Ini kisah berawal dari sebuah ramalan yang akan muncul di masaa depan. Menceritakan tentang saintes ajaib yang tiba-tiba muncul dan datang ke Kekaisaran sebagai cahaya dan berkah dari sang Dewi.
Dibuka dari pertunangan politik yang dilakukan oleh sang tokoh utama Arthur Leander atas permintaan yang mulia kaisar. Arthur Leander merupakan seorang arcduke orang nomor satu setelah yang mulia kaisar howard Maximus.
Dia jelmaan dari seorang dewa Hermes yang memiliki parah tampan rupawan bak pahatan patung yang luar biasa. Dewa menciptakan dirinya memalui seleksi yang ketat. Karena dinilai dari tampang, kekuatan, kekuasaan dan kekayaan dia memiliki segalanya.
Mcnya antagonis side character yang ga terlalu ngaruh ke cerita.
ini bukan cerita tentang masak-masak atau pastry lady kok aman aja.
kak kok nama Female leadnya sama Mulu shhhhhuuuttttttt males Mikir kebanyakan nama MC. 😔🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahmaossamu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. FESTIVAL LAMPION 🪅
Setelah kembali nya Arthur ke kediamannya di arcduchy. Imelda langsung menyambut kedatangan pria itu Dengan sangat antusias.
Dia ingin bercerita banyak hal dengan Arthur. Sebenarnya Arthur sudah kembali beberapa hari setelah namun karena dia sengaja lebih memilih pulang di mansion kediaman nya di ibukota kekaisaran maka Elda tak mengetahui dirinya.
Arthur pulang setelah mengikuti kegiatan survei lapangan pembangunan kawasan industri. Kereta kuda yang berhenti tepat di gerbang Mansion disambut oleh para pelayan dan kesatria yang berjejer berbaris rapi menyambut nya.
Disana juga terlihat imelda yang berjalan ditengah-tengah barisan itu dengan raut wajah berseri-seri. Dibelakangnya disusul Lina yang ikut menyambut kedatangan Arthur.
Wah-wah yang menyambut pemilik kediaman malah orang yang tak memiliki hubungan apapun dengan Arthur.
Sesampainya Arthur disana imelda langsung menyerbu dirinya berlari dan memeluk. Pria itu merespon dengan senyuman simpul tapi tak membalas perlakuan Elda. Arthur malah sebaliknya bersikap biasa saja.
" Arthur selamat datang kembali, aku sangat merindukanmu Ar" sapa Elda dengan sangat antusias. Dia segera berlari dan menubruk Arthur
"Elda lama tidak melihat mu" ucap Arthur meskipun tak membalas pelukannya dia hanya tersenyum dan mengusap Surai Elda pelan
" Yang mulia salam selamat datang kembali " ucap salah seorang wanita yang berjalan mendekat dibelakang elda
"Yaa Lina" balas Arthur dengan ramah, dia juga tersenyum melihat Lina. Elda yang mengamati ekspresi wajah Arthur yang perhatian juga pada Lina dibuat kesal
Wanita itu berdecak dalam hati
"Arthur apakah kau tidak merindukanku?" Tanya Elda kemudian dia memasang raut wajah sedih dan manja menatap kearah pria tersebut
"Tentu Aku merindukan mu Elda" jawab pria itu sambil tersenyum hangat Arthur juga menundukkan badannya sedikit mencoba mensejajarkan tingginya dengan Elda.
"Begitukah aku sedikit kecewa mendengar hal itu, karena interaksi kalian lebih cocok dikatakan sebagai sepasang kekasih" tentunya ucapan putra mahkota tempo hari lalu kembali terngiang dikepala Arthur.
Putra mahkota benar Arthur memperlakukan imelda layaknya seorang kekasih. Orang-orang pasti juga salah mengartikan hal tersebut.
Tidak bisa selamanya seperti ini. Jika dia melakukan tersebut tidak ada bedanya Arthur dengan pria brengsek yang tak cukup satu wanita diluar sana.
Sebagai seorang Arcduke Leander pria yang berwibawa dan mempunyai reputasi tinggi Arthur paham hal itu.
Oleh karena ini mulai saat ini Arthur harus bersikap biasa saja terhadap Imelda.
Setelah ingatan itu berputar di benaknya Arthur yang tersenyum hangat dan menatap Elda buru-buru menormalkan ekspresi wajah. Dia langsung berjalan melewati kedua wanita tersebut
Elda yang melihat kejadian itu dibuat terbengong. Biasanya setiap Elda selesai menyambut dirinya Arthur akan mengandeng dirinya masuk bersama menuju kediaman.
