusaha menghindar. Sementara Keenan mengamati mereka dari dalam mobil.
"Hei, siapa yang mengantarmu?" tanya Leon. "Dan kapan kau akan membuktikan jika kau punya pacar. Kau tahu, aku tidak akan berhenti mengejarmu," lanjutnya.
Jojo tidak memperdulikan perkataan Leon. Ia berjalan melewati laki-laki itu, namun Leon dengan cepat meraih tubuh gadis itu dan menggenggam erat pergelangan tangannya.
"Lepaskan aku, Leon!" seru Jojo.
Keenan tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, namun dilihat dari sikap dan raut wajah Jojo, sepertinya mereka terlibat masalah yang serius.
Merasa tidak tahan Jojo diperlakukan seperti itu, Keenan memakai masker dan topi. Ia turun dari mobil dan berlari menghampiri Jojo dan Leon yang sedang berseteru.
"Hei, hei. Ada apa ini?" tanya Keenan. "Tolong lepaskan tanganmu dari Jojo," lanjutnya.
"Siapa kau?" tanya Leon penasaran. Ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah Keenan yang memakai masker dan topi.
"Dia pacarku!" sela Jojo. Ia merangkul lengan Keenan dan sedikit mencubit laki-laki itu untuk memberikan kode.
Keenan memandang Jojo dan sedikit menunduk, matanya melotot lebar mendengar pengakuan gadis di sampingnya.
"Pacar?" tanya Leon tidak percaya. "Sangat meragukan. Aku tahu Jojo tidak punya pacar. Jangan mengada-ngada."
"Hei, terserah kau mau percaya atau nggak. Sekarang kamu tahu aku punya pacar. Jadi tolong jangan menggangguku dan menjaulah dariku!" seru Jojo.
Keenan hanya diam, ia mengamati situasi dan mencerna apa yang sedang terjadi berdasarkan apa yang ia lihat di depan matanya. Melihat Jojo seakan mengharapkan pembelaan, Keenan mengedarkan pandangan pada sekelilingnya.
Saat Keenan membuka masker dan topi, Leon terkejut. Ia melongo, menatap tidak percaya pada laki-laki yang berada di samping gadis yang ia suka.
"Perkenalkan, Ken Caessa, pacar Jovanka!" ucap Keenan. Ia mengulurkan tangan pada Leon. Mereka berjabat tangan sekilas dengan tatapan Leon yang tidak berubah.
Hanya beberapa menit, Keenan kembali memakai masker dan topinya. Ia tidak mau ada orang lain yang melihatnya atau sampai ada wartawan yang memotretnya. Ini akan menjadi berita yang sangat merepotkan jika sampai terjadi.
"Kau puas?" tanya Jojo. Ia berbalik dan membawa Keenan kembali ke arah mobil yang terparkir.
Lepas dari permasalahan Leon, Jojo kembali terlibat masalah dengan Keenan. Bagaimana jika laki-laki itu marah karena Jojo tiba-tiba mengakui dirinya sebagai seorang kekasih?
"Kak, maafkan aku," ucap Jojo. Ia mengantar Keenan sampai ke mobilnya.
"Buatkan aku nasi goreng dengan telur mata sapi dan sosis goreng saat aku pulang bekerja. Maka aku akan memaafkanmu," ucap Keenan. Ia mengusap rambut Jojo dan masuk ke dalam mobilnya. Jojo tersenyum lega. Ia pikir Keenan akan marah. Gadis itu melambaikan tangan saat mobil Keenan melesat pergi.
Leon masih berdiri di tempatnya. Mengamati wajah Jojo yang bersemu merah karena bahagia. Dalam hati laki-laki itu masih tidak percaya jika Ken Caessa adalah pacar gadis itu.
Leon mengikuti Jojo berjalan menuju taman. Ia harus menunggu jam pertama kelasnya selesai sebelum masuk. Ia sudah sangat terlambat untuk mengikuti pelajaran pertamanya. Jojo membuka tas dan mengambil buku bacaan yang ia bawa.
"Apa kau serius berpacaran dengan artis itu?" tanya Leon.
"Kau berjanji tidak akan menggangguku lagi. Kenapa masih di sini?" tanya Jojo kesal. Ia menutup buku dan menatap Leon tajam.
"Maksudku, bagaimana bisa kau mengenalnya? apa aku bisa mempercayai itu?"
"Kau sudah mendengar pengakuannya sendiri. Percayalah, dia pacarku," ucap Jojo meyakinkan.
Leon masih menatap bingung pada gadis yang duduk di kursi taman di depannya. Jojo adalah gadis kampus yang terkenal lugu, tidak punya banyak teman dan jarang mengikuti acara kampus. Ia termasuk gadis pendiam. Ia sulit berteman dengan laki-laki manapun. Itu semua membuat Leon ragu jika Jojo benar-benar berpacaran dengan seorang artis papan atas.
"Hei, Leon. Kau harus merahasiakan ini. Jika sampai ada orang lain di kampus ini yang tahu, kau akan berurusan denganku!" seru Jojo mengancam. Ia tahu kini ia mempertaruhkan reputasi Keenan.
"Kau mengancamku?"
Jojo berdiri, ia meletakkan tas dan bukunya. Jojo dan Leon berdiri saling berhadapan, laki-laki itu tersenyum sinis dan menunggu apa yang akan Jojo lakukan.
Tanpa aba-aba, Jojo mendorong tubuh Leon lalu menendang bagian vital laki-laki itu cukup keras. Seketika, tubuh Leon merasakan sakit yang menjalar dengan cepat sampai ke ubun-ubunnya.
Leon membungkuk, memegang bagian bawah tubuhnya dan meringis menahan nyeri. Jojo tersenyum, ia cukup puas dalam sekali tendangan. Jika hal buruk sedang mempertaruhkan kehidupan anak asuhnya, Jojo bisa menjadi apa saja.
"Anggap ini sebuah peringatan," ucap Jojo sambil mengemasi buku dan melenggang pergi meninggalkan Leon.
Jojo tahu, Keenan sudah mengambil resiko di depan Leon dengan mengakuinya sebagai seorang pacar. Jika sampai terdengar wartawan atau diketahui penyebar gosip, tentu akan menjadi masalah besar bagi anak asuhnya.
🖤🖤🖤
terimakasih akak... 🙏🙏☺️