NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Para Mantan

Aku, Kamu Dan Para Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: CumaHalu

Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

DI RUMAH YUSUF 

Yusuf sampai halaman rumahnya dan segera masuk ke rumahnya. Lalu mencari keberadaan istrinya. Namun Yusuf tidak menemukan Anisa di kamarnya ataupun di dapur, tempat dimana istrinya berada seperti biasanya.

"Cari siapa kog muter-muter?" Bu Evelyn berdiri di belakang Yusuf.

"Anisa dimana, Ma?"

"Ada di kamar Alif sama anak-anaknya yang lain."

"Oke, aku kesana sekarang."

Yusuf meninggalkan Bu Evelyn, menuju kamar Alif untuk segera bertemu dengan istrinya. Dia tidak ingin menunda-nunda menyumpah Anisa. Yusuf sampai di depan kamar Alif, mengatur napasnya dan membukanya perlahan.

Ceklek 

"Papa!!!" teriak Hana saat melihat papanya masuk ke kamarnya. Anisa pun menoleh dan tersenyum melihat kedatangan suaminya.

Hana turun dari kasur dan berlari menghampiri Yusuf. Lalu berusaha meraih tangan papanya. Namun, Yusuf tidak meraihnya dan meminta Anisa menggendong Hana.

"Kamu berikan Hana ke mama atau Mela. Aku tunggu di kamar!!!" perintah Yusuf sambil melangkah meninggalkan kamar Alif. Anisa mengikuti perintah suaminya dan memberikan Hana pada Mela.

Kemudian Anisa pergi ke kamarnya menemui Yusuf. Di dalam kamar Yusuf menunggunya duduk di sofa. Anisa berjalan ke arah suaminya dengan hati berdebar.

"Ada apa, Mas?" tanya Anisa lirih.

"Kemana kamu kemarin?"

"Mm,.. kemarin aku bawa anak-anak nonton ke bioskop. Lalu aku ketemu sama Reza, dia memberikan aku...."

"Stop, stop!!! Kamu ketemu sama Reza? Atau emang ketemuan sama Reza?" cecar Yusuf.

"A-aku ketemu sama Reza."

"Jangan bohong!!!"

"Aku ketemu sama Reza di bioskop. Dia juga memberikan cemilan dan minuman ke anak-anak. Tapi dia...."

"Udah, udah... Tadi aku baru aja melihat hpmu, setelah aku cek ternyata ada pesan yang kamu hapus. Pesan itu dari Reza yang mengajakmu ketemuan kan. Kenapa kamu bohong lagi? Apa sekarang Reza juga jadi selingkuhanmu?" sindir Yusuf.

"Mas, kenapa kamu bicara gitu. Aku tau aku salah, sekarang mau kamu apa, Mas?"

"Aku mau kamu bersumpah untuk tidak akan pergi keluar rumah dengan alasan apapun. Kalaupun keadaan genting kamu wajib ijin dulu padaku."

"Oke. Aku bersumpah tidak akan keluar rumah tanpa seijinmu, Mas."

"Tunggu!!"

"Apalagi, Mas?"

Yusuf berdiri dan mengambil Al-Qur'an, lalu meletakkannya di meja. Kemudian Yusuf meminta Anisa meletakkan kedua tangannya di atas Al-Qur'an dan mengulangi sumpahnya. Anisa menghela napasnya dalam-dalam, lalu mengucapkan sumpah lagi seperti perintah Yusuf.

Setelah itu Yusuf pergi ke kamar mandi. Sedangkan Anisa masih duduk terpaku di sofa. Yusuf merasa sedikit lega telah mengambil sumpah dari Anisa.

 

DI HALAMAN BELAKANG RUMAH YUSUF 

"Ryan...." panggil Bu Evelyn.

Lalu Ryan menghampiri Bu Evelyn, dan Bu Evelyn menggandeng tangan Ryan menjauh dari Alif dan Hana. Bu Evelyn mengajak Ryan ke halaman depan. Keduanya berdiri berhadapan.

