Galuh yang difitnah oleh penduduk kampung dan dibuang dihutan larangan, hutan yang menyimpang segudang misteri.
Dapatkah galuh membalaskan dendam dan menemukan dalang dari orang yang menghasut penduduk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25: Wabah penyakit
Malam itu, kabut hitam menyelimuti desa alas pati, seluruh warga hanya berdiam diri didalam rumah, mereka bisa merasakan hawa yang tak biasa sedang menyelimuti desa mereka.
Mbah surya yang belum tidur malam itu, segera berjalan keluar rumah. Ia lalu menatap langit-langit, mbah surya merasakan adanya energi negatif sedang menyelimuti desa itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Hawa malam ini sangat berbeda sekali." Tanya mbah surya kepada dirinya sendiri, ia segera masuk kedalam rumah dan berdoa semoga tidak terjadi apa-apa.
Sementara itu, didalam gubuk tepatnya di dalam hutan, seorang wanita tua sedang berkomat kamit membaca mantra yang tak diketahui artinya.
Setelah selesai membacakan mantra. Wanita itu melihat kedalam kendi yang sudah ia isi air. Didalam air itu terdapat gambaran sebuah pedesaan yang sedang diselimuti kabut hitam.
"Kalian akan merasakan sakit yang teramat sangat hahahaha." Ucap wanita itu sembari tertawa dengan keras. Dan terus membaca kan mantra yang lain.
_Kembali ke desa_
Di salah satu rumah, seorang wanita baru saja terbangun dini hari, ia merasa ingin buang air kecil, dan wanita itu segera berjalan kearah belakang rumah.
Wanita itu segera membuka pintu, hawa dingin langsung menerpa wajahnya, ia merasa ketakuan, wanita itu segera berlari dan masuk kedalam bilik.
"Huh, hawa nya tidak enak sekali." Gumamnya.
Wanita itu mendengar suara seperti orang berjalan mengelilingi bilik itu, ia merasa ketakutan dan cepat-cepat menyelesaikan buang air kecilnya.
Suara langkah kaki itu masih saja mengelilingi bilik tersebut, hal itu membuat wanita itu hanya bisa berdiam diri di dalam bilik dengan tubuh yang ketakutan.
10 menit kemudian, ia tak mendengar lagi suara langkah kaki itu. Wanita itu segera membuka pintu bilik tersebut, lagi-lagi hawa yang tak biasa ia rasakan.
Wushhh
Sekelebatan bayangan lewat dibelakang wanita itu, membuatnya replek menoleh ke belakang. Di bawah pohon mangga yang tak jauh dari ia berdiri, disana berdiri satu sosok kuntilanak merah yang menatapnya dengan tatapan tajam, wanita itu tak bisa mengalihkan pandangannya dan hanya bisa melotot.
Kuntilanak merah itu, kini sudah berdiri tepat di depan wanita itu yang hanya mematung, aroma busuk dengan belatung yang berjatuhan membuat perutnya terasa di aduk.
"Kau akan mati." Ucap kuntilanak merah itu dengan suara yang menggema.
Wanita itu seketika membulatkan matanya, saat kuntilanak itu membuka mulutnya dengan paksa dan memasukan belatung serta daging busuk kedalam mulut wanita itu.
"Hihihihi, mati, mati." Suara kuntilanak itu menggema di seluruh penjuru desa alas pati.
Sedangkan wanita tadi kini tergeletak pingsan di depan pintu, dan pagi harinya baru ketemu saat sang suami mencari keberadaan istrinya.
Hanya dalam waktu 1 malam saja, tubuh nya sudah dipenuhi dengan koreng serta nanah. Berita tentang penyakit aneh itu dengan cepat tersebar di seluruh desa.
Sementara itu di tukang sayur, sudang banyak ibu-ibu yang sudah berkumpul untuk membeli sayur.
"Eh, denger-denger wati itu terkena penyakit aneh loh, tubuhnya dipenuhi koreng yang bernanah gitu." Ucap ibu-ibu berbaju merah, memulai obrolan.
"Masa sih, kemarin waktu saya ketemu dia kondisinya masih baik-baik aja kok." Sahut ibu-ibu berbaju kuning dengan terkejut.
"Lah, masa bu tini gak tau sih tentang penyakit yang di derita wati itu, dia baru dapat penyakit itu tadi malam." Sambung ibu-ibu berbaju merah.
"Kasihan ya, gimana kalo sore nanti kita jenguk wati?." Ucap bu tini yang mengusulkan ingin mengjenguk wati.
