Setelah menikah, Laura baru tau kalau suaminya yang bernama Brian sangat posesif, bahkan terkadang mengekang, semua harus dalam pengawasannya.
Apakah Laura bahagia dengan Brian yang begitu posesif? akankah rumah tangganya bisa bertahan? sejauh mana Laura tahan dengan sikapnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon israningsa 08., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My posesif husband. 16 kamar mandi
Tiga hari berlalu, Kini Brian dan Laura dalam perjalanan kembali ke rumah setelah kondisi papanya sudah baik-baik saja, apalagi ada banyak pekerjaan yang menunggu Laura di kantornya.
Namun sebelum itu, mereka mampir disebuah pusat perbelanjaan terkenal yang ada di kota tersebut.
Sambil berjalan bergandengan tangan khas ABG lagi kasmaran. Laura begitu sangat lengket padanya.
Bria berbisik, "hari ini kamu bebas belanja apa aja sayang, tapi ingat... Kita mainnya sampai subuh yahh.... "
Plakk....
Laura memukul pelan lengan Brian yang ia gandeng, "Hushh... Jangan keras-keras mas! Malu.... "
"Kenapa harus malu? Kamu kan istri aku! Bukan istri simpanan!"
Mendengar kata 'simpanan' membuat Laura langsung teringat kejadian di rumah sakit itu.
Senyum yang tadinya merekah kini perlahan pudar namun Brian tak menyadarinya.
"Ohh iya! Kamu mau nambah koleksi perhiasan nggak? Kayaknya ada pengeluaran terbaru bulan ini!"
"Nggak mas perhiasan aku masih banyak! Malah masih ada yang belum aku pakai sama sekali! Kita ke toko piyama aja!"
"Tumben? Biasanya kamu paling semangat kalau dengar kata perhiasan?!"
"Nggakpapa mas!"
"Umh... Ya udah, aku turutin aja apapun kemauan kamu hari ini!"
Mereka lalu pergi membeli beberapa set piyama couple, tak hanya itu Brian juga sengaja membeli baju dinas untuk Laura pakai malam ini.
"Mas kayaknya aku capek deh!" Kata Laura.
"Serius? Nggak mau belanja lagi?"
Ia lantas menggeleng, "enggak mas!"
"Ya udah! Kita pulang yah sekarang!"
Brian yang menenteng semua tas belanjaan sekaligus tas selempang istrinya, mereka berdua berjalan hingga langkah Brian berubah pelan saat melewati toko pakaian bayi.
Sorot matanya tertuju pada sepatu bayi yang terpajang didepan toko. Laura menoleh kesamping dan mendapati suaminya tak bisa memalingkan perhatiannya.
"Mas mau beli?" Tanyanya tanpa ekspresi.
"Ha? Enggak sayang.... Buat apa mas beli? Kan kita belum punya baby!" Meskipun berkata demikian, Brian masih sesekali melirik sepatu itu bahkan ketika hampir melewati toko tersebut.
"Beli aja kalau mas suka!" Kata Laura langsung melepaskan gandengan tangannya.
"Enggak ahh.... "
"Ya udah! Biar aku yang beli!"
Laura benar-benar membeli sepatu bayi itu, bahkan membayarnya dengan kartu atm miliknya sendiri.
Mereka berdua berjalan ke parkiran, Brian membuka pintu mobil dan mempersilahkan Laura untuk masuk.
Saat di perjalanan suasana berubah hening, Laura menyenderkan kepala di kaca jendela mobil.
Brian melirik, ia menghela nafas, "capek banget?"
Laura hanya menggeleng, Brian mengerutkan dahinya, "Kamu kenapa lagi sih sayang? Kok kayak orang marah gitu? Atau karena sepatu bayi tadi ya?"
"Siapa yang marah sih mas? Kan aku tadi udah bilang kalau aku capek!"
"Ya udah, kamu tidur aja kalau capek, nanti aku bangunin kalau udah sampai rumah yah!"
Laura tak menggubris, perlahan matanya tertutup tapi tidak tidur, ia masih bisa mendengar kebisingan kendaraan yang berlalu lalang.
***
Ketika sampai, Laura langsung masuk kedalam rumah meninggalkan Brian yang masih sibuk mengeluarkan belanjaan dari dalam bagasi.
Ia tak bisa berkata-kata, bahkan saat masuk kedalam rumah, Brian melihat Laura langsung merebahkan dirinya keatas ranjang.
"Belanjaan ini mau di taruh di mana?" Tanyanya.
"Terserah mas aja!" Ucap Laura dengan suara lemas.
"Aku simpan di dalam lemari yah!" Katanya sambil terus melihat kearah Laura yang tak menggubrisnya, "Kamu nggak mandi dulu?"
"Nanti!" Jawabnya singkat dengan mata terpejam.
"Nggak mau mandi bareng aja?!"
"Nggak!"
"Serius?" Tanya Brian memastikan.
Laura langsung geram, ia menarik nafas dalam dalam, matanya melotot, "kan aku udah bilang nanti mas! Jadi mas duluan aja!"
Brian tertawa kecil, ia berjalan menghampiri Laura yang masih berbaring membelakanginya. Seketika tubuhnya di angkat.
"Ehh... Mas! Mas! Turunin nggak!!" Laura memberontak namun sayang sekali, tenaga sudah dipastikan akan kalah dari Brian.
"Mas! Aku bilang turunin! Aku belum mau mandi!" Ucapnya sambil menjerit.
"Kalau kamu belum mau, ya udah... Bantuin suamimu mandi aja... Tanganku pegal nyetir mobil sayang! Hehe... " Katanya berbisik dengan dengan mesra.
Laura tercengang, ia masih terus memberontak bahkan memukul lengan Brian hingga keduanya berada dalam kamar mandi.
Ctak!!!
Pintu kamar mandi terkunci, Laura melongo saat melihat suaminya tersenyum puas setelah mengunci pintu.
"Mass.... " Lenguhnya, "aku belum mau mandi!"
"Lihat kebawahku sayang, memangnya kamu tega lihat aku menderita sendirian?!"
Laura bergidik mendengarnya, seketika tatapan matanya teralihkan ketika Brian perlahan melorotkan celana pendeknya hingga ke lutut.
"Ya ampun mas!"