NovelToon NovelToon
Cinta Senja Untuk Awan

Cinta Senja Untuk Awan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Suryandari

Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEGAGALAN

Pernikahan Penuh haru dan sakral telah terlaksana hari ini. Air mata bahagia seketika luruh tak terbendung di mata Senja juga kedua orang tua mereka.

Rasanya baru kemarin Senja tamat SMA, sekarang sudah menyandang predikat istri. Bu Aminah merasa semua masih seperti bermimpi, putri kesayangannya kini telah dipinang seorang laki-laki, terlebih dari kalangan yang sangat berada. Membayangkannya saja beliau tidak pernah berani, hanya selalu mendoakan untuk yang terbaik bagi putrinya itu. Namun kini semua bagai mimpi semua terjadi begitu saja. Begitulah takdir jika Allah sudah menghendaki.

Senja maupun Awan kini sungkem kepada orang tua mereka. Bergantian dari Bu Aminah, lalu Pak Ridwan, Nyonya Arumi dan juga Tuan Abimana. Kini kelurga mereka terlihat sangat berbahagia.

"Nduk, jadi istri yang tawaduk kepada suami, jangan pernah membantahnya. Jadilah istri yang baik buat suami mu ya. Layani semua kebutuhan sumimu dengan sebaik mungkin dalam segala urusan" Pesan Bu Aminah dengan menyeka air matanya.

"Iya Bu, Senja akan selalu ingat nasehat ibu" ucap Senja kepada Ibunya.

"Nak Awan, tolong jaga baik-baik putri bapak. Jangan kamu sakiti sedikitpun, jika memang suatu saat kamu tidak menginginkannya lagi jangan pernah kamu memukulnya, tolong jangan hadirkan juga wanita lain dirumah tangga kalian, antar dia pulang kembali ke bapak saat kamu tidak menginginkannya. Kami memang hidup sederhana, namun putri kami adalah permata yang selalu kami jaga. Bapak akan selalu mendoakan kebahagiaan kalian, semoga selalu diberi perlindungan oleh Allah SWT dan juga kebahagiaan hingga akhir hayat" pak Ridwan memberi wejangan pada Awan.

"Insyaallah Awan tidak akan menyakitinya Pak, dan akan selalu membuat putri bapak bahagia sepanjang usia. Saya sangat mencintai Senja" ucap Awan begitu mantap.

"Terimaksih nak, semoga ucapan mu tidak pernah mengecewakan kami. Titip Senja, didiklah dia menjadi seorang istri yang baik" ucap Pak Ridwan haru.

"Insyaallah Pak, saya akan berusaha menjadi imam yang bertanggung jawab" jawab Awan.

Sedangkan kini bu Aminah dan Nyonya Arumi saling berpelukan, mereka sangat bahagia atas moment saat ini. Akhirnya kini Senja tidak hanya menjadi putri angkatnya tapi juga menantu kesayangannya.

Bu Aminah sangat bahagia, akhirnya putrinya mendapatkan suami yang baik, dan keluarganya sangat menyayangi Senja seperti putri mereka sendiri.

Setelah prosesi ijab kabul dilaksanakan, mereka pun menggelar resepsi pernikahan. Senja dan Awan kini sibuk menyalami para tamu undangan. Semua warga desa hadir disana.

"Kamu lelah beib?" tanya Awan pada Senja, sembari satu tangannya memegang tangan Senja lembut.

"Sedikit mas, tapi aku nggak apa-apa" ucap Senja.

"Kalau kamu lelah kita masuk saja, dari pada nanti kamu sakit" ucap Awan penuh perhatian.

"Nggak usah mas, kita disini saja dulu. Nggak enak kan ninggalin semua orang disini" ucap Senja meyakinkan Awan.

"Nggak apa-apa beib kalau memang capek, aku akan bilang ke mommy dan juga ibu. Pasti mereka akan ngerti" sorot mata Awan penuh kekawatiran.

"Tapi mas.." ucap Senja ragu-ragu.

"Sudah nurut sama suami, aku gak mau ya kamu belum apa-apa sudah capek duluan. Belum juga aku apa-apain" ucap Awan pada Senja. Senja yang paham arah obrolan Awan langsung tersipu malu. Pipinya semakin merah seperti tomat. Awan yang melihat itu dibuat sangat gemas.

"Jangan tampilkan ekspresi seperti itu beib, aku gak tahan buat cium kamu disini juga nanti" ucap Awan dengan nada menggoda Senja.

Sontak saja Senja langsung memukul pundak Awan, meski pukulan itu tak seberapa tapi Awan pura-pura mengaduh.

"Sakit beib, belum apa-apa sudah KDRT gak seru. Jangan dipukul beib mending dielus saja pasti lebih enak" Awan masih saja menggoda Senja. Kini baginya kegiatan itu lebih menyenangkan, melihat istrinya malu-malu sangat menggemaskan.

