Sofia Ariadne seorang wanita cantik, mandiri dan kuat, terjebak dalam permainan taruhan yang dibuat oleh Alessandro Calvin Del Piero, seorang mafia playboy, tampan dan berkuasa.
Ketika Sofia mengetahui dirinya hamil benih dari Alessandro, dia harus menghadapi ancaman dari musuh Alessandro yang ingin menggunakan bayi itu sebagai alat untuk menghancurkan Alessandro.
Namun, Sofia yang tidak ingin terlibat lagi dengan Alessandro memilih untuk melarikan diri sejauh mungkin. Meskipun harus menjalani susahnya hidup dengan kehamilan tanpa adanya pasangan.
Bagaimana kelanjutan kisah percintaan antara Sofia dan Alessandro yang penuh dengan intrik serta konflik etika. Yuk, kepoin terus ceritanya hanya di Noveltoon. Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obat Dari Segala Obat
Ruang tengah Istana Hitam milik Alfonso bergetar hebat, banyak perabot yang pecah karena berjatuhan. Kekuatan hitam dan putih saling menyerang.
Sofia sendiri tidak menyangka, jika dirinya mampu mengeluarkan kekuatan yang telah tersembunyi selama 25 tahun di dalam tubuhnya. Kekuatan supranatural turun-temurun yang hanya perlu diaktifkan, karena sejatinya sudah tertanam.
Pada saat Alfonso menyerang Sofia tidak dengan kekuatan fisik, melainkan kekuatan gaib yang keluar dari telapak tangannya. Awalnya wanita hamil itu terkejut, karena ada sesuatu yang menyerupai asap hitam mulai mengelilingi tubuhnya. Tapi seketika dia tersadar, jika tidak seharusnya merasa takut. Kemudian Sofia teringat dengan sebuah buku yang pernah dipelajarinya.
"Kenapa kamu terkejut? Tidak menyangka jika aku punya kekuatan yang bisa mengalahkan tanpa menyentuh." Ucapnya.
Sofia terdiam, tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali. Bahkan untuk berucap Sofia tidak mampu, kekuatan hitam ini melumpuhkan sistem syaraf.
Sofia mulai memejamkan mata, mencoba mengingat barisan kata di dalam buku kuno milik kakeknya itu.
Dengan keyakinan penuh Sofia mulai menggunakan kekuatannya. Membaca beberapa mantra dalam hati lalu mengumpulkan seluruh energi positif dari alam semesta.
Tak lama kemudian, tubuh Sofia bisa digerakkan. Kedua tangannya merentang dan kakinya perlahan terangkat naik lalu melayang ke udara. Sedangkan dari tubuhnya mengeluarkan cahaya putih yang menyilaukan mata. Dan...
Duaarrr...
Terdengar bunyi ledakan cukup keras, membuat beberapa orang yang berdiri tidak jauh dari Sofia melayang ikut merasakan akibatnya. Tubuh mereka terpental dan menghantam apa saja sampai membuat mereka memuntahkan darah. Tapi tidak untuk Alfonso, pria tua bertopeng itu sangat kuat hingga ledakan itu hanya membuatnya bergeser beberapa langkah ke belakang.
Perlahan tubuh Sofia turun, dan kini wanita hamil itu berdiri tegak dengan aura yang berbeda.
"Ternyata kamu punya kekuatan juga Sofia, tapi tak akan aku biarkan kamu mengalahkanku." Ucap Alfonso.
"Saya tidak mengerti, sebenarnya apa yang Anda cari Tuan Alfonso?" Tanya Sofia bersidekap tangan menggelengkan kepala tanda dirinya merasa bingung.
"Saya tidak pernah mengganggu Anda, saya juga tidak mengenal Anda sebelum hari ini. Lalu apa maksud Anda ingin menumbalkan saya dalam ritual malam bulan purnama. Apa yang Anda inginkan?" Lanjutnya.
"Kamu keturunan murni bangsawan Yunani, dan sedang hamil. Jika aku bisa memberikan tubuhmu pada iblis, maka aku akan hidup abadi."
"Astaga, sekarang sudah jamannya modern Tuan. Mengapa masih mau menjadi budak iblis. Keabaian seperti apa yang membuat Anda merasa bahagia?"
"Tidak usah banyak bicara kamu Sofia, ayo kita lanjutkan petarungan ini. Aku ingin tahu seberapa kuat wanita hamil seperti dirimu."
Syuuttt... Sraakkk... Suara adu cahaya menggema sampai ke hutan belantara.
Aura hitam beradu dengan aura putih, Kekuatan iblis milik Alfonso sangat kuat, membuat Sofia kelelahan. Apalagi fisiknya yang tengah berbadan dua. Sofia berfikir, belum saatnya dia mengeluarkan seluruh kekuatannya hari ini. Sofia harus mempunyai strategi jika ingin mengalahkan Iblis Alfonso. Dengan kekuatan teleportasi, Sofia berpindah tempat keluar dari Istana Hitam.
Saat ini Sofia sudah berada di dalam kamarnya, tubuhnya terasa lemah tak berdaya. Sejenak Sofia memejamkan mata, dia butuh nutrisi dan amunisi. Sayangnya dia tidak punya bahan makanan sama sekali.
Dengan tertatih, Sofia menuju laci di samping ranjang. Dia mengambil buku kuno peninggalan kakeknya. Membaca ulang, mungkin ada yang terlewatkan.
