NovelToon NovelToon
Bola Kuning

Bola Kuning

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:93
Nilai: 5
Nama Author: Paffpel

Kisah tentang para remaja yang membawa luka masing-masing.
Mereka bergerak dan berubah seperti bola kuning, bisa menjadi hijau, menuju kebaikan, atau merah, menuju arah yang lebih gelap.
Mungkin inilah perjalanan mencari jati diri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Paffpel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Gerakan Yuda terhenti sebentar. Dia ngelirik Susi dan Arpa beberapa kali dan memiringkan kepalanya. “Parasit kesepian? Apa itu Sus? Kalian udah kenal satu sama lain?” Yuda natap Susi.

Mata Susi melebar sebentar dan dia menutup rapat mulut dengan cepat. “Bu-bukan apa-apa bang, asal ngomong aja tadi, haha…” Bibir Susi ketarik, tapi matanya nggak ikut ketawa.

Bahu Arpa naik dan tangannya gemetar kecil. Tatapannya goyah dan nggak berani liat langsung. Tapi Arpa menarik napas dalam sekali, pelan tapi pasti. Genggaman tangannya mengencang. Arpa bangun dari duduknya dan menatap Yuda. “Iya bang, gua sama Susi, temen sekelas.”

Yuda ngelirik Arpa sambil ketawa kecil. “Oh gitu! Kebetulan banget ya. Susi ini adek gua, cil. Dia di sekolah gimana? Baik atau nggak nih anak?”

Susi langsung tersentak. Napasnya jadi pendek-pendek. Kadang dia menatap Arpa, kadang menatap sekelilingnya. “Waduh, gawat nih, kalau si abang tau gua sering ngehina si Arpa, mampus gua,” Kata Susi di dalam pikirannya.

Mata Arpa menghindar sebentar, lalu menatap kembali Yuda. Bibirnya di tekan sebelum berbicara. “Baik kok bang, Susi juga sering bantu gua,” dia tersenyum, tapi senyuman bergetar.

Alis Juan dan Rian naik seketika. Mereka natap Arpa dengan mulutnya yang terbuat sedikit.

Susi tersentak. Tapi langsung bernapas lega. Dia natap Arpa lalu memalingkan pandangannya. Alisnya naik tidak seimbang. Dia mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.

Yuda nyengir. “Ohh gitu, baguslah. Soalnya di rumah dia ini sudah diatur banget, haha.”

Susi pun duduk. Mereka lanjut merayakan ulang tahun Amelia. Amelia membagi kuenya satu persatu. Mereka makan kue itu bersama-sama hingga habis, sambil ngobrol-ngobrol. Sedangkan Susi, dia sibuk mainin ponselnya.

Di tengah keramaian itu, Arpa nyenggol Yuda. “Bang, kamar mandi dimana?”

Yuda yang lagi ngobrol langsung ngelirik Arpa. “Itu di situ, jalan aja ke kanan bentar, nanti keliatan,” Yuda nunjuk-nunjuk arahnya.

Arpa ngeliatin arah yang di tunjuk Yuda. “Oh oke, gua ke kamar mandi ya bang.” Arpa bangun dari duduknya dan ngelangkah ke kamar mandi.

Susi mengalihkan pandangannya dari ponselnya dan ngeliatin Arpa. Dia ikut berdiri dan menuju kamar mandi.

Rian ngeliat Susi bangun, pengen ikut dan nyamperin Arpa. Tapi Juan nahan Rian. “Yan, gua nggak tau si Rap kenapa. Tapi kita percaya dia aja,” bisik Juan ke Rian.

Rian natap Susi yang lagi jalan sebentar lalu menghela napas. Dia duduk lagi “Yaudah iya.”

Susi nyender di tembok sambil menyilangkan tangannya. Dia nunggu Arpa keluar.

Arpa pun keluar dari kamar mandi. Dia ngeliat Susi. Alisnya naik sedikit, dia gerak-gerik tiba-tiba dan cepat. Tapi langsung tenang. Dia jalan pergi, nyoba mengabaikan Susi.