"Mas... Jangan mulai, malu tau kalau didengar orang" protes Senja dengan bibir yang mengerucut.

"Habis gemesin banget sih istri mas ini, jadi nggak sabar pengen bawa kekamar aja" ucapnya tanpa malu. Sedangkan Senja jangan ditanya wajahnya saat ini sudah sangat merah. Pikirannya langsung menjalar kemana-mana bahkan sekilas membayangkan sedang berduaan dikamar dengn laki-laki yang saat ini sudah jadi suaminya tersebut.

Lalu Awan pun turun pelaminan menghampiri sang mommy yang sedang asyik ngobrol bersama bu Aminah disana.

"Mom, Senja lelah. Kita nggak apa-apa kan kekamar istirahat duluan" ucap Awan pada mommy nya.

Seketika dua wanita itu langsung berpandangan, menampilkan senyuman penuh arti.

"Senja yang lelah, atau kamu yang udah nggak tahan?" goda nyonya Arumi pada putranya.

"Is..mommy suka bener, tapi ini memang Senja sudah lelah mom?" jawab Awan sambil tersenyum.

Mendengar jawaban itu dua wanita itu langsung menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah sana bawa Senja istirahat. Awas kamu macam-macam sama putri mommy dan bikin dia tambah lelah mommy pangkas perkututmu" ancam nyonya Arumi pada Awan.

"Ih mommy, jangn dong" Awan bergidik ngeri mendengar ucapan sang mommy.

"Buatkan kami cucu yang lucu nak Awan" Bu Aminah menimpali.

"Siap bu, selusin pun siap. Ya sudah saya pamit dului" jawab Awan pada Bu Aminah.

Mereka semua pun tertawa ringan akhirnya. Sedangkan Awan pergi meninggalkan dua wanita yang kini menjadi ibunya itu menuju pelaminan dimana Senja berada saat ini.

"Ayo beib, kita kedalam. Kamu harus istirahat" ajak Awan pada Senja.

Senja pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Awan. Lalu mereka bergandengan tangan masuk kedalam rumah menuju kamar untuk beristirahat.

Awan pun membukakan pintu kamarnya. Lalu mereka masuk kedalam dan menguncinya.

"Kamu bersih-bersih dulu beib" ucap Awan pada Senja.

"Iya mas, aku mandi dulu" Senja pun menuju kamar mandi didalam kamar tersebut.

Kamar Senja saat ini sudah dihias begitu cantik ala-ala pengantin baru. Bathup kamar mandi mereka dihiasi banyak kelopak bunga mawar merah. Aroma harum menyeruak diseluruh penjuru ruangan.

Ini adalah permintaan mommy Arumi pada pihak WO agar semua tampak sempurna dan spesial bagi mereka.

Senja saat ini berada didepan cermin besar kamar mandi mereka. Senja sudah melepas semua aksesoris yang melekat dikepalanya namun dia sedang kesulitan membuka resleting kancing gaunnya.

Cukup lama dia hanya berdiri saja, dia ragu saat akan memanggil Awan. Malu rasanya jika laki-laki yang saat ini sudah sah menjadi suaminya itu melihat tubuhnya. Setelah menimbang-nimbang beberapa waktu akhirnya dia membuka pintu kamar mandi. Awan pun langsung menoleh kearah suara pintu yang dibuka.

"Lho kok belum dilepas beib gaunnya"? tanya Awan.

"Susah banget mas, aku nggak bisa buka resletingnya" ucap Senja malu-malu pipinya sudah sangat merah saat ini.

Awan pun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

"Ya sudah sini mas bantu, kirain sudah selesai mandi lama banget.

"Aku malu mau minta tolong sama mas" ucapnya sambil menunduk. Saat ini Senja rasanya tak mampu menatap mata Awan. Debaran jantungnya begitu kencang, bahkan iramanya Senja seperti bisa mendengarnya.

"Aku suamimu, bahkan aku sudah melihatnya. Tinggal merasakannya saja yang belum" jawab Awan setengah menggoda Senja.

"Mas..." jawab Senja manja, sambil menunduk didepan dada bidang sang suami.

Perlahan Awan mengangkat wajah istrinya. Gemas rasanya melihat istrinya yang malu-malu itu. Tak tahan lagi dia langsung melumat lembut bibirnya. Tanganya sambil melepas resleting gaun Senja.

Perlahan ciuman itu semakin menuntut. Baik Awan maupun Senja saling berlomba menukar saliva mereka, mengabsen setiap biji gigi satu sama lain. Ciuman semakin dalam dan menuntut. Tangan Awan kini sudah melepas pengait penutup aset berharga Senja.

Perlahan Awan meremas sequisi milik Senja yang kini jadi tempat favoritnya itu.

