Follow ig Asri Faris ya : mazarina_asrifaris
Dia sangat dingin dan cuek. Aku membencinya dia pun begitu. Kami tidak saling mencintai namun di takdirkan hidup satu atap karena adanya sebuah ikatan suci pernikahan.
Aku semakin membencinya tatkala dia secara terang-terangan memberikan luka, luka yang tidak berdarah namun bisa menghancurkan raga dan sukma.
Akankah ada mentari setelah sekian purnama hanya gulita yang nampak. Jawabannya ada di novel ini cus... mulai baca
Warning!!!
Cerita ini mengandung bawang, 21++, dan poligami harap bijak dalam membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 34
Tok! Tok! Tok!
Ayah mengetuk pintu kamar putrinya. "Masuk," gadis itu menyeru lalu ayah masuk ke dalam dan duduk di bibir ranjang, sementara Yuki sendiri tengah sibuk bermain dengan laptopnya.
"Ki, ayah mau ngomong sesuatu, " ucap Ayah ragu
"Boleh ayah, ngomong aja silahkan," ujar Yuki kemudian
"Ayah seneng kamu udah bisa tersenyum ceria lagi, ayah senang kamu udah nggak murung lagi. Yuki boleh berteman dengan siapa saja tapi tolong batasi pergaulan nya terutama dengan lawan jenis, terutama sebelum kamu resmi bercerai. Maaf nak ayah hanya tidak ingin anak ayah nantinya dapat masalah baru, dekat boleh tapi harus membatasi diri dulu," jelas ayah panjang lebar.
Yuki tahu apa maksud ayah, dan benar kata ayah tidak seharusnya ia mengumbar hubungan dekat dengan laki-laki mana pun sebelum putusan dari pengadilan jelas. Terlebih masih berstatus istri orang nanti jatuh nya malah tidak baik untuk dirinya sendiri.
Orang akan mengira hubungan rumah tangganya berakhir sebab hadirnya orang ketiga yang disebabkan dirinya dan ini jelas, bisa terjadi karena pada kenyataannya dirinya tengah dekat dengan Amar. Mungkin untuk beberapa saat untuk tidak bertemu dengan nya dulu sampai statusnya benar-benar jelas.
Biar bagaimana pun Asher belum menjatuhkan talak. Sampai saat ini Yuki masih sah sebagai istrinya, bisa sangat berdosa seandainya ia malah secara kasat mata mengumbar kedekatan dengan pria lain walau hanya sebatas teman sebab banyak mata yang melihat dan pasti persepsi orang berbeda adanya.
Jadi memang keputusannya kerja di kantor Amar di tunda dulu sampai waktu yang belum di tentukan. Untuk menghindar hal-hal yang tidak diinginkan. Berdasarkan saran dari ayah, Yuki menghubungi Gea hanya dengan dialah Yuki curhat.
Yuki juga memberi tahu Amar untuk dalam waktu dekat tidak berkunjung ke rumahnya dahulu. Sebab ayahnya sudah mewanti-wanti hal itu.
Amar mengangguk setuju, namun mengenai pekerjaan yang ia tawarkan Amar benar-benar tulus ingin membantu jadi tidak ada alasan untuk menolak kekehnya. Yuki sejenak berfikir namun pada kenyataannya memang ia butuh kesibukan untuk dirinya sendiri, dengan berkegiatan baru akan mengalihkan dunianya.
Akhirnya di pagi itu Yuki memutuskan untuk pergi ke kantor Amar. Walaupun sebenarnya hatinya sedikit ragu tapi... tekad gadis itu hanya satu bekerja bukan untuk yang lainnya apalagi memikirkan untuk berhubungan dengan orang baru, masih belum terpikir sampai situ.
Untuk sekarang fokus Yuki hanya ingin kuliah, berkarier dan memperbaiki diri. Saat ia tengah berkemas untuk pergi dan baru keluar dari pintu utama gadis itu di kagetkan dengan kedatangan Asher yang tiba-tiba sudah ada di halaman rumah. Yuki hendaklah putar arah dan masuk ke dalam lagi tapi keburu tangannya di cekal.
"Ki, ki... bentar Ki, tolong dengarkan aku dulu, aku mau ngomong."
"Lepasin!!" Yuki menunjukan mimik marah dan seketika itu Asher langsung melepaskan cekalan tangannya namun dia menghalangi jalan Yuki yang ingin lewat.
"Lima belas menit Ki, tolong aku butuh ngomong," ngeyel Asher bersikeras.
Yuki menatap tajam pria itu. Gadis itu tetap cuek dan acuh.
"Oke sepuluh menit," ujar Asher lagi. "Lima menit," negonya masih menahan jalannya Yuki.
