Proses perbaikan cerita 🙏🏻🙏🏻
"Jadi mas bersungguh-sungguh ingin menceraikan ku " Dinda ingin mendengar langsung dari mulut suaminya ah ralat sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya.
"Cepat tanda tangan aku tak ada waktu lagi " ucap ardian.
"Ah baik lah jika itu yang mas ingin kan akan aku lakukan, dengan cepat Dinda menerima surat perceraian dan langsung ia tanda tangani, setelah ia tanda tanda tangani langsung ia serah kan kembali pada mantan suami ny"
"Akan aku urus pembagian harta gono gini nya" tanpa melihat mantan istrinya.
"Terima kasih tuan, tapi maaf tidak perlu saya tunggu di meja pengadilan " sambil tersenyum menatap mantan suaminya. Setelah suaminya hilang di balik pintu rumah sakit ia dia baru saja melahirkan putrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 14
"Unda "panggil Ara kecil.
"Iya sayang " tanpa melihat putri nya dia sibuk menghitung pemasukan tempat kue yang dia buka benerapa hari ini ya walau masih sewa setidaknya putri kecilnya tidak berpanas panasn di luar sana .
"Unda liat ala " rengek nya karna tidak mendapatkan perhatian dari bunda nya.
"Baiklah " Dinda melepaskan pekerjaan nya dan menghampiri tempat duduk putri kecilnya.
"Unda lihat lah " Ara kecil menunjukan hasil gambaran nya .
Deg ....
Jantung dinda seakan ingin lepas dari tempat nya, apa maksud dari gambaran putri nya apa mungkin, tidak tidak itu tidak boleh terjadi, tapi apa maksud semua ini ?
"Ara " panggil dinda lemah yah la kenapa tenaga nya seakan hilng dari tempat nya.
"Iya unda " jawab nya polos.
"Ini siapa nak " tanya Dinda, didlm hati dia banyak menguvapkan doa semoga tidak apa yang dia pikirkan . Jujur dia masih belum siap untuk menjelaskan nya sekarang.
" Ini unda, ini Ara dan ini ayah " jawab nya dengan menunjuk yang di gambar nya. Runtuh sudah pertahanan dinda yang susah payah dia bangun .
"Dari mana Ara bis menggambar ini " tanya nya setelah sekian detik dia menormalkan perasaan nya.
"Dali sana " tunjuk nya pada sebuah keluarga yang sedang berjalan di tepi jalan di sana.
"Apa Ara ingin seperti mereka " tanya Dinda dengan hati-hati.
"Apa ala punya ayah unda " tanya nya polos .
"Sini nak " dengan cepat dia membawa putri nya dalam pelukan nya, sudah runtuh pertahanan nya yang susah payah dia bangun tadi bagaiay bisa dia jelaskan pada putri nya jika dia tak pernah di harapkan oleh ayah nya sendiri dia tak ingin putri nya terluka .
"Unda " panggil nya.
"Iya sa...yang, iya Ara punya ayah tapi " Dinda menjeda ucaoan nya dia harus berpikir extra sebelum menjawab pertanyaan ini.
"Tapi apa unda " Ara kecil sudah mulai penasaran .
"Tapi ayah Ara sudah tiada nak " hanya itu yang ada di pikiran nya. Ia suami nya sudah mati setelah menceraikan nya.
"Tiada itu apa unda " sambil mendongak kan pandangan untuk melihat jelas wajah bunda nya , untung saja air mata yang sempat keluar sudah di hapus oleh Dinda.
" Tiada itu seseorang yang kita sayangi sudah meninggalkan kita "
"Apa jauh unda " tanya nya polos.
"Iya sangat jauh sampai kita tidak bisa menggapai nya" di ngguki kepala oleh putri nya.
"Tidak apa apa jika ala tidak punya ayah tapi ala punya unda, sayang unda " peluk nya erat.
"Bunda sangat menyayangimu nak " jawab dinda dan membalas pelukan erat putrinya.
Ada saat nya putri nya akan menanyakan seorang dimana ayah nya , jujur dia belum siap untuk menjelaskan semua nya, ayah yang seharusnya melindungi anak dan istti nya kini malah menelantarkan nya, bagaiman perasaan nya jelas sakit buah hati nya tak di inginkan bukan kah wanita dan pria itu sama tapi kenapa putri nya tak di akui, jika diri nya tak di akaui dia bisa terima tapi ini putri nya dia bertaruh nyawa untuk memperlihatkan nya ke dunia tapi tarnyata pengorbanan nya sia-sia, di saat dia masih merasakan sakit suaminya justru menceraikan nya.
"Unda " ara kecil menyadarkan Dinda dari masa lalu kelam nya.
"Ah ,,, iya sayang " Dinda tak menyadari jika putri nya menantap nya dari tadi.
"Unda Amun ya " tanya nya polos.
"Ah ,,, ti... Dak nak, bunda hanya mikir saja " elak nya, jangan sampai putri nya tau jika dia berbohong tapi sayang putri nya peka dengan sekitar.
"Unda tidak oleh boong doca unda " sakmat Dinda tak bisa berkutik lagi, putri nya bukan hanya cerdas di usia yang masih belia tapi peka dengan sekitar Dinda sangat bersyukur di saat suaminya tak menginginkan nya putri nya tumbuh dengan anak cerdas .
"Bunda hanya mikir kenapa putri bunda imut sekali " sambil mencium seluruh wajah putri nya sampai putri nya kegelian.
"Hihihi hihi un...da Deli undaaaa " bukan nya berhenti Dinda semngkin jadi mencium seluruh wajah putrinya.
Tok tok ...
"Capa unda " setelah Dinda menghentikan kegiatan mencium putri nya.
"Bunda juga tidak tau, ayo kita lihat " ya sekarang mereka di dalam ruko tempat mereka jualan kue.
"Iya ada apa Tia " Tia adalah karyawan nya ya walau hanya 1 orang saja setidak nya ada yang membantunya.
"Di depan ada seseorang mencari ibu " Dinda mengernyit dahi bingung.
"Apa terjadi sesuatu " di jawab dengan gelengan oleh karyawan nya.
"Lalu " ...
maaf jika masih banyak kata typo, mohon tinggal kan jejak nya setelah membaca 🥰🥰
Biar author lebih semangat upgrade 🙏🙏
smngt dibenahi thorr