Aminah hancur berantakan tak berdaya, ketika suaminya yang bernama Galah menceraikannya mendadak. Alasannya, ketidakpuasan Galah terhadap Aminah saat adegan di atas ranjang yang tak pernah memuaskannya.
Galah lelaki Hiperseks, ia selalu berekspektasi berlebihan dalam adegan Hotnya. Belum lagi, Galah kecanduan alkohol yang sering memicu Emosinya meluap-luap.
Dunia mulai berputar dalam beberapa tahun setelah Aminah menjanda dan memiliki anak satu. Ia bertemu dengan lelaki yang lebih muda darinya yang bernama Aulian Maherdika Rahman. Maher keturunan orang kaya dengan lingkungan keluarga yang selalu mencemooh kemiskinan, baik kerabat sekaligus keluarga barunya
Apa yang akan terjadi dengan Aminah dan Maher dalam menghadapi Perasaannya yang sudah tumbuh dan saling mencintai. Hubungan mereka jelas bertolak belakang dengan keluarga Maher yang sombong, Angkuh dan selalu mencemooh Aminah berstatus janda anak satu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gondrong Begaol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BMW i8
Pagi tiba di kediaman Maher, mereka sibuk dengan aktivitas nya masing-masing. Maher sibuk berkaca di hadapan cermin untuk tampil beda di hari ini. Lalu, Papi nya hanya sibuk membaca sebuah koran yang kusam karena tumpukan terlalu lama. Kanjeng Mami seperti biasa, ia sibuk berdandan lebih cantik, Mami ingin menunjukkan kecantikannya terhadap Papi yang sudah lama tak melihat dan memuji nya, karena sibuk mengurusi Restoran di Turki.
"Hmm ..., mulai kambuh kan" ucap Hati Papi di sela-sela pandangannya di balik koran yang di bacanya.
Kanjeng Mami berjalan lenggok bagai burung Parotia jantan Asli Papua yang tengah sibuk menebar pesona terhadap pasangannya.
Kata Kanjeng Mami, "Pagi Papi ku sayang"
"Ya ... pagi juga" jawab nya di balik koran.
"Ishhh ...., Papi nyebelin banget sih, liat Mami lah Pi, udah cantik belum aku"
"Cantik sayang ku"
"Pi ..." nada sedikit keras Mami dengan wajah dan bibir mencibir.
Papi nya lekas menutup koran dan meletakan nya di meja. "Kamu tuh, sudah tua juga, malu lah sama anak-anak"
"Biarin, yang penting tetap eksis" jawab nya tak mau kalah gaya dari yang muda.
"Hmm ..." keluh Papi.
"Oia, hari ini Papi mau ajak Mami kemana?" Tanya Mami dengan percaya diri.
"Nggak kemana-mana"
"Serius Pi? Gak kangen healing sama Mami gitu?" Cibir Mami mulai menunjukan wajah jengkelnya.
"Nggak ..." jawab nya padat.
"Papi tega sama Mami, udah lama gak ketemu, malah cuekin Mami" keluh Mami.
"Bukan nya begitu, Papi lagi ingin santai dirumah" jelas nya dengan sebuah rencana mengalir di dalam isi kepalanya.
"Papi membuat Mami bete, perfeck permanen alias sempurna" jawab nya lebay.
Papi hanya sibuk menatap istri nya dengan santai dan menunjukkan wajah datar. "Dasar nenek tua" batinnya mengejek istrinya.
Maher keluar dari kamar nya dan bersiap untuk pergi ke Bengkel sekalian berkunjung ke Toko Aminah.
Kata Maher menghampiri kedua orang tuanya yang tengah sibuk dengan wajah datar dan masam. "Tumben kalian tidak seromantis Layla Majnun?" Ejek Maher sambil tersenyum tipis.
"Nohhh .., gara-gara Papi mu tidak mau Romantis lagi sama Mami!" Jelas Mami mencibir bibir nya.
"Kasian deh Mami" ejek kembali Maher.
"Kamu tuh ya, bikin emosi Mami aja, hah"
Lalu, Maher berbisik kepada Mami nya, "Jangan-jangan Papi punya simpanan wanita muda di Turki"
"What's ....," jawab nya hampir keluar dengan kedua bola mata nya dan langsung menatap Papi sinis.
