Dua Kursi
Suasana rumah tampak mendadak hening ketika Mahira yang hamil 8 bulan Duduk bergabung ditengah-tengah mereka.
Awalnya keluarga mereka sangat harmonis. Namun kedatangannya yang tidak disukai oleh Nando dan kedua anaknya kecuali Meera.
Meera adalah istri pertama Nando,Meera sangat baik dan bijaksana.Meera adalah madunya Mahira.
"Ra, Duduk sini dekat Kakak, bagaimana dengan kehamilan mu? Apa ada keluhan?" Ucap Meera.
Mahira mengangguk pelan kemudian duduk di samping Meera. "Alhamdulillah tidak ada keluhan sama sekali Kak!" Jawab Mahira dengan tersenyum manis dan santun.
"Aku mau berangkat ke kampus dulu, daripada emosi karena ulah pelakor, Ucap Dinda,anak Nando dan Meera.
Dulu Dinda dan Mahira satu sekolah dan berteman baik.Tapi sekarang Dinda sangat membenci Mahira.
Mahira hanya bisa menunduk pasrah Dinda sahabat baiknya dulu,kini membenci nya.
"Aku juga akan berangkat ke kantor sekarang, Nando berdiri sambil menenteng tas kerja nya dan juga tas kerjanya. Padahal kopi nya belum habis.
Nando menghampiri Meera sambil mencium kening Meera.
"Lho, kopinya tidak dihabiskan Mas?".
Ucap Meera,Sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan mencium punggung tangan suaminya.
"Tidak sayang, nanti ngopi di kantor saja"
Ucap Nando sambil beranjak pergi.Meera mengantarkan suaminya sampai depan rumah.
"Hati-hati Mas, jangan ngebut bawa mobilnya"Ucap Meera sambil dadah ke arah suaminya.
"Iya sayang, kamu juga hati-hati jika kamu berangkat nanti sayang!". sambil membalas lambaian tangan Meera.
Di tempat lain Mahira hanya bisa menunduk lesu, karena tidak ada yang menerima kehadirannya di tempat ini selain Meera Kakak madunya.Ingin sekali Mahira menangis tapi dia tidak mau melihat Meera kuatir padanya.
"Sungguh malang nasibku mendapatkan penolakan dari orang sekitar, andai Bapak, Ibu masih ada aku tidak akan seperti ini. Gumam Mahira dalam hati sambil menangis dalam diam.
"Ra,ayo makan! Kamu pasti sudah lapar kan?"Sambil menggandeng Mahira menuju tempat makan.Meera dan Mahira kini duduk di meja makan.
"Maafkan aku Kakak!" Ucap Mahira sambil menunduk menahan tangisnya.
"Kenapa kamu minta maaf kepada Kakak Ra?". Jawab Meera sambil menatap intens adik madunya itu.
"Gara-gara aku rumah ini jadi tidak harmonis seperti dulu, gara-gara aku Mas Nando dan Dinda pergi sebelum mereka sarapan". Ucap Mahira sambil menunduk.
Meera tersenyum sambil mengelus punggung Mahira adik madunya.
"Kamu tidak perlu merasa bersalah, mereka suatu saat nanti akan mau menerima kehadiran Mu.kamu yang sabar ya!" Meera menguatkan Mahira.
Mahira adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit terbesar di kota nya.Mahira masih terlihat cantik dan menawan dan terlihat jauh lebih muda dari usianya.
"Ini makan sayurnya dan ayam gorengnya!" Meera mengambil kan sayur dan ayam goreng untuk Mahira.
"Makasih Kak, nanti biar aku ambil sendiri Kak". Ucap Mahira. Meera membalas dengan senyum manis.
"Nanti Kakak akan berangkat ke rumah sakit,ada jadwal operasi,kamu tidak apa-apakan sendirian? Kalau kamu bosan kamu bisa minta temani bibi jalan-jalan".Ucap Meera
"Iya kak!" Jawab Mahira sambil mengangguk pelan.
Setelah kepergian Meera Kakak madunya.Mahira menangis tersedu-sedu di meja makan.Mahira merasa dia adalah duri di keluarga yang harmonis.Mahira teringat begitu harmonis nya keluarga ini sebelum Mahira menikah dengan Nando.
Dulu Mahira sering bermain ke rumah ini karena Dinda sering mengajak nya main kerumahnya.Meera Kakak madunya dan Nando yang kini menjadi suami nya dulu sangat menyayangi nya dan menerima Mahira dengan baik.
"Aku juga tidak mau seperti ini, aku juga tidak mengharapkan posisi ini".suara jeritan hati Mahira di sela-sela tangisnya.
Setelah Mahira puas menangis kini hatinya sedikit tenang, kini Mahira sudah berhasil mengontrol emosi nya, agar tidak larut dalam kesedihan.
Mahira berdiri ber anjak dari kursi dan membereskan piring piring kotor yang di atas meja makan.
"Non, sudah non biar bibi yang membereskan,Non istirahat saja,! Nanti kalau Nyonya Meera tahu non Mahira capek, bibi yang akan di marahi Nyonya!." Ucap Bibi inem, pembantu di rumah ini.