Namun mengapa saat ini reaksi setelah bertukar salam dia seperti mengabaikannya? Saat ini wanita itu masih berpikir positif, mungkin Arthur terlalu lelah.
Namun kejadian itu terus berlangsung dan tidak hanya saat itu saja. Arthur pria tersebut seakan membatasi sikapnya terhadap Elda dan sekarang dia terlihat lebih cuek.
Imelda merasa perubahan sikap pria itu kepada dirinya menjadi lebih dingin.
Lalu pikiran wanita tersebut langsung saja dibuat tertuju kepada Lina. Yaa Lina apakah perubahan sikap Arthur didasari Lina Elda harus menyelidikinya.
Setiap tahun kekaisaran mengadakan festival lampion di ibu kota, untuk memperingati kemenangan sang Dewi ruminas valentine dalam memerangi kekuatan jahat
Lampion-lampion yang diterbangkan ke atas langit merupakan simbol doa, permohonan dan kebebasan dalam hati yang penuh sukacita itu.
Festival itu berlangsung tiga hari, tak hanya itu selama festival berlangsung banyak perayaan dilakukan di ibu kota, misal pameran makanan, pameran pertunjukkan budaya, pameran hiburan dan berbagai macam jenis kegiatan lainnya.
Para warga merayakan moment itu dengan sangat meriah, jalanan ibukota dihiasi lampu-lampu cantik yang akan menyala terang dimalam hari. Sementara itu setiap sudut kota diletakkan sebuah pot berisi pohon kemudian dihias cantik mengunakan berbagai macam accesories dan kertas hias
Karangan Bunga-bunga cantik pun terlihat menghiasi seluruh jalanan kota. Imelda bersama Arthur hampir tak pernah melewatkan acara itu, Imelda selalu mengajaknya untuk pergi mengunjungi ibukota kekaisaran jauh dari wilayah arcduchy.
Namun bedanya kali ini terdapat Lina bersama dengan mereka, Imelda menjadi tak nyaman karena harus mengajak gadis itu, dia tak bisa menikmati momen berdua sepenuhnya dengan Arthur
Batinnya pasti dibuat sangat tersiksa dan meronta-ronta penuh kekesalan terhadap nona saintes cantik itu. Saat makan bersama diruang makan mulailah Imelda berceloteh tentang rencana pada festival lampion kali ini.
"Arthur kau ingat lusa bukankah perayaan pesta festival lampion, itu sangat menyenangkan ayo kita pergi bersama" ucap Imelda sambil melahap dessert puding mangga miliknya
"Festival lampion?" Tanya Lina polos dan penuh penasaran. Dia yang sedari tadi menyimak pembicaraan ringan Arthur dan Imelda dibuat tertarik
"Itu adalah festival yang dilakukan setiap tahun oleh kekaisaran, dimalam hari semua orang menerbangkan lampion yang dinyalakan keatas langit" jelas Arthur pada Lina yang duduk disampingnya
"Wahh sepertinya sangat menarik aku belum pernah melihatnya, apakah aku boleh ikut pergi ?" Ujar Lina penasaran dia kini terlihat sedang membayangkan seperti apa festival itu
"Tentu kita bertiga akan pergi bersama, Elda kau harus menjaga Lina dengan baik ini pertama kalinya dia pergi ke ibukota" ucap Arthur pada Lina sambil tersenyum tipis
Entah mengapa Arthur bersikap berbeda dari biasanya padaku? Apa ini gara-gara si jalang itu batin Elda yang penuh dengan kecemburuan
"Ugh, ngomong-ngomong, aku ingin membeli gaun untuk aku kenakan besok, Arthur maukah kau menemaniku memilih gaun" Elda mengatakan hal itu dengan sangat lancar keluar dari mulutnya, cih dasar matre tunangan orang kamu peras Elda
"Baiklah aku temani, kita akan pergi bersama Lina " jawab Arthur pada Imelda.
"Hhmm baiklah " wanita itu sepertinya terlihat kesal sekarang.
