NovelToon NovelToon
Kau Selingkuhi Aku, Ku Ambil Bapakmu!

Kau Selingkuhi Aku, Ku Ambil Bapakmu!

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / Selingkuh / Wanita Karir / Sugar daddy / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Diselingkuhi sedih? Sudah tidak jaman! Angkat kepalamu, gadis, mari kita balas dendam.

Betari diselingkuhi oleh kekasih yang dia pacari selama tiga tahun. Alih-alih menangis, dia merencanakan balas dendam. Mantan pacarnya punya ayah duda yang usianya masih cukup muda. Tampan, mapan, dan kelihatannya lebih bertanggungjawab. Jadi, Betari pikir, kalau dia tidak dapat anaknya, dia akan coba merebut ayahnya.

Namun ditengah misi balas dendamnya, Betari justru dikejutkan oleh semesta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pa, Betari Mantan Aku

Pernikahan di pikiran Nando dulu adalah sebuah perjalanan panjang yang melelahkan, namun akan terasa menyenangkan karena diarungi bersama dengan seseorang yang dia sayang. Pulang ke rumah disambut senyuman hangat, tidur di ranjang luas berdua dan saling berpelukan, membagi kisah tentang rutinitas yang dijalani seharian, kemudian jatuh terlelap dengan saling menggenggam tangan. Indah dan terkesan seperti sebuah dongeng dengan akhiran happily ever after. Nando tidak pernah menduga pernikahannya justru akan terasa seperti lorong gelap tak berujung—pengap dan menyiksa.

Semuanya bermula dari ide Betari yang kekeuh meminta dia dan Andara untuk tetap tinggal di rumah. Perempuan itu berdalih bahwa Andara akan membutuhkan orang-orang yang siaga di sampingnya, seiring dengan kandungannya yang akan semakin besar. Sebagai kepala keluarga di rumah tangganya sendiri, Nando sudah menolak. Tetapi suaranya kalah telak karena—sialnya—Andara dan Melvis sepakat dengan ide Betari.

Pernikahannya dengan Andara baru berlangsung tiga hari, tetapi Nando sudah merasa seakan telah menghabiskan setengah abad hidupnya dengan sia-sia. Rasanya hampa. Melihat wajah cantik Andara di sampingnya ketika pertama kali membuka mata di pagi hari pun rasanya sudah tidak membuatnya bersemangat.

“Kamu mikirin apa sih, Sayang?” Sentuhan lembut di bahunya membuat Nando menoleh cepat. Andara berdiri di sampingnya, menatap lembut seperti biasa.

Dia menghela napas. Menangkup tangan istrinya dan digenggam hangat.

“Kenapa? Cerita dong sama aku. Kita kan suami istri, udah sewajarnya saling berbagi keresahan supaya bisa cari jalan keluar sama-sama.” Andara ikut duduk di tepian ranjang. Wajah ayunya tampak teduh. Representasi malaikat baik hati yang dikirim turun ke bumi untuk menemani hari-hari Nando yang kelam.

Ragu sesaat menahan lidah Nando untuk bergerak. Namun, pada akhirnya dia tetap mengutarakan apa yang ada di kepalanya setelah menghela napas berat.

“Ini soal Papa dan Betari,” ucapnya pelan, nadanya putus asa.

Andara, meski kesal luar biasa mendengar nama Betari disebut, tetap berusaha tenang dan melengkungkan senyum. “Kenapa sama mereka?” tanyanya lembut.

“Aku yakin Betari nikahin Papa buat balas dendam, An. Aku nggak percaya kalau pertemuan mereka itu cuma kebetulan. Aku....”

“Iya, lanjutin aja, Sayang, aku dengerin.”

Nando kembali menghela napas, kali ini lebih panjang dan berat. “Aku nggak mau Papa tersakiti cuma karena ambisi Betari buat balas dendam ke kita, An.”

“Kalau gitu, sebelum terlambat, kenapa kamu nggak kasih tahu Papa aja soal hubungan kita bertiga sebelumnya?” usul Andara.

