Seorang gadis muda bernama Alya dikhianati oleh kekasihnya, Raka, dan sahabat dekatnya, Mira, yang menjalin hubungan di belakangnya. Dunia Alya runtuh. Namun, tanpa diduga, dia justru dinikahi oleh Davin, om dari Raka , seorang pria dewasa, mapan, dan berwibawa. Hidup Alya berubah drastis. Dia bukan hanya menjadi istri sah seorang pengusaha kaya, tapi juga tante dari Mira dan mantan pacarnya. Dari situ, kisah balas dendam elegan dan kisah cinta tak terduga pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Beberapa bulan kemudian kehamilan Alya sudah sangat besar dan dua bulan lagi adalah hari kelahiran anak pertamanya.
Alya merasa tidak sabar untuk menanti kelahiran buah hatinya.
Pagi ini matahari menyinari rumah besar Davin dan Alya. Burung-burung bernyanyi riang di taman belakang, seolah ikut menyambut kehidupan baru yang akan segera hadir.
Alya bangun dengan perasaan tenang. Perutnya yang besar, dan meski sesekali rasa pegal dan nyeri datang, ia tetap merasa bahagia. Ada ketenangan yang tidak pernah ia miliki dulu—bukan dari barang mewah atau pujian orang-orang, tapi dari pelukan hangat seorang suami yang benar-benar mencintainya.
Saat ini, Alya berdiri di depan cermin, memperhatikan perubahan tubuhnya. Tangannya mengusap perutnya lembut.
“Kita sudah sejauh ini ya, Nak,” bisiknya pelan.
“Mama janji, masa depan kamu nggak akan seperti masa lalu Mama. Kamu nggak akan tumbuh di tengah pengkhianatan, kamu akan tumbuh di tengah cinta.” ujar Alya pelan.
Davin masuk ke kamar sambil membawa nampan berisi sarapan.
“Pagi, Putri Istana,” sapa Davin lembut. “Aku buatin roti gandum dan jus jeruk.”
Alya menoleh dan tersenyum. “Masak sendiri?”
“Dengan cinta dan tutorial YouTube.”
Mereka tertawa bersama, setelah sarapan mereka masih duduk untuk mengobrol.
Tapi saat Davin akan bangkit Alya memanggilnya lagi,
"Mas " panggil Alya pada suaminya pelan,
“Kenapa sayang?” tanya Davin, cepat.
“Aku... aku pengin ngobrol serius.” jawab Alya
Davin duduk kembali di depan Alya. “Tentang apa?” tanya Davin,
Alya menggenggam tangan Davin erat. “Aku pengin anak kita punya nama sebelum dia lahir. Nama yang kita siapin bareng-bareng, dari cinta kita. Bukan nama pasaran, bukan nama yang asal bunyi indah. Tapi nama yang punya arti.”
Davin tersenyum, lalu mengangguk. Ia mengambil buku catatan dari laci dan duduk kembali di samping Alya.
“Mau anak laki-laki atau perempuan, kita siapkan dua nama,” kata Davin,
“Kalau perempuan gimana kalau Aluna Davira?” ujar Davin.
“Aluna artinya tenang, dan Davira gabungan nama kita berdua.” jelas Davin,
"Baiklah itu nama yang sangat bagus mas, aku suka, nah kalau laki-laki gimana kalau Rayvan Alyandra? Rayvan dari ‘raven’ yang cerdas, dan Alyandra gabungan nama kita juga,” usul Alya.
Davin memeluk Alya. “Mau siapapun yang lahir dulu, dia pasti anak yang paling dicintai.”
Keesokan harinya mereka berencana mengunjungi yayasan sosial yang selama ini mereka kelola bersama.
Sudah lama Alya tidak datang karena fokus menjaga kandungan, tapi hari ini ia ingin bertemu anak-anak di sana. Ia ingin bayi di dalam kandungannya merasakan kasih sayang sejak dalam perut.
Sesampainya di sana, Alya disambut hangat oleh para staf dan anak-anak. Suasana penuh tawa dan pelukan. Salah satu anak, Gita, berlari memeluk Alya.
