Dua insan yang sudah terikat tapi belum pernah bertemu, menimbulkan konflik dan asmara, ujian serta fitnah membuat keduanya semangkin kompak...
yuk ikuti kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Bugggg
Plakkk
Bugggg
Kenan dengan ketangkasannya sedangkan Bagas dengan tak tik juga keahliannya , keduanya bertarung cukup sengit sedangkan Tuan Andra, Rega serta asisten Aron hanya menonton tanpa menghentikan pertarungan mereka.
"Jika kau ingin bertangung jawab dengan putri tunggal ki, kau harus bisa membuktikan bahwa kau mampu menjaganya", ucap Bagas di tengah pertarungan mereka.
"Itu memang akan aku lakukan Tuan, jika anda merestui hubungan kami", sahut Kenan namun tangannya tetap lihai melakukan serangan.
Buggggg
Iisshtttt
Pukulan terakhir Bagas berikan tepat mengenai dagu Kenan, jelas saja pria yang dingin dan selalu menjadi prisai bagi pemimpin blue eagle itu meringis sebab pukulan itu tak main-main.
"OM KEN", Gadis yang sudah tidak lagi gadis itu berteriak begitu sampai di halaman belakang.
" Om... Ya ampun ini berdarah", hebohnya saat melihat hidung Kenan mengeluarkan darah, ternyata tinju Bagas sangatlah mematikan.
Kenan yang melihat raut wajah panik dari Aliya malah tersenyum senang, entah mengapa dia merasa ada kupu-kupu di sekitarnya.
Aku rela terluka, kalau itu bisa membuat dia semakin mendekat, gumam Kenan dalam hati, sungguh dia merasa seperti ABG yang baru saja puber.
"Astaga Li!!!? Biasa aja sih, lagian cuma beberapa pukulan doang!!! Dasar lebay", cibir Leo, pria itu mendengus sebal bisa-bisanya di ikut terseret dalam drama sang sepupu.
" Diem loe bang, loe gak tau aja wajah Om Ken ini aset tau gak", sahut Aliya sambil mengandeng tangan Kenan menuju ruang tamu.
"Huhhhhfff", Leo melangkah pergi dia malas meladeni kebucinan Aliya pada Leo.
" Makanya Le, buruan nikah biar tau rasanya bucin", sahut Alice terkekeh.
"Om binik mu, ngeselin amat", sewot Leo sebelum benar-benar berlalu pergi.
Sedang kan mereka yang ada di sana sontak terkekeh melihat Leo yang ternistakan.
" Nak Kenan di obati dulu Li, sebelum berkumpul di ruang tamu", ucap Nyonya Bestari pada cucu perempuannya itu.
"Iya Nek", jawab Aliya, kini dia dan Kenan sudah berada di kamar Aliya.
Lain di kediaman Laxman lain pula di RSJ melati.
"Lepasin lepasin saya!! Saya ini gak gila", teriak seorang wanita di balik sebuah kamar yang bercat putih, tak ada jendela hanya ada pintu dengan jeruji besi sebagai sarana untuk melihat.
" Haaaahhhhaaaaaaa.... Anak itu sudah mati dan pria lumpuh itu akan semakin tersiksa", wanita itu terus berbicara sambil tertawa dan terkadang dia akan menangis.
"Yazka bodoh pria lumpuh dia pikir wanita itu masih hidup??? Bahkan anaknya pun mungkin sudah mati", hikkkssssss..... Hiikkksssss.....
Sementara itu tiga orang yang berada di luar ruangan itu bertanya-tanya, apa yang terjadi? Mengapa wanita itu terus menyebut nama Yazka dan seorang wanita? Dan anak? Anak siapa yang dia maksud, sungguh mereka di buat penasaran.
"Permisi, kalian ingin menjenguk siapa ya?", tanya seorang suster yang baru bergantian sip jaga.
" Ohhh.... Maaf Sus, kami ingin menjenguk nyonya Citra Swan apakah bisa?" sahut Arel.
"Ohhhhh... Apa kalian angota keluarga nyonya Citra? Sejak beliau masuk kesini belum ada yang menjenguknya, kami sudah menghubungi keluarga Swan tapi tak ada tangapan, hinga kami berhasil menghubungi no kontak nona Alicia dan no itu kami dapat dari buku catatan yang di bawa nonya Citra", ucap suster memberi ke terangan.
"Ya, sus kami sahabat Alicia dia belum bisa kesini karna masih ada urusan", sahut Tristan. " Nanti mama saya dan papa saya juga akan menyusul", terangnya lagi dan kini mereka sudah berada di lobi sambil menunggu nyonya Cantika dan tuan Angga.
Tap tak tak
Suara langkah kaki beriringan mengema di lorong rumah sakit RSJ melati tampak 3 orang pria dan satu wanita paruh baya yang berjalan tergesa-gesa.