Nando mengangkat wajahnya cepat, keraguan tergambar jelas di wajahnya. “Ngaku sama Papa kalau kami putus karena aku selingkuh sama kamu? Yang ada Papa malah marah besar sama aku, An. Bisa jadi juga Papa nggak respect sama kamu sebagai menantu. Nggak, itu nggak akan nguntungin kita sama sekali.”

“Ya jangan dong,” sahut Andara. Senyumnya kian melebar.

Nando mengerutkan kening. “Terus?”

“Sini,” Andara meminta Nando mendekatkan telinga. Setelah dilakukan, dia mulai membisikkan seluruh ide cemerlang yang melintas di kepalanya.

Selama mendengar penuturan Andara, ekspresi Nando berkali-kali berubah. Ragu demi ragu terpampang di wajahnya, tetapi dengan cepat tersapu pada pemikiran bahwa mereka tidak memiliki opsi yang lebih baik daripada apa yang Andara sampaikan.

Jadi, ketika Andara selesai bicara dan memberinya semangat untuk mengeksekusi rencana sekarang juga, Nando segera bangkit dan melangkah lebar keluar dari kamar mereka.

Sementara di posisi terakhirnya, Andara tersenyum miring penuh bangga. Dia sudah berjanji tidak akan membiarkan Betari hidup tenang, bukan? Dan karena janji adalah hutang, Andara akan pastikan hutangnya dibayar lunas tanpa sisa.

“Kalau harus ada yang ke neraka, kita ke neraka sama-sama, Be.”

...****...

Sudah lima menit berlalu sejak Nando berdiri kaku di depan kamar ayahnya. Meski pergi ke sini dengan keyakinan, nyatanya ragu tetap saja punya kesempatan untuk menyelinap diam-diam. Tangannya sudah berkali-kali terangkat untuk mengetuk, tetapi berkali-kali pula diturunkan kembali dan dia berakhir berperang dengan pikirannya sendiri.

“Kalau mau menyelamatkan Papa, berarti harus ada yang dikorbankan, Sayang. Aku dan kamu nggak mungkin jatuh, karena sekarang ada anak kita yang harus dilindungi. Jadi, kamu tahu kan siapa yang harus jatuh di sini?”

Bisikan Andara kembali terdengar jelas di telinga. Serupa mantra ajaib, suara perempuan itu dalam sekejap berhasil menguasai pikirannya.

Nando meyakinkan dirinya sekali lagi, mengangguk mantap, lalu mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Ketukan dilabuhkan beberapa kali, sambil terus mengulangi satu kalimat ajaib agar keyakinannya tidak goyah lagi—ini adalah jalan terbaik sebelum ada lebih banyak yang tersakiti.

Kepalanya terangkat ketika pintu akhirnya dibuka. Dia mengintip sedikit ke dalam untuk memastikan Betari tidak dalam radar untuk mendengar obrolan mereka.

“Kenapa?”

“Papa sibuk, nggak? Ada yang perlu Nando omongin berdua.”

Melvis tampak mengerutkan kening, tetapi tetap menjawab, “Soal apa?” dengan suara tenang dan berwibawa.

“Betari,” jawab Nando. Dia sudah memastikan Betari tidak ada di kamar, mungkin sedang di toilet.

Kerutan di kening Melvis semakin kentara. Dia menoleh ke belakang sebentar sebelum kembali menatap putranya.

“Kenapa sama Betari?” tanyanya penasaran.

“Kita ngobrol di tempat lain, Pa, jangan di sini.”

Untuk beberapa lama, Melvis tidak langsung memberikan jawaban. Dia tampak berpikir cukup serius.

“Pa,” desak Nando. “Ini masalah serius.”

Melvis akhirnya mengangguk setelah membuang napas kasar. “Kita ngobrol di ruang kerja Papa aja,” ajaknya.

Nando mengangguk setuju dan mereka pun bergegas pergi ke ruang kerja Melvis.