Papi nya tetap memasang wajah datar, ia tahu kalau Maher mengerjainya dengan hal-hal konyol.
Kata Mami sambil berjalan untuk pindah duduk bersebelahan dengan Papi nya. "Papi, mau Mami cubit atau Mami jewer kuping nya"
"Hhmm ..., dasar Nenek Tua" jawab nya begitu enteng.
"what's, Papi bilang aku Nenek Tua, hah" kesal Mami. Papi hanya tersenyum tipis tak menunjukkan wajah serius nya.
Kanjeng Mami merespon wajah canda Papi atas ejekan Nenek Tua. Lalu, "Siapa perempuan itu, hah?" Kata nya dengan mimik wajah penuh emosi.
"Mmm ..., yang jelas lebih muda, cantik dan hidung nya mancung! Mami pasti tahu kan perempuan Turki paras wajah nya dan khas hidung mancung nya!" Konyol Papi.
"Papi ....iiiii, sebel-sebel ..." ujar nya sambil mencubit kedua pipi Papinya.
Maher tertawa atas tingkah orang tua nya yang menunjukkan sikap konyol namun romantis. Papi nya pun turut tertawa riang sambil memeluk Mami dengan manja.
"Kalian ini sudah pada tua juga, masih saja seperti anak-anak" kata Maher.
"Papi mu tuh, sudah tua juga gaya-gayaan punya simpenan Muda di Turki!" kesal Mami.
"Sudah ahh, Maher pergi dulu" kata nya dan lekas berpamitan serta meninggalkan kecupan manja di antara kening keduanya.
"Hati-hati ya sayang, jangan lupa Pancake hari ini jadi double untuk Mami dan Papi ya" jawab nya sambil mengingatkan kue Pancake.
"Ya ..." teriak nya dari kejauhan.
Maher mengeluarkan Mobil mewah milik nya, dengan teramat pelan.
Kata penjaga sambil memegang tuas pagar yang sudah terbuka, "Hati-hati ya Den Maher!"
"Ya ..., Pak" jawab Maher dengan kaca mobil setengah terbuka.
"Gak biasa nya mobil itu dipakai" kata penjaga sambil menatap kepergian Maher.
Mobil itu sebuah BMW i8 sport dengan harga miliaran, dan Maher membelinya beberapa tahun yang lalu untuk sebatas hobi saja. Kini Mobil itu mulai menunjukkan pesona nya di jalanan dengan melaju cepat menembus titik keramaian.
Para pengendara lain memperhatikan laju cepat mobil milik Maher dengan khas suara sport yang gemuruh, namun tidak bising.
"Gokil itu mobil, keren banget" kata pengendara mengagumi nya.
Maher terlihat tampan sekali di balik kaca spion tengah nya, ia mengenakan kacamata hitam khas pria, berjas warna hitam dan jam tangan mewah berhiaskan Diamond di setiap angka pada jam tangannya. Kini sosok Maher bukan yang seperti biasanya, kali ini ia berencana akan menunjukkan pesona asli nya di hadapan Aminah.
"Brungggg ..." suara mobil BMW i8 menepi di garis depan lampu merah dalam hitungan Seratus detik.
Para wanita yang di jalanan sibuk menatap mobil mewah milik Maher. "Duh keren sekali mobil nya" seru kata para wanita.
Lalu, para pengendara motor memepet Mobil BMW dengan tujuan ingin melihatnya lebih dekat lagi, sesekali mereka mengambil foto selfi saat duduk di atas motor yang ditumpanginya. Dibalik foto selfie mereka, Mobil BMW milik Maher menjadi background yang elegan dan mampu mengalahkan setiap background dalam galeri ponselnya.
"Yes ..., akhirnya dapat juga foto bersama mobil mewah itu" kata wanita yang sibuk duduk di motornya.
Lalu, Maher pun membuka kaca mobil nya seraya tersenyum dan menunjukkan pesona nya kepada wanita yang sibuk foto serta mengagumi nya.
"Wih .., ganteng banget dia" puji Wanita terhadap Maher.
Maher haya membalas nya dengan senyum sederhana.