"Ada apa, Nek?"

"Kemarin terakhir kalinya ya kamu bantuin mama kamu bohong ke papa. Kalau kamu ulangi lagi, aku akan kembalikan kamu ke rumah nenekmu di Madiun. Dan aku ga sudi jadi nenekmu," ancam Bu Evelyn.

"Membantu apa, Nek?" Ryan menautkan kedua alisnya.

"Kamu bohong kan ke papa kalau mama kamu di culik? Kecil-kecil udah pinter ngarang cerita. Inget Ryan, kalau bukan karena papamu kalian masih hidup kesusahan. Dan satu lagi, kamu itu bukan anak kandung Yusuf, jadi tau diri dikit dong."

"Iya, Nek."

"Ya sudah, sana balik lagi sama Alif dan Hana."

Ryan mengangguk dan kembali bermain dengan dua saudaranya. Ryan memikirkan semua yang dikatakan Bu Evelyn padanya. Dan air mata Ryan menetes, buru-buru Ryan menghapusnya supaya saudara atau mamanya tidak melihatnya menangis.

Bu Evelyn memutuskan pulang ke rumahnya tanpa berpamitan. Mengambil tas dan kunci mobil, lalu keluar dari rumah Yusuf. Setidaknya ia lega sudah memastikan semua akan baik-baik saja setelah ini.

 

DI DAPUR

Anisa sedang memasak makan malam untuk keluarganya. Saat masakannya hampir selesai, Ryan menghampirinya dan mengajaknya keluar dari dapur. Ryan dan Anisa duduk di kursi teras berhadapan.

"Ryan mau ngomong apa kog sampai ngajakin mama ke depan?" tanya Anisa sambil mengusap lembut kepala putra sulungnya.

Ryan menceritakan semua yang di katakan Bu Evelyn pada Anisa. Ryan juga mengatakan kalau Bu Evelyn bicara buruk tentang mamanya saat masih belum pulang. Hati Anisa terasa sakit mendengar penuturan putranya, ia benar-benar tidak mengira mertuanya berubah drastis.

"Mama minta maaf ya sayang. Gara-gara mama kamu juga kena imbasnya."

"Ma, mama jangan pergi-pergi lagi ya. Ryan ga mau mama dihina terus sama nenek," ucap Ryan menggenggam tangan Anisa.

"Mama janji sayang, ya sudah... Mama mau lanjut masak dulu. Ryan lanjutin belajarnya."

Ryan mengangguk dan kembali ke kamarnya, sedangkan Anisa ke dapur. Di dapur Anisa menangis sesenggukan, art yang menemaninya memasak menenangkan hati Anisa dan menghiburnya.

"Udah lah Bu, namanya juga mertua dimana-mana juga sama aja. Beda sama ibu kita sendiri."

"Tapi dulu mama ga kaya gini, dia baik banget."

"Sabar ya Bu, mungkin emang ini ujian ibu. Kalau ibu kuat pasti badai ini akan cepat berlalu dan hidup Bu Anisa dan Pak Yusuf akan tenang seperti sebelumnya."

"Iya." Anisa mengelap air matanya, lalu meletakkan semua masakan di meja makan.

Ryan dan Alif sudah di panggil Mela untuk makan malam. Sedangkan Anisa menyuapi Hana di halaman belakang. Yusuf menemani Alif dan Ryan di meja makan.

"Papa besok ambil libur, kalian mau jalan kemana?" ucap Yusuf memecah keheningan di ruang makan.

"Ke kebun binatang, Pa." jawab Alif antusias.

"Oke, besok kita semua akan berlibur kesana. Selain ke kebun binatang mau kemana lagi? Ryan mau kemana?" tanya Yusuf.

"Aku ga pengen kemana-mana Pa, aku pengen di rumah aja," jawab Ryan lirih.

"Kenapa? Besok kan hari Sabtu, kamu juga libur kan. Kalau gitu ya udah ke kebun binatang saja sampai sore. Gimana?"