Di ruang kerjanya, Melvis mempersilakan Nando duduk di sofa empuk cokelat tua, sementara dirinya duduk di kursi berdoa yang diseret keluar dari area meja kerja. Dia duduk gelisah. Mulai merasa tidak tenang memikirkan tentang hal apa yang akan Nando sampaikan kepada dirinya.

“Apa yang mau kamu omongin soal Betari?” tanyanya.

Nando tampak meremas kedua tangannya, sama-sama gugup. Pandangannya hanya berhasil terpaku pada Melvis selama beberapa detik, sebelum akhirnya melayang-layang tak tentu arah.

“Bilang aja, Papa akan dengerin sampai selesai.”

“Ingat, Sayang. Kita nggak boleh jatuh.” Suara Andara terdengar lagi. Seperti perempuan itu benar-benar ada di sampingnya. Mendampinginya untuk menyudahi semua keadaan tidak menyenangkan ini.

“Sebelumnya, Nando minta maaf karena selama ini udah terlalu tertutup sama Papa. Nando nggak pernah meluangkan waktu buat kasih Papa update soal kehidupan aku, dan berakhir hubungan kita terasa jauh. Kalau dibandingkan sama keluarga lain, kita ini kayak dua orang asing yang kebetulan tinggal di satu atap yang sama. Nggak saling mengenal dengan baik, cuma sesekali menyapa karena kebetulan ketemu aja.”

Kendati merasa Nando terlalu berbelit-belit, Melvis tetap mengangguk dan mendengarkan kalimat panjang putranya dengan sabar. Dia tidak berniat memotong sama sekali.

“Kalau waktu bisa diulang, Nando mau jadi lebih terbuka sama Papa. Supaya....” Kalimatnya menggantung, yang kali ini betulan lama.

Melvis tahu putranya ragu-ragu melanjutkan, jadi menyahut, “Supaya apa, Nando? Ungkapin aja semuanya.”

Tatapan Nando berubah lebih serius, tetapi Melvis juga menemukan ada kegusaran di sana.

“Supaya Papa tau semua hal tentang Nando dan nggak berakhir dalam situasi sulit kayak gini.”

Melvis makin tidak mengerti. “Situasi sulit apa maksudnya, Nando? Dan, oh, tadi kamu bilang mau ajak Papa ngobrol soal Betari. Apa ini ada hubungannya?”

Nando dengan cepat mengangguk. “Betari itu sebenarnya ... sebenarnya....”

“Sebenarnya apa?” tagih Melvis, mulai tidak sabar.

Nando menyapukan lidahnya ke sudut bibir sekali. “Betari itu sebenarnya adalah mantan pacar Nando.”

Melvis yakin cuaca sedang cerah malam ini. Air conditioner di kamarnya bahkan disetel pada suhu paling rendah sebelum dia tinggal ke sini. Tetapi entah kenapa, setelah mendengar penuturan Nando, Melvis seperti digeret paksa ke dimensi lain. Sekitarnya dingin dan pengap, dia jadi kesulitan bernapas.

“Maksudnya gimana? Nando, kamu jangan—“

“Betari sengaja deketin Papa buat balas dendam sama Nando, Pa.”

Makin-makin Melvis tidak mampu bicara. Lidahnya mendadak kelu. Benar-benar no clue.

“Kami pacaran selama tiga tahun, terus putus karena Nando udah nggak tahan sama sikap toxic Betari. Dia itu manipulatif, Pa, rela lakuin apa aja buat dapetin apa yang dia mau.”

“Nando, kamu jangan bercanda.”

“Papa harus percaya sama Nando!” nada suara Nando mulai meninggi. “Betari masih nggak rela Nando putusin, makanya dia cari-cari cara supaya bisa tetap dekat sama Nando. Dia juga makin menggila setelah tahu kalau Nando akhirnya dekat sama Andara, sahabat baiknya.”

“Betari sama Andara bersahabat?”