Tapi Susi narik tangan Arpa. Dia natap Arpa, alisnya mengkerut sedikit. “Mau kemana lu? Kenapa lu bohong tadi? Mau sok baik?”

Arpa mengepalkan pelan tangannya. Alisnya naik di tengah. Tapi dia menarik napas pelan. “Nggak ada apa-apa. Gua cuman nggak suka aja ngejelekin orang,” Arpa senyum.

Alis Susi naik sebelah dan bibirnya menipis. “Oh gitu. Gua nggak suka orang yang nggak jujur,” kata Susi dengan nada datar.

“Iya, gua juga. Tapi gua lebih nggak suka ngebuat orang lain terlihat buruk,” Arpa tersenyum dan lanjut pergi.

Bahu Susi tersentak sedikit. Pelan-pelan tangannya turun. Matanya melebar sedikit dan dia natap Arpa.

Saat Arpa sampai di ruang tamu. Dia natap Yuda. “Bang, kita pulang ya, kuenya juga udah habis, hehe,” Arpa nyengir.

Mereka bertiga pun pamit dan pergi dari rumah Yuda. Di jalan, Rian nyenggol Arpa. “Rap, lu tadi ngapain?”

Jalan Arpa melambat. Dia ngeliat langit sambil senyum. “Jun, Yan, kalian tau nggak, bang Yuda dan yang lainnya, mereka itu kumpulan orang-orang yang kehilangan rumah. Mereka keluarga, tapi bukan sedarah. Dan Susi, dia ada di sana, berarti Susi selama ini bukan jahat, dia cuman nggak tau tempatnya dimana.”

Badan Rian langsung rileks. “Oh… gitu ya.”

Arpa ngerangkul Juan dan Rian sambil nyengir. “Yaudahlah, yang penting kan kita masih bareng.”

Juan dan Rian ngangguk sambil senyum lebar.

Sore hari pun terlewati. Malam hari tiba, langit gelap, tapi indah. Penuh dengan bintang-bintang yang mengelilingi.

Susi lagi duduk di depan rumahnya sambil menatap bintang-bintang di langit. Dia menurunkan pandangannya. Dia bangun, jalan sebentar dan duduk lagi. “Si Arpa itu, apa-apaan sih dia,” kata

Tiba-tiba ada yang menyentuh bahu Susi. Susi nengok belakang dan ternyata itu adalah Yuda. “Ngapain lu? Masuk terus tidur, udah malem,” kata Yuda.

Susi ngangguk dan jalan ke kamarnya. Dia pun tertidur.

Paginya, di sekolah. Saat Arpa, Juan dan Rian berjalan menuju kelas. Tiba-tiba mereka dihadang Kela dan Susi, tapi kali ini Susi berada di belakang Kela.

Kela mendorong bahu Arpa. “Woi parasit kesepian, lu tunggu aja ya, serangan terbaru dari gua.” Kela menatap tajam Arpa.

Sedangkan Susi, dia hanya diam dan memalingkan mukanya. Dan Arpa, dia hanya diam sambil menatap Kela. Tapi ada senyuman tipis di wajahnya.

Arpa, Juan dan Rian pun jalan, mengabaikan Kela. Kela menatap sinis mereka.

Rian nyenggol Arpa sambil nyengir. “Gila, keren lu Rap.”

Juan memiringkan kepalanya sambil menatap sekitar. “Adegan kayak gini pernah kejadian ga sih? Hahaha.”

“Iya, lagi, haha.” Arpa ketawa kecil.

Susi nyenggol Kela. “Kel, gua… ke kamar mandi dulu ya.” Susi langsung pergi ninggalin Kela.

Susi pun sampai di kamar mandi. Kamar mandinya sepi, tidak ada orang lain selain Susi.

Susi jalan ke kaca dan menatap dirinya. “Gua… nggak suka orang yang bohong,” Susi menggenggam erat roknya.

Susi menundukkan kepalanya, nggak berani menatap dirinya sendiri di cermin. “Gua… benci diri gua sendiri.”

1
HitNRUN
Nguras emosi
tecna kawai :3
Masih nunggu update chapter selanjutnya dengan harap-harap cemas. Update secepatnya ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!