"Boleh kenalan gak?" Kata seorang wanita dengan wajah memerah malu.
"Hmm ..." gumam Maher dengan wajah penuh pesona menanggapi mereka.
"Sesekali boleh lah di kagumi wanita" celetuk batin Maher mulai bersikap sedikit nakal.
"Nama aku Rani"
"Nama aku Juleha"
"Nama aku mutia"
Serentak mereka menyodorkan tangannya yang lembut secara bersamaan untuk berkenalan dengan Maher.
Kata Maher dengan ramah menyodorkan tangan nya. "Aku Maher" seraya senyum penuh pesona.
"Ishhh ..., ganteng banget, aku jatuh cinta deh" jawab mereka berjingkrakan tersenyum tak karuan setelah berkenalan dan saling salam melalui tangan mereka.
"Dasar cewe-cewe jaman sekarang" potong pengendara lain yang bersebelahan dengan mereka.
"Woy, jalan ..., macet nih" teriak lelaki di belakang mereka, bahwa lampu sudah berwarna hijau.
"Iya, iya, iya, Pak ..." jawab perempuan yang sibuk memuji Maher.
Maher pun lekas menutup kembali kaca mobil BMW nya dan mulai melaju dengan cepat. "Brungggg...."
Salah satu dari mereka berkata, "Maher orang mana ya, aku baru lihat dia deh!" Sambil berkhayal entah kemana atas ketampanan wajah Maher.
Tak lama kemudian, Maher tiba di depan Toko Aminah yang saat itu masih sepi. Arumi yang tengah sibuk mengelap setiap kaca Toko, ia melihat Mobil Mewah sedang parkir di depan Toko Aminah.
Kata Arumi memuji Mobil mewah. "Beuh ..., keren banget itu Mobil"
"Minah ..." teriak Arumi terhenti dengan kain lap kaca nya.
"Apa?" jawab nya lekas menghampiri Arumi ke depan.
"Lihat nohhh Mobil mewah, keren banget kan"
"Hhmm ..., aku kira ada apaan!" Balas nya biasa saja.
"Dasar orang tak tahu kemewahan" celetuk Arumi kesal atas tanggapannya biasa saja.
"Bodo, mendingan aku ngurusin kue dari pada mobil itu" Ujar Aminah, lalu kembali ke ruang belakang untuk melanjutkan membuat kue nya.
"Dih, dasar cewe biasa makan ikan asin, jadi begitu deh rupanya" kesal Arumi.
"Dugaan ku benar, Aminah biasa saja melihat mobil mewah ku! Tidak seperti Arumi serta cewe yang di jalanan tadi" batin Maher memperhatikan tingkah keduanya dari dalam mobil.
Maher menduga, bahwa Aminah salah satu wanita yang tidak materialistis terhadap kemewahan. Dalam hatinya ia teramat senang, karena tidak salah memilih wanita.
Perlahan pintu mobil mewah terbuka, saat itu juga mulai terlihat sepatu pantofel yang mengkilap berwarna hitam. Arumi tak mengelak dari pandangannya, karena rasa penasaran membuat diri nya ingin tahu, siapa yang turun dari mobil mewah itu.
Kata Arumi, "Pasti ganteng banget nih cowo yang keluar dari mobil mewah!"
Lalu, Maher mulai menunjukkan tubuh aslinya yang tertutup jas hitam dan di dalam jas nya kemeja berwarna putih serta wajah mengenakan kaca mata hitam. Pesona Maher sangat terpancar begitu mempesona.
Arumi menjatuhkan kain lap nya karena kaget, ia tak menyangka yang turun dari mobil mewah itu adalah kekasih Aminah.
"Tampan sekali Maher" seru batin Arumi memuji ketampanan Maher.
Lalu, Maher menuju Toko dalam hitungan detik setiap langkah nya. "Minah ...." teriak kembali Arumi, namun Aminah tak merespon nya.
"Minah ..., sini cepat" teriak kembali Arumi.
"Bodo, aku lagi sibuk" jawab nya berteriak dari belakang ruangan.
Mari kita saling mendukung! Aku juga udah baca novel kakak.. sejauh ini baru baca 3 bab dan lumayan suka. Semangat terus ya nulisnya😊