NovelToon NovelToon
Bos Muda

Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Si Mujur
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Humble

Arsa menjalani hidup yang sangat sulit dan juga aneh. Dimana semua ibu akan bangga dengan pencapaian putranya, namun tidak dengan ibunya. Alisa seperti orang ketakutan saat mengetahui kecerdasan putranya. Konfilk pun terjadi saat Arsa bertemu dengan Xavier, dari situlah Arsa mulai mengerti kenapa ibunya sangat takut. Perlahan kebernaran pun mulai terkuat, dimulai dari kasus terbunuhnya Ayah Arsa, sampai skandal perusahaan besar lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humble, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karma

Melihat bagaimana cara Bella memegang kartu yang kini ada di tangannya itu. Serta bagaimana cara wanita itu berbicara dengan Arsa, saat itu juga Fitri menyadari ada yang salah dengan situasi saat ini.

“Fitri? Siapa sebenarnya pemuda itu?” Tanya chris, yang sudah menyadari bahwa mungkin saja arsa adalah orang dari kalangan yang tidak biasa.

Fitri menggelengkan kepala, namun tidak berbali menatap Arsa yang ada di sebelahnya. Gadis itu terus menatap Arsa, sambil mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

“Dia hanya pemuda miskin yang memiliki otak sedikit cerdas, itu saja.” Jawab Fitri, tanpa mau mengungkapkan apapun pada Chris, jika sebenarnya Arsa adalah mantan kekasihnya.

“Bailah, Tuan Arsa…. Bolehkah?” Tanya Bella, sambil menujukan kartu yang ada di tangannya.

Melihat penampilan Arsa saat ini, sebenarnya Bella juga tidak yakin dengan pengakuan pemuda itu. Namun, dia adalah seorang profesional. Bersikap hati-hati adalah pilihan bijak saat ini. Jika memwng Arsa pemilik kartu ini, maka hotel ini jelas sedang kedatangan tamu penting lainnya.

Bella Saphira, tentu tidak keberatan. Apalagi, jika tidak memikirkan pakaian yang di kenakan Arsa. Jelas pemuda itu cukup tampan.

Tapi sebaliknya, jika terbukti Arsa berbohong, maka beberapa keamanan di sana, cukup untuk menendang dia dan dua pemuda yang lain yang datang bersamanya, keluar dari tempat ini begitu saja.

“Oh, Ya tentu saja. Silahkan!” Jawab Arsa, sambil mengangkat satu tangan, tanda bahwa itu bukan masalah.

Mendengar itu, Bella tersenyum. “Baik, terimakasih.” Ucap wanita yang berpenampilan sangat elegan itu.

Empat resepsionis itu langsung mundur, memberikan ruang pada Bella, untuk memeriksa kartu tersebut.

“Tuan Arsa, bisakah anda masukan kata sandi disini?” Pinta Bella sesaat setelah dia memasukkan kartu itu pada mesin di depannya.

“Arsa, sebaiknya kita pergi saja.”

“Bryan, tidak apa-apa, biarkan saja.” Jawab Arsa pada Bryan yang saat itu sudah memasang wajah yang sangat cemas.

Setelahnya, Arsa langsung maju dan menekak tombol yang ada disana, beberapa kali.

“Ting…!”

Sebuah dentingan kecil, membuat mata Bella langsung melebar. Namun, sesaat setelahnya cepat wanita itu mengendalikan dirinya.

Hanya saja, hal itu tidak terjadi dengan empat orang yang berara di belakangnya. Saat itu, mata mereka membelalak, dengan mulut ternganga sangat lebar.

Keempatnya melihat pada Arsa, lalu pada alat pembaca yang ada di meja konter, kembali arsa, terus berulang selama beberapa saat.

Jika Bella tidak segera berdiri, dan langsung membuat mereka menyingkir saat wanita itu berjalan menerobos, sebelum akhirnya mengelilingi konter dan keluar dari sana.

Kejadian itu di saksikan semua orang dengan rasa penasaran. Tidak tahu apa itu baik atau buruk, namun sebentar lagi mereka akan segera mengetahuinya.

“Tuan muda Pratama, maaf karena telah membuat anda merasa kurang nyaman dengan situasi ini. Memawakili keluarga Carlton, aku menyambut anda di hotel kami yang sederhana ini.” Ucap Bella sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

Jika tadi keempat orang resepsionis itu yang membelalakkan mata mereka. Sekarang, Bryan m, Harris dan tentu saja Fitri serta Chris yang mengalaminya.

Bella yang masih dalam keadaan membungkuk dengan kedua tangannya terkepal. Manager hotel itu berniat menyerahakn kembali kartu di tangannya pada Arsa.

Meski merasa canggung, namun karena sudah terjadi, Araa langsung mengambil kartu itu. Sebelum akhirnya berkata.

“Oh, terimakasih. Aku ingin mengajak teman-temanku untuk datang ke pesta ulang tahun gadis bernama Irish. Tapi aku melupakan kartu undangannya.” Ucap Arsa getir.

“Tidak perlu! Bahkan kartu hitam untuk dijadikan undangan itu, hanya mengambil ide dari kartu milik anda. Dan tentu saja kartu yang sesungguhnya sangat jauh lebih dari kata cukup untuk anda memasuki hotel ini, kapanpun anda mau.” Jawab Bella cepat.