"Aku tidak akan capek Bi, hanya membereskan ini saja kok!, justru aku yang tidak enak Bi hanya makan, tidur saja dirumah ini tanpa melakukan pekerjaan apapun."
"Kan non Mahira sedang hamil, jadi nyonya akan marah jika tau Non Mahira melakukan pekerjaan rumah seperti ini." Ucap Bibi inem.
Mahira menghela nafas,ia mengangguk dan memilih kembali ke kamar nya sambil memegangi perutnya yang sudah terlihat besar, Mahira melangkah perlahan lahan ketika menaiki anak tangga.
Ditengah anak tangga berpapasan dengan Nando.Mahira sedikit kaget karena tadi Nando sudah berpamitan berangkat kerja, tapi ternyata sekarang masih dirumah.
Rupanya Nando di tengah jalan teringat ada berkas yang tertinggal sehingga Nando harus putar arah, kembali ke rumah untuk mengambil berkas yang tertinggal.
Mahira berusaha untuk tersenyum namun Nando tidak memperdulikan nya. Hati Mahira mendadak sakit, namun dia sudah terbiasa dengan sikap acuh dari pria yang kini menjadi suami nya.
"Kamu.........."
Mahira terhenti dari langkahnya, dan memastikan pendengarannya.
"Iya, kamu.Ambil semua barang barang mu dan pindah di lantai bawah!" Perintah Nando.
Mahira masih tidak mengerti, Mahira memberanikan untuk menatap wajah tampan suami nya walaupun sudah ber umur.
"Kenapa Tuan?" Tanya Mahira. Ya Mahira hanya memanggil Mas jika didepan Meera kakak madunya.karena permintaan kakak madunya.
"Aku tidak mau disalahkan jika kamu terjatuh ketika menaiki tangga." Jawab Nando dengan nada datar.
Nando lalu pergi meninggalkan Mahira dengan jantung berdegup dengan kencang. Karena baru pertama kali Mahira di perhatikan suaminya walaupun atas permintaan kakak madunya.
Nando adalah mantan bos nya sekaligus ayah dari sahabat karibnya.
Mahira dulu minta tolong kepada Dinda untuk mencarikan pekerjaan. Dan Dinda menawarkan pekerjaan ke Mahira di tempat ayah nya bekerja.
Setelah itu Mahira berusaha menguasai hati dan perasaan nya agar tidak semakin terjatuh dalam perasaan nya terhadap bos nya itu. Karena Mahira sadar bahwa Nando tidak mencintai nya. Mahira sadar bahwa Nando sangat mencintai istri pertamanya Meera kakak madunya.
**
***
****
Malam hari, Mahira menunggu sang suami Nando pria tampan yang sempat dia kagumi dan kini sudah menjadi suami nya pulang dari kantor.
Meera belum pulang dari rumah sakit, sehingga Mahira harus menyambut kedatangan suami nya.
Biasanya Meera yang menyambut kepulangan Nando.
Mobil Pajero warna hitam sudah memasuki halaman rumah. Mahira langsung berdiri menuju kedepan pintu. Saat Nando turun dari mobil. Mahira melangkah maju ke arah Nando. Namun langkah Mahira langsung terhenti ketika melihat Dinda dan Dani keluar dari mobil Pajero warna hitam itu.
Tatapan kedua anak tirinya langsung menghujam menusuk hati Mahira.
"PE.......LA......KOR......," Ucap Dinda tatkala melewati Mahira.
Mahira hanya bisa diam, dia tidak berani menatap Dinda yang pernah berstatus menjadi sahabat karibnya kini berubah menjadi anak tirinya.
Sedangkan Dani langsung masuk duluan tanpa kata, karena malas melihat Mahira.
Nando tidak melirik Mahira sama sekali, bahkan jas warna navy nya dia berikan ke BI inem yang berdiri di sebelah Mahira.
"Sabar ya, Non!" Ucap Bi inem sambil mengelus punggung Mahira untuk menguatkan Mahira.
Mahira hanya mengangguk, Mahira segera mengikuti langkah,Nando melangkah menuju ke kamar. Hari ini Meera akan pulang terlambat karena ada jadwal operasi dan sudah mengirimkan pesan ke Mahira. Agar Mahira bisa menyiapkan keperluan Nando.
Namun ketika Nando sampai di depan pintu kamar, Nando terhenti lalu menoleh kebelakang dan menatap Mahira dengan tatapan dingin, sehingga Mahira langsung mendadak kaku.
"Ehmmmm....... Kak Mee...Ra..... pulang terlambat dan sa...ya... Di suruh untuk......."
"Cukup! Aku bisa menyuruh Bi inem untuk menyiapkan semuanya," Ucap Nando. Lalu Nando masuk kamar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
MifadiruMzn
bagian ini kek nya typo kak, ada kata "sambil menenteng tas kerjanya dan juga tas kerjanya" typo gak sih. dua kata berulang ulang
2025-04-02
0