"Tris, dimana tante mu Nak? Terus apa kata dokter? Gimana Citra bisa berakhir disini?", Cantika yang dari jauh sudah melihat Tristan dan temannya langsung mempercepat langkahnya dan begitu sampai Cantika langsung membordir Tristan dengan berangkai pertanyaan.
"Ya, ampun Can!! Kalok tanyak satu-satu lah, udah kayak wartawan aja", dengus Karel saat melihat Tristan yang tampak bingung dengan rentetan pertanyaan dari sang mama.
" Sory bang, abisnya aku penasaran", jawabnya tanpa beban.
Saat mereka sedang berdebat kecil, suster yang bertugas menjaga Citra menghampiri.
"Maaf, keluarga dari ibu Citra?", tanya suster itu rama.
" Iya sus, saya kakaknya", sahut Cantika sambil menghampiri sang suster.
"Mari buk, dokter ingin menyampaikan sesuatu"
Cantika dan yang lainnya mengikuti langkah dokter yang sudah berada di ruangan nyonya Citra.
Ceklek...
Mereka masuk tampak nonya Citra yang tertunduk di pojok ruangan sedang dokter wanita yang menangani mencoba berinteraksi.
"Permisi Dok!! Mereka keluarga pasien", ucap suster sambil mempersilakan mereka masuk.
Dokter bernama tag Maya tersenyum ramah dan dengan teliti dokter Maya menjelaskan secara rinci mengenai keadaan nyonya Citra. Selesai berbincang mereka membubarkan diri dengan keputusan akhir membiarkan Citra tetap berada di sana dan dokter Maya sebagi dokter pendamping yang di tunjuk oleh tuan Angga.
"Tris, kalian kembali lebih lah dulu ke markas, kami masih ada urusan", ucap tuan Karel sebelum meninggalkan rumah sakit.
Tristan hanya mengangguk dia Arel dan juga Intan meninggalkan rumah sakit menuju markas, karna mereka memang belum pulang kesana.
"Bang pria yang tadi bersama ayah kok bola matanya mirip aku ya?", Intan bertanya pada keduanya, sebenarnya dia penasaran namun dia tak ingin lancang bertanya sesuatu yang belum pasti.
" Eh... Abang juga baru sadar, kalian juga ada kemiripan wajah", Arel juga baru ngeh, sebab tadi mereka terlalu larut membahas tentang kondisi mental Citra.
"Terus ya bang!!!? Aneh gak sih! Masak iya tante Citra tiba-tiba hilang jejak mucul dengan keadaan setres? Lebih parahnya dia melah ngomongi soal wanita, anak dan tuan Yazka, makin anehkan?", pertanyaan itu sedari tadi selalu berputar di otaknya.
" Ya, kau benar dek, apa lagi soal pemimpin trex yang sudah wafat di tangan Al, ternyata pria itu penipu untungnya kita gak salah sasaran", sahut Tristan walau fokus menyetir namun telinganya juga fokus pada cerita yang mereka bahas.
"Ehhh... Kita juga belum ngabari Al, soal ini", sahut Intan, namun niatnya urung saat mendapat kiriman vidio pertarungan antara (CALON MANTU VS CALON MERTUA) dan jelas dia si tandai bersama Aliya dan juga tim Alpa.
" Wahhhh... Gak nyangka ternyata Om Bagas jago juga, malah ototnya kekar lagi", ucap Intan yang asik menonton vidio live dari Alice. Tanpa dia sadari pria di sebelahnya sudah bertanduk, wajahnya merah padam, telinganya berasap, bahkan sudah keluar tanduk di kepalanya.
Tristan yang sedang menyetir mendadak merinding, dia sampai memengusap tengkuknya karna merasa tak nyaman.
"*Kok mendadak suasana jadi horor sih*!!?", ucap Tristan dalam hati. Dia belum menyadari bahwa di kursi belakang sudah ada yang terbakar tapi bukan karna api, melaikan karna cemburu.
Wwwwkkkkk
glirn muji laki2 lain,cmburu.....
abs tu d sruh nkahin aliya....
ktua sm wkil mafia ngibrit krna tkut setan??????🤣🤣🤣
suamimu kecebur tu,mlah jd cndaan krna airnya jrnih bgt.....🤣🤣🤣
mkin lma mkin trungkp fkta sbnrnya....
tp aku msh pusyinggg....🤣🤣🤣
mngkn orng yg bs bntuin dia udh end jg,abs ni gliran dia....
tar sklian blah duren spuasnya,biar pas blik indo udh isi tu perut...
pnganti lma rsa baru..
blm blah duren,mlah koma....skrng kn udh pd sdr,sna bkinin ccu buat kluarga klian....
gmes bgt....pgn bejek2 mukanya.....😠😠😠
btw,msuh sbnrnya psti orng trdkat....krna iri,jdinya lbh mmlih jd pngkhiant....mga cpt kthuan deh tu pnjht sbnrnya.....trs ksih hkumn yg stimpal....
suaminya mau perang,istrinya mlah ikutn....