"Wah boleh tuh." Sahut yang lainnya, mengangguk setuju.
Tak lama mereka segera bubar setelah berbelanja sayur dan ayam.
Mbah surya dan renggo pun sudah mendengar tentang penyakit yang di derita oleh wati, kini mereka sedang duduk di atas dipan.
"Menurut bapak, sebenarnya apa yang terjadi dengan wati? Kenapa dia tiba-tiba terkena penyakit aneh seperti itu." Tanya renggo, memulai percakapan.
"Ntahlah, tapi ku rasa sakit yang di derita wati itu akibat ilmu hitam." Jawab mbah surya dengan pelan.
"Hah, ilmu hitam, bagaimana mungkin." Ucap renggo tak percaya.
"Tadi malam, aku merasakan hawa tak biasa yang sedang menyelimuti desa ini." Sahut mbah surya, seraya menghela napas panjang.
Renggo hanya terdiam, ia memikirkan tentang ucapan mbah surya tadi. Pasalnya ia tadi malam sama sekali tidak merasakan hawa negatif.
"Mbah, sepertinya ini ada hubungannya dengan kedatangan kami ke desa ini." Ucap renggo dengan penuh arti.
"Maksud kamu?." Tanya mbah surya sedikit bingung.
"Aku mencurigai seseorang mbah." Jawab renggo.
Mbah surya ia hanya mengangguk kan kepalanya, ia pun begitu sedang mencurigai seseorang.
_Di dalam hutan_
Galuh dan mbah karsa sudah berada di dekat air terjun itu dan galuh mulai berlatih, mereka sama sekali tak mengetahui tentang kejadian yang ada di desa.
"Galuh sedikit lagi kamu akan menguasai ilmu hitam." Ucap mbah karsa, ia merasa galuh bukan pemuda biasa, ia hanya memerlukan waktu 2 hari saja untuk menguasai ilmu kanuragaan.
Galuh yang mendengar ucapan mbah karsa, segera mendekat dengan senyuman lebar. "Jadi kapan aku akan memulai mempelajari ilmu itu, mbah?" Tanya galuh.
"Besok pagi, kamu akan mempejalari ilmu itu di dalam goa sana." Tunjuk mbah karsa kepada goa yang berada tak jauh dari air terjun, jika di lihat dari kejauhan disana tak ada goa, hanya semak belukar dan akar pohon saja.
"Mbah hanya akan melihat mau pagi dan sore saja." Lanjut mbah karsa.
Ia segera berjalan ke arah rumahnya di ikuti oleh galuh.
_Kembali ke desa_
Sore itu, seperti yang sudah mereka sepakati, bu tini dan ibu-ibu lainnya berbondong-bondong menjenguk wati.
"Assalamualaikum." Bu tini mengucap salam setelah berada di depan pintu rumah bu wati.
Ceklek
Pintu terbuka, aroma tak sedap pun menusuk hidung mereka semua, di depan pintu berdiri seorang pria yaitu suami dari wati.
"Waalaikumsalam, silahkan masuk ibu-ibu." Ucap suami wati yang mempersilahkan ibu ibu itu.
Mereka hanya mengangguk dan masuk kedalam rumah wati, di sana mereka dapat melihat seorang wanita terbaring kaku dengan koreng di sekujur tubuhnya, serta mata yang melotot.
"Silahkan duduk bu, maaf cuma ada teh saja." Ucap suami wati yang memepersilahkan ibu-ibu duduk, dan menyajikan teh.
"Tak usap repot-repot rusli." Ucap bu wati. Rusli suami dari wati hanya tersenyum saja.
"Ngomong-ngomong istri kamu sudah di obati?." Tanya bu ranti-yang berbaju cream.
"Sudah bu ranti, bahkan pak ustad dan orang pintar pun sudah saya bawa kesini, namun mereka sama sekali tak bisa menyembukan istriku. Mereka bilang wati terkena penyakit yang di sebabkan oleh ilmu hitam." Jawab rusli dengan sedih.
Ibu-ibu itu yang mendengar seketika kaget, mereka tak menyangka dengan penyakit yang di derita wati.
Hampir 1 jam mereka berada di rumah wati dengan menahan rasa mual. Akhirnya ibu-ibu itu berpamitan karena hari sudah cukup sore.
"Kami pamit dulu ya rus, semoga istrimu cepat sembuh." Doa ibu-ibu itu dengan tulus.
"Aminn." Rusli hanya mampu mengaminkan doa ibu ibu itu.
Tak lama mereka segera bubar dan kembali ke rumah masing-masing.