"Seharusnya, aku tidak selemah ini hanya karena melawan Alfonso." Gumamnya.
"Ternyata kehamilan mempengaruhi kekuatan ini, lalu aku harus bagaimana. Aku masih penasaran maksud Alfonso ingin menjadikan aku tumbal karena apa? Bukankah biasanya yang dicari itu gadis perawan, kenapa justru wanita hamil sepertiku yang dia incar. Sungguh aneh, tapi nyata." Monolognya.
Tok
Tok
Tok
"Sayang, apa kamu di dalam?" Teriak Alessandro.
Ya, Alessandro memaksa keluar dari Rumah Sakit karena semalaman tidak mendapat kabar apa pun tentang Sofia. Pria yang masih terlihat menahan nyeri itu nekat mendatangi rumah sang kekasih ditemani oleh kedua tangan kanannya. Sementara Kakek Dario akan menyusul sebentar lagi.
"Sepertinya tidak ada orang, bagaimana kalau kita dobrak saja pintunya." Saran Darren.
"Kamu senang sekali merusak barang orang lain, Darren." Ujar Tom menatap jengah sahabatnya.
"Supaya tidak buang waktu." Jawabnya.
"Kita tunggu sebentar." Ucap Alessandro.
Benar saja, Sofia datang membukakan pintu dengan wajah pucat pasi dan tubuh yang semakin lemah.
"Al kamu datang..." Bruk.... Sofia pingsan tepat dipelukan sang kekasih.
"SOFIA..." Teriak Alessandro karena panik.
"Tuan biar kami saja yang mengangkat tubuh Sofia." Ucap Darren.
"Kamu ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan Darren?" Tanya Alessandro datar.
"Jangan cemburu Tuan, saya hanya khawatir luka punggung Anda akan kembali terbuka karena mengendong Sofia."
"Cih, aku tidak selemah itu. Sekarang kalian pulang saja dulu. Setelah itu tutup pagar dan pintu rumah ini. Aku ingin bersama Sofia." Ucap Alessandro.
"Baik Tuan, kami berdua akan kembali ke markas saja. Kalau ada apa-apa langsung hubungi kami." Ucap Tom diangguki oleh Darren.
"Baik, terima kasih sudah mengantar."
Setelah memastikan kedua asistennya pergi, Alessandro membawa tubuh kekasihnya ke dalam kamar. Diciuminya seluruh wajah yang terlihat pucat pasi itu. Kemudian turun ke bawah dan Alessandro bisa melihat jika perut kekasihnya sudah terlihat membuncit. Dengan mata berkaca-kaca Alessandro membelai lembut tempat calon anaknya tumbuh.
"Tumbuhlah sehat, anakku." Ucap Alessandro.
Sofia memang memiliki kekuatan supranatural, tapi dia tetaplah ibu hamil yang lemah. Apalagi selama menjaga Alessandro di Rumah Sakit, Sofia tidak beristirahat dengan cukup dan benar. Tidur dengan posisi duduk di samping ranjang pasien selama seminggu dalam keadaan hamil, setelah itu harus menghadapi petarungan sengit seorang diri. Membuat tubuhnya drop.
"Astaga sayang... badan kamu demam tinggi." Pekik Alessandro kalang kabut.
"Bagaimana, apa yang harus aku lakukan?" Ucapnya pada diri sendiri.
Alessandro menggulir layar ponselnya, mencari tahu pertolongan untuk demam tinggi selain ke dokter itu apa.
"Kompres, baiklah aku akan mengompres kening Sofia dengan air dingin."
"Eughhh... Al... Aku ingin dipeluk."
"Sebentar sayang, aku ambilkan kompresan dulu." Ucap Alessandro tanpa melihat. Pria itu melesat ke kamar mandi, mencelupkan handuk kecil yang dia ambil dari lemari Sofia pada air dingin di baskom. Setelah memerasnya, kemudian dengan telaten Alessandro merawat Sofia yang sakit.
Karena tidak kunjung turun suhu tubuh Sofia, Alessandro semakin panik.
"Al... Peluk..." Pinta Sofia lagi.
Alessandro tiba-tiba ingat metode skin to skin untuk menurunkan demam. Tanpa menunggu lama, Alessandro membuka seluruh pakaian yang dikenakannya juga yang dipakai oleh Sofia. Kini dua orang dewasa itu telah berpelukan dengan keadaan te lanjang. Yang membuat sesuatu di bawah sana seketika tegak berdiri.
"Ah... Sialan, gak bisa lihat situasi hah... Sofia sedang sakit, kenapa kamu harus berdiri tegak dan menantang seperti itu." Ucap Alessandro konyol pada dirinya sendiri.
"Al... Tidak apa-apa, aku juga ingin sudah lebih dari 7 hari aku tidak dimasuki. Rasanya aku sangat merindukan sentuhanmu. Ayo Al... puaskan aku sekarang."
"Jadi, apakah wanitaku sekarang sudah di tahap rindu menggebu, hmm?"
"Benar, aku rindu... sangat rindu."
"Tapi kamu sakit, apa tidak apa-apa jika kita berhubungan?"
"Aku yang meminta, sudah pasti tidak masalah. Obat dari segala obat adalah ber cinta Al."
"Baiklah kalau begitu, kita akan lakukan hingga tubuhmu penuh keringat."
ayo lanjut lagi, thor.