"Ngomong-ngomong pangeran kedua dan Serena akan pergi juga bersama kita, jadi tolong jaga sikapmu Elda " lanjut Arthur kemudian. Entah maksudnya apa dia sengaja mengatakan hal itu kepada Elda
Imelda yang mendengar pun tentu langsung tidak terima. Sebelumnya Arthur tidak pernah seperti ini padanya. Ada apa dengan pria itu
"Mengapa kau malah mengatakan hal itu padaku, bukannya kau harus bilang pada nona saintes karena belum pernah menemui mereka sama sekali?" Protes Elda pada Arthur, belum apa-apa sudah muncul Sifat kekanak-kanakan nya dengan sengaja menyindir sang saintess
"Yahh aku hanya ingin kau tidak bersikap kekanak-kanakan, seperti kemarin" kata Arthur menimpali
"Iyaa iyaa aku mengerti " daripada memperkeruh suasana hati nya untuk berbelanja nanti Elda akhirnya memilih untuk mengalah.
Tangan Elda terkepal keras dia berdecih dalam hati. Arthur sahabatnya telah berubah.
Setelah menunggu Arthur menyelesaikan pekerjaannya pun akhirnya mereka pergi menuju kesebuah butik, di kota arcduchy.
Mereka bertiga naik kereta kuda yang sama, Arthur duduk bersebelahan dengan Imelda tentunya. Diperjalanan Imelda asik bercerita mengenai banyak hal yang tidak penting.
Lina seperti biasa hanya menyimak pembicaraan antara keduanya, dia didalam sana hanya benar-benar layaknya sebuah pajangan atau angin lalu saja.
Dalam hati Lina tentu ada rasa kesal yang menumpuk. Dia begitu kesal ketika melihat Imelda terlihat sangat akrab dengan Arthur. Awalnya lina tak membenci Imelda sahabat dari Arthur.
Namun melihat gadis itu memandang dirinya dengan kebencian dan menjadikan dirinya bahan saingan terhadap Arthur, Lina menjadi kesal. Memangnya apa salahnya selama ini, Arthur juga membiarkan Lina tinggal, dan makan dengan baik di mansion nya. Sedangkan Imelda jelas terang sekali iri kepada dirinya
Lalu apa kesalahan Lina padahal Arthur dan uskup agung yang memperlakukan dirinya dengan lebih istimewa dari Imelda. Imelda hanyalah bangsawan rendah sedangkan dirinya adalah seorang saintes, orang suci yang diperlukan semua orang wajar jika Arthur menghormati nya
Imelda tak sepantasnya memandang permusuhan Lina, mengetahui hal itu tentu Lina juga langsung dibuat jengkel dan kesal oleh sikap gadis itu.
Sayangnya Lina tak bisa dengan terang-terang menunjukkan kekesalan pada Imelda, nanti hilang sudah citra orang suci pada dirinya. Untuk sekarang Lina hanya bisa memendam semua perasaan kesalnya.
Tak lama kemudian tibalah mereka disebuah butik yang berukuran cukup besar dan mewah. Banyak gaun bangsawan bertema jaman kuno tersedia di butik ini.
Berbeda dengan butik milik ivana yang merancang desain gaun yang sangat kontroversial, dan berani. Rata-rata design gaun tempat ini semuanya tertutup, namun itu semua tentu dianggap cantik Dimata wanita bangsawan disana apalagi gaun pesta yang mengembang dan berlapis-lapis yang terlihat sangat menyesakan
Arthur turun lebih dulu kemudian membantu Imelda, dan Lina bergantian. Saat Arthur menyambut tangan Lina Imelda tampak berdecih kesal.
"Hati-hati nona Lina" ucap Arthur sambil mengulurkan tangannya membantu sang wanita turun
"Ah terimakasih" jawab Elda dia dibuat tersipu malu-malu karena dia bukan bangsawan baru pertama kali diperlakukan seperti ini
"cihh dasar pencari perhatian" guman Imelda pelan kemudian berjalan terlebih dahulu memasuki butik itu
Apanya mencari perhatian astaga Elda diapun sama.
Dia datang ke butik layaknya sang pemilik, dasar gadis tidak tahu malu. Tapi anehnya sang pemilik dan karyawan toko menyambut kedatangan dengan sangat ramah.
Wajar saja karena butik ini sering dia datangi bersama dengan Arthur, sehingga orang-orang disana pasti mengira mereka adalah sepasang kekasih. Dalam mimpi Imelda tentunya.
"Wahh lihat siapa ini, lady moren selamat datang" ucap sang pelayan butik sambil tersenyum mengembang kala mendapati sumber pemasukan utamanya datang
Elda cukup boros jika disuruh berbelanja. Dia tak tahu diri dan tak tahu malu seakan dia sendiri yang membayar nya.
"Anda sudah lama tak berkunjung kemari, anda juga tampak semakin cantik saja lady" ucap sang pemilik toko dengan ramah.