Arsa tersenyum, mengangguk kemudian. “Sekali lagi, terimakasih, Nona Bella, aku sangat menghargainya.” Sahut Arsa, sambil melirik pada kedua orang temannya, yang masih berdiri mengangga.

“Bryan, Harris…” panggil Arsa.

“Tuan-tuan silahkan.. aku sendiri yang akan mengantar kalian kesana.” Ucap Bella sambil menunjuk satu tangan.

Dengan tatapak nanar dan masih tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi, Bryan dan Harris menganggukan kepala mereka, lalu mulai berjalan mengikuti Arsa.

Baru saja beberapa langkah mereka berjalan, sebuah suara langsung membuat mereka menghentikan langkah.

“Tunggu..’

Mereka semua berbalik, dan melihat ke arah belakanh dimana sumber suara berasal. Tau jika sejak awal gadis dan pria yang bersamanya mencoba mempermalukan Arsa, cepat Bella maju dan menjawab.

“Nona, maaf… ada apa?” Tanya Bella sopan.

“Nona Bella, aku Fitri… aku tidak tahu kartu berharga apanyang dibawa pemuda itu. Tapi apapun itu, percayalah padaku, dia bukan pemilik yang sebenarnya. Aku sangat mengenal pemuda itu.” Jawab Fitri dengan panjang kali lebar sama dengan luas.

Mendengar itu, kening Bella sedikit berkerut. Dia berbalik dan menatap Arsa. Namun karena kesal telah mencoba mempermalukan dirinya, apalagi teman-temannya, membuat Arsa ingin memberi sedikit pelajaran pada Fitri.

“Tidak! Tidak! Aku dulu memang mengenalnya. Tapi sekarang tidak lagi.” Jawab Arsa, menanggapi tatapan Bella.

Mendengar itu, Chris maju dan mencoba menjelaskan apa yang mungkin di maksud oleh pacarnya itu.

“Nona Bella, dia memang mengenal pemuda itu… mungkin saja, dia suda mencuri kartu tersebut, dan entah bagaimana bisa juga mendapatkan paswordnya. Atau bisa saja dia memalsukan kartu itu da—,”

“Maaf. Apa kalian baru saja ingin mengatakan bahwa seseorang mencuri kartu dan mengganti seluruh data yang ada di dalamnya? Atau… kalian ingin mengatakan bahwa kami, hotel Carlton ini tidak memiliki alat yang cukup memadai untuk mendeteksi keaslian sebuah kartu, hanya hanya segelintir orang saja di muka bumi ini yang memilikinya?” Potong Bella, yang sudah langsung bisa mengetahui kemana arah penjelasan pemuda itu.

Mendengar apanyang di katakan bella, membuat Chris dan Fitri langsung terdiam. Namun hal itu hanya berlaku sebentar bagi Fitri.

Bahkan sekwrang dengan sedikit meninggikan suaranya, gadis itu kembali berkata. “Nona Bella, dia adalah mantak pacarku. Dua tahun kami tinggal bersama dan dia memang sangat cerdas, jadi buka tidak mungkin dia bisa melakukan sesuatu untuk menyelinap masuk ke acara ini, percayalah padaku. Sebaiknya, kau panggil orang yang lebih ahli, aku yak—,”

Fitri tidak bisa menyelesaikan kata-katanya, karena saat dia mencoba menjelaskan, wajah Bella berubah datar, dan langsung memotongnya.

“Keamanan! Bawa kedua orang ini, dan periksa keperluan mereka disini. Jika kalian merasa tidak begitu penting, usir keduanya dari hotel ini… tidak ada yang boleh memperlakukan tamu VVIP seperti tuan-tuan ini. Apalagi di hotel ini.” Raung Bella menjatuhkan perinta.

Para keamanan langsung bergerak cepat. Sementara bella kembali berbalik dan tersenyum pada Arsa dan dua temannya.

“Maaf, membuat kalian menunggu, silahkan.” Ucap Bella, namun saat ini dengan nada sedikit canggung.

Arsa sama sekali tidak memperhatikan, namun jelas Bryan dan Harris terlihat senang saat ini.

Chris tiba-tiba bersuara di dekatnya, membuat jantung Fitri seolah berhenti berdetak. “Fitri, dia mantan pacarmu? Dan kalian tinggal bersama? Dia tahun?”

Fitri berusaha menelan ludah, karena tiba-tiba saja kerongkongannya terasa sangat kering. “Sayang… aku bis—,”

“Dua tahu?” Seru Chris menyela. “Apa yang kalian selama dua tahun itu, ha?”

“A-aku… A-aku..”

“Hei, jika kalian ingin berdebat, lakukan dimana saja asal jangan di hotel ini.” Ucap kepala keamanan hotel sambil memberi tanda pada anggotanya.

“Bawa mereka.” Lanjutnya memerintah.

1
Humble
Oke
Edy Putra
lanjut thorr
echa purin
/Good//Good/
Edy Putra
lanjut thorr
Ahmad
terima kasih kak.dan tetap semangat (👍👍
Humble
Oke santai
Ahmad
lanjutin dong kak, setidaknya buat gw baca.....plis......🙏🙏
Ahmad
semangat kak author, meskipun sepi
Humble
Hahah gapapa mungkin belum aja
Ahmad
sepi ya kak author?
Humble
Makasih, semoga betah
Viva/Vivian
Membuat saya ketagihan
Humble
Terima kasih kak
danisya inlvr
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!