“Tante Alya, perutnya udah besar banget!” ujar Gita salah satu anak yang ada di sana.
Alya tertawa dan mengusap kepala Gita. “Iya dong, sebentar lagi punya teman baru, ya!”
Salah satu staf, Mbak Tari, mendekat.
“Bu Alya, saya kagum banget sama Ibu. Di tengah masa kehamilan begini, Ibu masih semangat datang.” ujar mbak Tari
Alya mengangguk pelan. “Anak-anak di sini selalu punya tempat khusus di hatiku. Mereka jadi pengingat bahwa cinta nggak pernah salah alamat, hanya kadang datang lewat jalan yang sulit.”
Sore itu, Alya duduk di ruang tengah yayasan sambil menandatangani beberapa berkas bersama Davin. Tiba-tiba, seorang tamu yang tak diundang muncul.
Rey.
Ia datang dengan setelan jas, rapi dan percaya diri. Tapi saat matanya bertemu dengan Alya, ada sorot gentar dan kekalahan yang tak bisa ia sembunyikan.
Davin langsung berdiri. Tatapannya tajam, protektif.
“Ada perlu apa datang ke sini, bukanya sudah selesai, apa lagi yang kau butuhkan ?” tanya Davin datar.
Rey menatap Alya, sejenak menunduk, lalu berbicara. “Aku… hanya ingin minta maaf. Aku tahu mungkin ini sudah terlalu terlambat, tapi aku tidak bisa terus dihantui rasa bersalah.”
Alya berdiri perlahan, memegangi perutnya.
“Kamu datang ke sini untuk menebus rasa bersalahmu atau untuk mengobati egomu yang merasa kehilangan, waktu itu sudah cukup kita bicara dan itu baru beberapa bulan lalu, jadi apa lagi?” tanyanya pelan, tapi tajam.
Rey terdiam.
“Aku bukan gadis naif seperti dulu yang bisa kau hancurkan dua kali, Rey. Aku sudah punya keluarga sekarang. Dan jika kamu benar-benar tulus, kamu akan pergi tanpa mengganggu hidupku lagi.” ujar Alya dingin
Rey mengangguk perlahan, wajahnya merah karena malu.
“Aku bahagia kamu bahagia, Alya. Maaf,” ucapnya lalu pergi.
Davin langsung mendekat dan memeluk Alya dari samping. “Kamu baik-baik saja?”
Alya mengangguk. “Aku lebih kuat dari yang aku kira.”
Malamnya, setelah mereka pulang, Alya duduk di balkon rumah mereka, memandangi langit.
Davin datang membawa selimut dan menyelimuti Alya.
“Apa kamu kepikiran soal tadi?” tanyanya Davin,
“Sedikit,” jawab Alya jujur.
“Tapi bukan karena Rey. Tapi karena aku merasa lega. Dulu aku sering bertanya-tanya kenapa harus aku yang dikhianati, tapi sekarang aku sadar, karena itu aku dipertemukan dengan kamu. Luka masa lalu ternyata adalah jalan menuju rumah terbaik.” jelas Alya
Davin menggenggam tangannya. “Aku janji akan selalu jadi rumah kamu, Alya. Untuk kamu, dan anak kita nanti.”
Alya bersandar di bahu Davin. “Aku nggak perlu minta apa-apa lagi dari Tuhan. Semuanya sudah kumiliki, aku hanya akan minta kita akan selalu bahagia bersama anak anak kita"
Dari kejauhan, bintang-bintang bersinar. Dan di dalam hati mereka, cinta tumbuh lebih besar dari dendam, lebih kuat dari masa lalu.
Karena cinta yang tulus tak pernah datang dengan cara memaksa—ia datang saat dua jiwa luka memilih untuk sembuh bersama.
Bersambung
kn ksel kl trs ngusik alya sm davin....
raka bnrn tlus atwcma modus????
kya'nya dia pduli sm alya,tkut d skiti ktanya....
aku udh mmpir lg...tp gmes pgn getok kplanya tu orng,gila bgt smp ftnah plus neror sgla sm alya....pdhl kn mreka yg udh jht....