Yuki terlihat menghembuskan nafas berat sejurus kemudian dia mengangguk. Walaupun masih dengan muka jutek Asher yakin dia mendengar dengan baik.
"Jadi ngomong nggak sih, buang-buang waktu aja." Yuki jengah melihat Asher yang malah diam dan hanya menatapnya lekat-lekat.
"Aku minta maaf."
"Udah di maafin," jawab gadis itu ketus
"Berarti kita balikan?"
Hello otak lo sableng apa gendeng enak aja balikan.
"Nggak," jawabnya cepat dan langsung berlalu
"Ki, bentar aku belum selesai ngomong." Asher mengejar Yuki.
Astaghfirullah.... sabarkan lah hatimu
"Tolong tarik gugatan cerai nya Ki, aku nggak mau pisah."
Bener-bener laki breng sek dan nggak tahu diri
"Kenapa nggak mau pisah? Bukannya kamu tuh nggak cinta sama aku?" Yuki menatap muka yang memohon itu.
"Belum banyak yang aku lakukan untukmu jadi mungkin belum pantas di sebut cinta, tapi lebih dari seluruh hatiku penuh dengan namamu. Jujur Ki, aku sadar aku salah, aku ingin memperbaiki nya, aku tidak bisa hidup tanpamu, " kata pria itu sendu.
Dari sudut mata Yuki bisa melihat tidak ada kebohongan di mata nya. Tapi entah mengapa rasanya sulit untuk menerimanya kembali.
"Beri aku kesempatan ke dua untuk mencintai mu sepenuh hati. Menebus dosa ku yang sudah banyak ku perbuat, menyembuhkan luka yang teramat." Asher mau meraih tangan Yuki tapi gadis itu menghindari nya.
Bulshit lah bersetan dengan cinta yang ada nyakitin dan jadiin aku pemuas nafsunya.
"Maaf Om aku nggak bisa, tolong hargai keputusan ku. Terima takdir kita yang begini." Asher menggeleng
"Kenapa? Apa karena laki-laki itu?!" Asher mendadak ngegas
"Nggak ada urusan sama laki-laki mana pun ini murni dari hatiku yang paling dalam."
"Ck, atau jangan-jangan memang kamu itu udah selingkuh di belakang aku." Asher mulai meninggi
"Ini yang membuat aku tuh yakin mau pisah sama kamu, selain karena nggak ada cinta juga nggak ada kepercayaan."
"Bagaimana bisa aku percaya, kamu aja hobby nya pergi berdua."
Ok fik, kalau ini aku juga ngaku salah. Tapi setidaknya aku masih normal dan belum kelewat batas.
"Karena Om nggak pernah ada waktu buat aku, nggak pernah nganggep aku dan Om nggak... ah..." Yuki tak kuasa melanjutkan kata-katanya air matanya lagi-lagi runtuh.
Benci aku tuh harus nangis lagi dan lagi
Asher mencoba menghapus air mata di pipi Yuki tapi tangannya langsung di tepis dengan kasar oleh gadis itu.
"Jangan sentuh aku!" Yuki yang tadinya ingin pergi malah nggak jadi dan langsung masuk ke rumah karena moodnya menjadi buruk.
Brakk!!!
Yuki menutup pintu keras-keras. Meninggalkan dia yang terpaku dengan wajah sendu. Entah harus ngebujuk Yuki seperti apa lagi supaya maafnya bisa diraih.
Sementara Asher masih diam di tempatnya, sepertinya dia harus kursus cara merayu wanita yang romantis dan tidak kaku. Selama ini komunikasi dengan Yuki selalu berakhir buruk dan berujung pertengkaran.
Bunda menghampiri Asher dengan wajah prihatin. "Maaf nak Asher lebih baik kamu pulang dulu, Yuki butuh waktu."
"Sampai kapan bun," Bunda menggeleng lemah
"Aku pamit dulu bun, besok aku mau kesini lagi." Asher tidak akan menyerah bila perlu ia akan datangi rumah Yuki setiap hari. Sampai Yuki nya mau kembali. Dia bersumpah tidak akan membiarkan laki-laki mana pun memiliki selain dirinya. Mungkin bukan hanya cinta tapi ia seperti sudah terobsesi oleh nya. Yuki nya harus pulang dan harus kembali.
Keesokan harinya Asher juga melakukan hal yang sama. Dia datang kembali ke rumah, walaupun Yuki enggan untuk bertemu tapi pria itu tetap menunggu. Yuki tidak peduli bahkan bunda memanggilnya ke kamar beberapa kali tapi gadis itu bergeming.
tpi klo ngak balikan.. ngak bakalan ada dong Dogan sky nya....😂😂😂😂
undur diri dulu, thor.. 🙏🏻
gaje bener nih pasutri playing victim dua²nya..
gila, sejak bab awal kerjaan gue gak brenti misuh.. /Speechless/