Gabriella anashtasia
Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.
Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.
Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.
Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???
Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???
Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???
Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.
Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.
salam Sijack🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16: Sauna
Saat ini didalam sauna itu hanya ada keheningan diantara keduanya.
Gabriella membuka matanya dan berpikir ingin membahas apa dengan Akin.
Gabriella berdehem untuk memulai pembicaraan.
"Akin,bagaimana adikmu??? Itulah pertanyaan asal yang keluar dari mulut Gabriella.
Akin membuka matanya dan terdiam sejenak.
"Adikku..." Akin tampak berpikir sejenak dan menghela napasnya.
"Aku kurang tahu,aku belum menghubunginya." ungkap Akin.
"Sepertinya...dia sedang bersama teman temannya." Lanjutnya.
Gabriella mendengarkannya dengan seksama.
"Apa kau tidak ingin menemuinya???" tawar Gabriella.
Akin tersenyum senang dibiliknya,dia menoleh kearah tembok yang terdapat Gabriella dibelakangnya.
"Apa boleh,Nona???" tanyanya antusias.
"Tentu saja.." Akin tersenyum senang mendengar ucapan Gabriella.
"Tapi ketika waktumu libur." Lanjutnya sambil tersenyum licik karena sudah mengerjai Akin.
Akin mendengus kesal. "Uyy,Nona...anda sangat menyebalkan." Akin memasang wajah kesalnya yang tak dapat dilihat Gabriella.
Gabriella terkekeh dibiliknya,dia sudah membayangkan bagaimana wajah Akin sekarang.
"Mmm...Nona." panggil Akin.
"Dengar dengar... anda memiliki seorang adik,benarkah itu???" Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah dia ketahui jawabannya.
Gabriella hanya menjawab "hemm" dan itu belum membuatnya puas.
"Terus... kenapa dia tidak pernah kelihatan dirumah ini???" tanyanya penasaran.
Gabriella terdiam mengingat adiknya yang sudah sejak lama tidak pernah menginjakkan kaki dirumah ini.
"Dia tinggal diluar." ucapnya. Kemudian Gabriella terdiam lagi.
Akin diam menunggu lanjutan jawaban Gabriella.
"Aku tidak tau bagaimana dia sekarang,lagipula... aku dan dia sudah tidak seperti saudara lagi,saking kita sudah lama tidak bertemu" lanjutnya.
Akin terdiam mendengarkan Gabriella bercerita tentang adiknya.
Setelah kurang lebih 5 menit Gabriella bercerita, hening diantara keduanya.
Gabriella berjalan keluar biliknya dan menambahkan minyak ke bara api itu.
"Akin,kau tidak akan pingsankan kalau aku menambahkan panasnya lagi???" tanya Gabriella sambil mengejek dan kembali masuk kedalam biliknya.
"Anda tenang saja Nona,saya itu seorang phoenix loh." ucapnya menyombongkan diri.
Gabriella mengernyitkan dahinya bingung dengan maksud "phoenix".
"Apa itu phoenix" tanyanya penasaran. Akin terkekeh mendengar pertanyaan itu.
"Apa anda tidak tau,phoenix itu adalah burung abadi,ibu saya yang memberi julukan itu." Jelas Akin.
Akin menceritakan asal usul julukan itu diberikan.
Ibunya berwasiat,bahwa Akin harus menjaga adiknya sampai dia lulus kuliah dan tidak noleh mati sebelum itu.
Gabriella mendengarkan cerita itu dengan seksama.
Sampai akhirnya Gabriella tidak mendengar suara lagi dari bilik disebelahnya.
"Akin..." panggil Gabriella,tapi tidak ada jawaban dari sebelahnya.
"Akin!!" panggilnya lagi.
"Ada apa,Nona!!!" Ucapnya kesal karena dipanggil terus.
Gabriella balas menjawab ketus.
"Siapa suruh kau dipanggil tidak menjawab." ucapnya ketus.
"Saya sedang merilekskan diri saya,Nona" ucap Akin kembali tenang.
Gabriella kembali berpikir ingin membahas apa. Dia tidak tau kenapa tiba tiba dia ingin banyak mengobrol dengan bodyguardnya itu.
"Mmm..Akin" Panggilnya lagi.
"Hemmm..." jawabnya singkat.
"Apa...pacarmu tidak marah jika melihatmu bersama seorang wanita didalam ruangan seperti ini ???" tanyanya ragu.
Akin tergelak dibiliknya.
Gabriella mengerutkan keningnya mendengar Akin tertawa."kenapa kau tertawa ???"
Sebenarnya dia malu menanyakan hal itu,tapi karena sudah terlanjur jadi Gabriella berusaha bersikap biasa.
Akin mengehentikan gelak tawanya.
"Anda tenang saja Nona,saya ini masih jomblo" jawabnya.
"Atau... apakah anda yang mau jadi pacar saya???" Tanyanya iseng.
Gabriella merengut dibiliknya.
"Mimpi kalau aku mau denganmu" ucapnya ketus.
Jawaban itu membuat Akin terkekeh.
"Saya hanya bercanda Nona,mana mungkin saya memacari atasan saya" ucap Akin.
Akin kembali bertanya.
"Oh,ya Nona,apa anda tidak punya pacar???"
Gabriella berpikir sejenak.
"Mmmm....sebenarnya aku..." Gabriella menjeda ucapannya membuat Akin menunggu.
"Aku juga tidak memiliki pacar" jawabnya malu.Jujur saja dia takut mengakuinya didepan Akin ,karena pasti akan diejeknya.
Akin kembali tergelak membuat Gabriella mencebik kesal
."awas saja,sampai kau yang jatuh cinta padaku" kutuk Gabriella.
Akin berhenti tertawa dan meminta maaf kepada nona mudanya.
"Saya masih tidak percaya kalau anda tidak memiliki pacar,Nona" ungkap Akin.
"Dilihat lihat wajah anda...." Akin menjeda ucapannya
"Lumayan cantik" ucapnya pelan.
Gabriella menatap tajam Kearah Akin meskipun tidak dapat dilihatnya.
Gabriella memilih diam daripada berdebat terus dengan pengawalnya.
Akhirnya mereka sama sama terdiam.
5 menit berlalu Gabriella kembali memanggil Akin.
*sepertinya nona muda sendiri yang suka mengganggu Akin.*
"Akin...Akinnn" panggilnya dan tidak ada jawaban dari bilik sebelah.
Gabriella keluar biliknya dan membuka perlahan tirai bilik Akin.
Gabriella melotot melihat Akin yang sudah....
PINGSAN!!!
garis bawahi "PINGSAN"
Gabriella hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kondisi Akin
"Sukanya merepotkan orang!!!" gumamnya kesal melihat Akin yang pingsan.
Gabriella pergi keluar dari sauna itu dan mencari pengawal untuk membawa Akin keluar.
Akin ditinggal Gabriella dalam keadaan terduduk pingsan didalam bilik itu.
Sudah bergaya sok kuat ternyata tetap pingsan juga.
*author geleng geleng liatnya*
Halo guys🥰
Salam dari author.