Nando mengangguk kuat-kuat. “Papa boleh tanya langsung ke Andara buat konfirmasi kalau cerita Nando ini nggak bohong. Kalau Andara masih nggak cukup, Papa juga bisa tanya ke orang-orang di sekitarnya.” Tapi Nando harap, ayahnya akan percaya begitu saja. Dia tidak ingin Melvis mengonfirmasi kepada siapa pun soal Betari yang toxic karena... Jawabannya pasti berbeda.

“Nando nggak bohong, Pa. Itu juga alasannya kenapa Nando nggak mau Papa menikah sama Betari.”

Melvis mendadak pusing. Dia tidak tahu lagi harus merespons apa. Bumi tempatnya berpijak seperti bergoyang hebat dan dia kehilangan tumpuan.

“Pa—“

“Papa butuh waktu buat mencerna semuanya, Nando. Kita boleh berasumsi, asal jangan menuduh tanpa bukti. Apa yang kamu katakan bisa jadi benar, namun, bisa juga ini takdir yang kebetulan membentuk alur seperti itu.” Melvis memotong. Sorot matanya tampak rapuh kala menatap putra semata wayangnya. “Bisa kamu keluar sekarang? Ada banyak hal yang harus Papa pikirin pelan-pelan.”

Kekalutan Melvis menular. Nando ikutan gusar ketika mengangkat bokongnya dari sofa. “Nando nggak ada niat apa pun selain untuk selametin Papa. Nando nggak mau Papa jadi korban sikap manipulatif Betari.” Begitu katanya sebelum pergi meninggalkan ruangan Melvis.

Di sepanjang perjalan kembali ke kamar, Nando hanya bisa berdo'a semoga Melvis lebih percaya omongannya.

Bersambung...

1
Ina Karlina
se orang CEO makan di warteg gara gara cewe 😁😁😁😁
Zenun: hehehehe
total 1 replies
Ina Karlina
gayung bersambut..betari hebat juga ya taktik nya dalam mengambil hati incarannya semoga lancar..sampai s Nando tak berkutik
Zenun: hehehehe
total 1 replies
RR🫶🏻🌊
Semoga jd senjata makan tuan 😏😒
Dewi Payang
Jawaban bang duda bijak👍🏻
Dewi Payang
ceileh... tujuannya Andara memang mau keneraka nih....😂
Dewi Payang
Sebaik apapun ide Andara bakal menyerang balik🤭
Ita Putri
Luar biasa
nowitsrain
Kursinya berdoa? Wkwk beroda kali yak
Teteh Lia
Dih elu yang selingkuh. juga.
Teteh Lia
Yakin sih. Betari bakal nangkis semua kelicikan Andara.
Teteh Lia
Lah... kemarin2 kenapa kamu bisa tergodahhh coba...
Sinar Sinareati
pembalasan di mulai ya Nando ini baru permulaan
Zenun: iyeees
total 1 replies
FT. Zira
jawwban cerdas/Joyful//Joyful/
RR🫶🏻🌊
Ktnya harus akad lagi sih abis lahiran klo nikah lg Hamidun, ktnya nantinya klo gk akad ulang anak-anak yg lahir di pernikahan ttp gk masuk bin/binti bapaknya. Bener gk sih?
Zenun: Iya bener. Mungkin nanti mereka nikah lagi atau gimana. Btw, ini sesungguhnya backgroundnya bukan akad😁. Sengaja prosesi nikah gak dibikin detail
total 1 replies
RR🫶🏻🌊
Aman, perang dipending /Chuckle/
Zenun: hehehe
total 1 replies
Sinar Sinareati
masuk jebakan kamu pak melvis
Zenun: hehehe
total 1 replies
Sinar Sinareati
modus banget kamu betari🤭🤭
Zenun: hehehe
total 1 replies
Dewi Payang
Bapake sama anake 11 12.... aneh....
Dewi Payang
Ngeri/ngerti🫰
Dewi Payang
Udeh deh An, tobat deh lu, udah syukur dibantuin Betari sampai ortumu dan ortunya Nando setuju, mau cari masalah baru, lu mesti nyesel tar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!