Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Tiba jam makan malam,
Amanda dan Nyonya Alaska sudah selesai dengan masakannya,
Kali ini mereka membuat makanan khusus kesukaan Maudy yang ternyata semua orang juga suka.
Alwi dan Azka yang bagian menjemput pengantin baru ke Bandara.
Sedangkan Arnold, dia sedang berdiskusi bersama dengan Ayah nya di ruang keluarga.
"Sana siap-siap dulu, kamar kamu sudah di siapkan disini"
"Bi, anterin cucu saya ke kamar nya" ucap Nyonya Alaska.
Amanda sangat terharu, keluarga kandung sahabat atau Bunda nya sangat baik dan menerima dia banget.
"Makasih Oma ku sayang" celetuk Amanda sambil memeluk Nyonya Alaska.
Hehe.
"Lucu juga Oma, yaudah sana" balas Nyonya Alaska.
Amanda mengangguk,
Dia melangkah bersama seorang maid yang di tugaskan oleh sang Nyonya.
Keduanya naik ke lantai 3, dimana disana semua kamar khusus keluarga. Sedangkan tamu, hanya di lantai 2 dan lantai dasar.
Untuk para maid dan penjaga lainnya, mereka di tempatkan di satu rumah yang ada di samping rumah mewah tersebut.
"Ini Non, di Pintu nya sudah tertera nama pemilik kamar nya" ucap maid sopan.
"Oh iya, makasih ya Bi. Maaf merepotkan" balas Amanda ramah.
Bibi menganggukan kepala sambil tersenyum kecil, lalu ia berpamitan kembali untuk ke bawah.
*
Amanda memandang setiap sudut kamar nya yang sangat luas dan sangat lengkap.
"Gila, kata orang rumah Ayah adalah Istana dan kamar gue juga lengkap nan luas. Tapi ini, definisi hotel bintang pindah kesini"
"Mana balkon kamar nya memukau sekali, langsung ke halaman belakang dengan sejuta tanaman buah-buahan dan bunga"
Amanda terus menggumam dengan pandangan yang sangat takjub.
Hingga ia lupa bahwa ia akan siap-siap,
Dan,
"Ya ampun, keburu Bunda tiba" gerutu Amanda dengan bergegas ke kamar mandi.
-
Selesai dengan bersiap, Amanda kembali keluar dengan sudah rapi dan fresh.
Dia langsung saja turun, karena sudah tak sabar menunggu Bunda nya.
Ting.
Lift pun terbuka dan ia langsung menuju ke ruang keluarga.
Disana sudah ada orang yang sangat ia rindu, siapa lagi kalau bukan Maudy.
"Bundaaaa yuhuuu" teriak Amanda dengan sangat antusias.
Dia lalu memeluk Maudy yang sedang duduk bersama dengan Ayah nya.
Maudy hanya terkekeh saja, dia lalu membalas pelukan Amanda yang sama ia juga rindukan.
"Bagaimana kabarmu, Amanda?" tanya Maudy lembut.
"Baik dong, aku akan selalu baik-baik saja selama Bunda ku ini baik" jawab Amanda santai.
Maudy hanya menggelengkan kepala saja, dia lalu menatap orang-orang disana yang sudah tersenyum.
"Sayang, Ayah" ucap Alwi lembut.
Amanda terkekeh, dia lalu menatap Ayah nya dengan cengengesan.
Leon hanya mendesah saja, dia sudah bisa menebak karena memang Amanda selalu saja manja pada sang Istri.
Amanda memeluk Ayah nya dengan antusias juga, dia bahkan agak lama memeluk nya karena entah kenapa sangat rindu.
"Ayo makan malam dulu, setelah itu baru kita berbincang" ajak Tuan Alaska.
"Baik Ayah" jawab Kedua Putra nya.
Maudy menganggukan kepala dengan tersenyum kecil, dia sedikit canggung karena belum terbiasa.
Tuan Alaska menggandeng Maudy dengan sangat lembut, keduanya berlalu dari sana dengan yang lain mengikuti dari belakang.
Leon?
Dia membiarkannya karena memang pasti mereka merindukan Putri kesayangan mereka.
Leon bisa tenang karena kalau malam adalah jatah untuk dirinya, jadi selama ia pergi bekerja ia akan membiarkan hal ini terjadi.
.
.
.