"hemmff... Mas" lenguh Senja manja. Terdengar sangat indah suara Senja ditelinga Awan. Membuat Awan semakin bersemangat dan meninggalkan banyak jejak cinta disana. Kini gaun Senja sudah merosot jatuh teronggok dilantai.

Ciuman Awan turun keleher jenjang Senja. Mengecup bagian-bagian sensitif Senja. Membuat Senja rasanya sudah tidak berdaya. Degupan jantungnya semakin meninggi. Milik Awan kini sudah siap untuk berperang.

"Hemmfff... Mas" lenguh Senja lagi.

"Keluarkan suara indahmu beib, aku suka" kata awan ditengah-tengah permainannya.

Lalu ciumannya turun ke area perut rata milik Senja, sedangkan tangannya masih memainkan sequisi kenyal nan kencang milik Senja. Saat Awan menurunkan benda berbentuk segitiga milik Senja Awan langsung melepas ciumannya. Tangannya tiba-tiba merosot tak bertenaga, Senja pun reflek langsung menatap Awan karena nikmat yang diberikan Awan terhenti.

"Kenapa mas"? Tanya Senja.

"Kamu halangan ya beib?, di celana dalam mu ada noda darah" ucap Awan dengan ekspresi lesu.

Senja pun langsung melihat benda keramat berbentuk segitiga miliknya. Dan benar saja, ada noda darah disana. Senja langsung merasa tidak enak pada Awan karena tamu bulanannya datang tiba-tiba.

"Maaf mas, datangnya tidak tepat waktu" ucap Senja tidak enak.

Sedangkan punya Awan yang tadinya sudah pada level tegangan tinggi tiba-tiba lemas kembali. Moodnya langsung hilang, ekspresinya sulit diartikan. Tapi ini juga bukan kesalahan istrinya. Jadi dia pun tidak berhak marah.

"Kamu nggak marah kan"? Tanya Senja.

"Ini bukan salahmu beib buat apa aku marah, kamu mandi dan bersihkan gih aku akan keluar" ucap Awan lesu.

Tapi tetap saja rasanya Senja sangat tidak enak karena malam pertama mereka harus gagal karena datangnya siklusnya.

"Beneran mas nggak marah"? Tanyanya memastikan.

"Tidak beib, bisa kita lakukan kapan saja setelah kamu selesai siklus" ucap Awan lesu.

"Ya sudah aku mandi dulu, mas bisa tolong ambilkan pembalutku di almari sebelah kiri" kata Senja pada Awan. Lalu tanpa kata Awan langsung keluar kamar mandi langsung menuju lemari yang dimaksut Senja dan mengambil pembalut disana. Hati Awan kini sedang dongkol tidak jelas, moodnya memburuk.

Malam pertama yang dia bayangkan kini gagal total karena Senja masih dalam siklusnya. Dia memberikan pembalut itu pada Senja.

"Terimaksih mas" ucap Senja pada Awan.

"Iya, kamu mandi dulu nanti gantian aku" ucapnya dengan nada lesu.

"Iya mas" lalu Senja menutup kamar mandi dia melakukan ritual membersihkan tubuh. Setelah selesai mandi dia juga langsung memakai piamanya. Sengaja tadi dia membawanya kekamar mandi agar saat keluar dia sudah berpakaian rapi.

Lalu Senja pun keluar dari kamar mandi. Melihat pintu kamar mandi dibuka Awan langsung menoleh ke sumber suara. Dia melihat istrinya yang begitu cantik natural disana. Membuat hatinya semakin penuh gemuruh cinta.

Awan pun lalu duduk, dan beranjak dari sana mengambil baju Gantinya yang sebelumnya juga sudah disiapkan olh Senja. Awan pun tersenyum tipis pada sang istri.

"Mas mandi dulu beib" ucapnya saat melewati Senja. Senja menganggukkan kepalanya, lalu menuju meja riasnya. Dia mengoles wajahnya dengan berbagai produk perawatan wajah seperti biasanya. Sedangkan Awan masih dikamar mandi lumayan lama, entah apa yang dilakukan laki-laki itu disana.

Senja menunggu Awan diranjang mereka sambil bermain ponselnya. Senja membalas satu persatu ucapan selamat dari para sahabat dan karyawannya yang mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.

Tak lama muncul Awan sudah segar dari balik pintu. Langkahnya menuju pada sang istri, lalu dia menyusul naik keatas Ranjang. Karena sangat lelah mereka memutuskan untuk tidur. Mereka tidur dengan saling memeluk. Hanya tidur untuk malam ini, tak lama dengkuran halus dan teratur terdengar dari mereka yang sudah tertidur pulas.

1
Dwi endah Susanti
keren di???
Diana Larasati: terimakasih kakak🥰tunggu update selanjutnya..
total 1 replies
Webcomics fan #2
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Ermintrude
Masa sih, update aja nggak susah 😒
Diana Larasati: iya nih kak...masih baru dan amatiran/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!