Alif bersorak gembira, sedangkan Ryan hanya berdiam diri. Yusuf merasa Ryan berperilaku berbeda dan tidak seperti biasanya. Yusuf segera menyelesaikan makan malamnya.

"Kamu kenapa Ryan?" tanya Yusuf menatap Ryan yang telah menyelesaikan makan malamnya.

"Gapapa, Pa." Ryan berdiri dan mengangkat piring dan gelasnya.

"Kenapa piring dan gelasnya kamu bawa? Ryan, bisa duduk sebentar?" Yusuf menghela napas panjang melihat tingkah aneh Ryan. Lalu Ryan duduk dan meletakkan kembali piring dan gelasnya.

"Kamu kenapa? Sakit?"

Ryan menggelengkan kepalanya, di benaknya sekarang takut menjadi seperti biasanya karena merasa Yusuf bukanlah ayah kandungnya. Ryan kini menatap Yusuf seperti orang asing. Ia berjanji dalam hatinya akan mulai menjaga sikap dan ucapannya seperti dengan orang lain.

"Apa ada yang berbuat jahat ke kamu? Pria yang menculik mama kemarin?" Yusuf menatap Ryan, sedangkan Ryan makin takut untuk menjawab.

"Dia hanya ingin sendiri, Mas," sahut Anisa yang memahami apa yang di rasakan putranya.

"Sayang, tadi kamu bilang PR nya banyak. Ya udah, kamu lanjut mengerjakan PR aja di kamar," sambung Anisa mengusap kepala Ryan dan tersenyum untuk menenangkan hati putranya. Ryan berdiri dan mencium tangan Anisa dan Yusuf, lalu dia pergi ke kamarnya.

Anisa meminta Alif pergi dari meja makan karena dia ingin membereskan bekas alat makan. Alif masih duduk dan memainkan sendok dan piringnya. Anisa menegurnya dan mengangkat tubuh Alif turun dari kursi. Alif akhirnya pergi ke kamarnya bersama pengasuhnya.

"Kenapa kamu ga makan dulu baru beresin semua?"

"Nanti dulu Mas, aku masih kenyang kog." Anisa menjawab tanpa menoleh.

Yusuf berdiri dan ke kamarnya, beberapa saat kemudian Anisa masuk dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Yusuf sedang menyelesaikan pekerjaan yang ia bawa pulang di dekat Anisa.

Kruuukk.... Kruuukk...

Suara perut Anisa berbunyi nyaring. Yusuf menatap Anisa dan menutup laptopnya. Yusuf menyentuh pundak Anisa yang tidur membelakanginya.

"Kalau lapar kenapa ga makan? Makan dulu sana, nanti kamu sakit. Masih sakit hati sama yang aku ucapkan tadi sore?" cecar Yusuf sambil menatap Anisa dan berusaha melihat wajah Anisa yang kali ini di tutupinya dengan guling.

Anisa menggelengkan kepalanya dan mematikan lampu tidur di sampingnya. Yusuf kembali membuka laptopnya dan melanjutkan kerjaannya. Selain itu ia pun mengucapkan permintaan maafnya pada Anisa.

"Aku minta maaf kalau kata-kataku terlalu keras padamu. Aku cuma ga mau kehilangan kamu, aku sayang banget sama kamu Anisa. Ga ada rasa benci sedikitpun di hatiku ke kamu."

 

Di dalam kegelapan di kamarnya Ryan merenung dan tiba-tiba pikirannya mencari sosok ayah kandungnya. Dia berpikir ingin menanyakan hal itu pada mamanya esok hari. Kemudian Ryan memejamkan matanya untuk tidur.

1
Leon
Loh kok belom update? Lanjutin dong thor, gak sabar nungguin kelanjutannya 😫
CumaHalu: sabar ya kak, masih di review bab terbarunya🙏🤗
total 1 replies
awita_llu
Gak bosen
CumaHalu: terimakasih, kak🙏🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!