"Ah terimakasih atas perhatiannya madam, nona aku kemari untuk membeli gaun" ucap Imelda sambil tersenyum senang
"Baik saya ant–" belum sempat sang madam menyelesaikan kata-katanya suara bel pintu butik mengalihkan perhatiannya.
Ceklekkk kringggg!!
Pintu terbuka menampilkan archduke Arthur Leander yang sangat tampan, kini dia tak hanya datang dengan Imelda namun ada satu gadis cantik yang ikut bersamanya
Orang-orang dalam butik langsung dibuat bertanya-tanya, siapa wanita cantik yang datang bersama archduke. Yang mereka tahu kekasih arcduke hanyalah lady moren
"Astaga cantik sekali" tanpa sadar pelayan butik itu berguman menyampaikan isi hatinya yang terdengar jelas oleh Imelda
"Salam yang mulia, semoga Dewi ruminas memberkati anda," sang madam buru-buru mengalihkan perhatiannya dari Elda untuk menyapa pria paling dihormati itu.
"Yang mulia siapa wanita cantik yang datang bersama dengan anda?" Dia tak sendiri madam kembali melirik seorang wanita cantik bersama sang arcduke
"Oh ini perkenalkan dia nona Lina Saintes baru yang muncul" ucap Arthur menjelaskan pada pemilik butik itu
"Wahh nona saintes anda sangat cantik" tak bisa dipungkiri kecantikan Lina memang mengagumkan. Surai hitam lebat yang cetar membahana terlihat berkilau bak artist model shampo di layar kaca. Belum lagi pesona wajah mungilnya yang cantik dan menawan
"Saya baru pertama kali bertemu dengan nona saintes, suatu kehormatan bisa melayani anda" ucap pelayan toko antusias. Jarang-jarang ada wanita secantik Dewi datang ke butik mereka. Kecantikan Lina sangat jarang
"Ternyata Anda saintes yang orang-orang bicara, anda bahkan lebih cantik dari rumor nya" sambung sang madam kemudian. Dia mengamati setiap detail lekuk wajah wanita itu yang memang tak bisa dibohongi kecantikan nya lagi
"Ahh terimakasih, mohon bantuannya nyonya" ucap Lina malu-malu dia yang bersembunyi dibelakang Arthur kemudian memberanikan diri untuk mendekat perlahan
"Wahh lihat dia manis sekali, nona mari saya antarkan melihat gaun" Biasanya Elda yang dinomor satukan sekarang gadis itu bahkan seperti tak dianggap kehadirannya.
"Ahh yaa baik" ucap Lina dengan sedikit canggung dia merasa malu mendapatkan perlakuan khusus seperti VIP
Memangnya sudah bukan rumor lagi kecantikan Saintes. Tidak k perlu dipertanyakan lagi setelah melihat langsung, rambut hitam gelap yang berkilau dan halus, serta mata bulat berwarna Hazel. Dia memiliki wajah yang kecil hidung mungil dan bibir Semerah ceri tentu wajah idaman setiap gadis mana pun
Tak terkecuali imelda, dibanding dengan dirinya, walaupun Lina berpenampilan sangat sederhana kecantikan sungguh bersinar. Jika mereka berdua disandingkan bersama Imelda jelas tak ada apa-apanya.
Terlebih jika disandingkan dengan ivana Caesarion, behh bagai putri kerajaan dan rakyat jelata. Imelda memang cantik namun dia tak bisa dibandingkan oleh karya seni dewa yang mengalami revisi berkali-kali dan lembur dalam progress nya khusus ivana.
Mendengar semua pujian atensi semua berpindah kepada Lina tangan Imelda mengepal kuat. Lina Lina Lina yang ada dalam pikirannya mengapa semua orang memandang Lina memang nya apa menarik nya gadis itu.
Arthur menunggu kedua wanita itu mencoba gaun mereka. Dia sedang duduk santai sambil membaca majalah yang tersedia ditemani teh dan camilan.
Melihat gaun-gaun cantik dan berkilau itu, Arthur membayangkan apakah gadis itu akan menyaksikan festival lampion besok?
Ada harapan dalam hati Arthur bisa melihat dan datang bersama dengan tunangannya. Bukankah seharusnya mereka melakukannya mereka kan sepasang tunangan jadi itu merupakan hal wajar bukan.
Jika saja Elda tak bersemangat untuk mengajak dirinya pergi tentu Arthur akan pergi dengan ivana.