NovelToon NovelToon
Derita Istri Penebus Hutang

Derita Istri Penebus Hutang

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Anissa terpaksa menerima perjodohan atas kehendak ayahnya, dengan pria matang bernama Prabu Sakti Darmanta.

Mendapat julukan nona Darmanta sesungguhnya bukan keinginan Anissa, karena pernikahan yang tengah dia jalani hanya sebagai batu loncatan saja.

Anissa sangka, dia diperistri karena Prabu mencintainya. Namun dia salah. Kehadiranya, sesungguhnya hanya dijadikan budak untuk merawat kekasihnya yang saat ini dalam masa pengobatan, akibat Deprsi berat.

Marah, kecewa, kesal seakan bertempur menjadi satu dalam jiwanya. Setelah dia tahu kebenaran dalam pernikahanya.

Prabu sendiri menyimpan rahasia besar atas kekasihnya itu. Seiring berjalanya waktu, Anissa berhasil membongkar kebenaran tentang rumah tangganya yang hampir kandas ditengah jalan.

Namum semuanya sudah terasa mati. Cinta yang dulu tersususn rapi, seolah hancur tanpa dia tahu kapan waktu yang tepat untuk merakitnya kembali.

Akankan Anissa masih bisa bertahan??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 19

Didalam kamarnya, Anissa menjatuhkan diri dikarpet bulu, sambil memeluk lututnya sendiri.

Tatapanya kosong, namun kali ini air matanya berhasil keluar begitu saja. Kecupan hangat yang Prabu berikan pada wanita depresi itu, seakan kini berputar lambat, bagaikan dia tengah melihat suatu adegan film romansa.

Cepat-cepat, Anissa mengusap kasar air matanya. Dia lantas bangkit dan segera berjalan menuju kamar mandi, hanya sekedar untuk membersihkan sisa air matanya.

Setelah selesai, Anissa lantas menuju meja rias untuk sedikit memoles wajahnya agar lebih terlihat segar. Dia juga tidak lupa menyelipkan sekantung kecil wewangian didalam pakaiannya.

Sang nenek selalu mengajarkan kepada Anissa untuk menjadi wanita yang bersih dan juga wangi. Hingga kini, Anissa masih mengikuti teori sang nenek, akan cara tradisional tersebut.

Penampilan yang sederhana, dan tas selempang kecil yang sudah melingkar dibahunya.

Namun sebelum pergi, Anissa berjalan kearah kamar Ailin, untuk memastikan gadis depresi itu masih terlelap.

Ceklek!!

Tap

Tap

Anissa berhenti diujung ranjang Ailin. Dia terdiam, dengan kedua netra melekat kearah tubuh kurus tersebut.

"Mungkin akulah yang menjadi duri yang sebenarnya, dalam hubungan kalian!!" lirih Anissa, memandangi tubuh Ailin yang masih tertidur pulas.

"Mungkin kamu dan Prabu memiliki ikatan batin yang begitu kuat, hingga sama-sama tidak rela untuk dipisahkan," imbuh Anissa kembali.

Sebelum pergi, dia menarik sebelah sudut bibirnya hingga terbentuk senyum culas secara sempurna.

Setelah itu, Anissa langsung melenggang keluar. Karena siang ini dia akan pergi kesuatu tempat.

Baru saja dia akan membuka pintu, tiba-tiba ..

"Nyonya mau kemana??" tanya Mirna saat melihat nyonya mudanya melangkahkan kaki menuju pintu utama.

Anissa dikejutkan suara dari salah satu pelayannya. Dia lantas menoleh, "Tidak ada yang perlu kamu cemaskan, Mirna!! Jika tuanmu bertanya ... Jawab saja, jika saya akan kekota sebentar untuk membeli buku!!" jelas Anissa, seolah dia tahu apa yang sedang dikhawatirkan pelayan mudanya itu.

Mirna mengangguk ragu, tanpa dia bisa mencegah nyonya mudanya begitu saja.

Prabu yang saat ini juga pergi, sejak tadi sudah memberi pesan pada Mirna, agar tidak memperkenankan Anissa pergi tanpa ijin darinya.

"Duh, gawat ini!! Tuan muda bisa-bisa naik darah, kalau tahu istrinya pergi .." gumam Mirna sambil menatap punggung lemah nyonya mudanya.

*

*

*

Mobil hitam, berhenti tepat didepan gerbang mewah menjulang tinggi.

Sebelum turun, Anissa menyerahkan dua lembar uang pecahan seratus ribu kepada sang sopir terlebih dahulu.

Mobil itu sudah berlalu, meninggalkan Anissa berdiri sendiri dengan segala keberaniannya yang terkumpul.

Rumah megah itu seolah sedang menyambut kedatanganya, yang sama sekali tidak diharapkan para penghuni didalamnya.

Huh!!

Anissa mendesah pelan, lalu segera melangkahkan kakinya untuk mendekat kedalam. Dia langsung saja masuk, karena gerbang tersebut telah terbuka separu.

"Loh ... Non Nisa?? Anda dengan siapa datangnya??" sapa pria muda yang dulunya menjadi teman Anissa saat dirumah tersebut.

Anissa tersenyum hangat tanpa beban. "Saya datang sendiri, Danang!! Oh ya, apa ayah didalam??" tanyanya kembali.

Danang mengangguk, "Tuan besar baru saja pulang!! Silahkan masuk, non ..." lanjutnya.

"Ya sudah, saya masuk kedalam ..." pamit Anissa sambil meneruskan jalanya.

Pria muda itu masih menatap tubuh ramping Anissa, hingga semakin kecil dalam pandanganya. Dia begitu tenang, disaat nona mudanya itu terlihat baik-baik saja.

Namun, kali ini ada yang mengganjal dalam pikiran Danang. Pria muda berusia 27 tahun itu dapat menangkap hawa kesedihan yang sudah mendarah dalam jiwa nonanya. Entah apa yang terjadi sebenarnya, Danang hanya bisa mendoakan saja yang terbaik untuk Anissa.

Ceklek!!

Baru saja tangan Anissa terangkat ingin mengetuk pintu besar itu, namun dari dalam suda lebih dulu dibuka oleh ibu tirinya~Marita.

Wanita setengah umur itu berdiri diambang pintu sambil bersedekap dada. Tatapanya lurus, hingga Anissa merasa terintimidasi dibuatnya.

"Mau apa kamu datang lagi~Nissa??!" cetus sang ibu, menampakan wajah tidak suka.

"Aku ingin bertemu ayah!! Tolong biarkan aku masuk. Karena ada hal penting yang ingin aku bicarakan," balas Anissa tak gentar dengan bibir merah mencolok itu.

Anissa langsung saja melanjutkan tujuanya, hingga dia berhasil berhenti lagi karena ucapan ibu tirinya itu.

"Ayahmu disini tidak memiliki apa-apa, Anissa!!" kata bu Marita menggeram, sambil menjatuhkan kedua tanganya secara bersamaan.

Setelah itu, dia segera membalikan badan. Dia menghadang kembali langkah Anissa, karena menurutnya Anissa terlalu angkuh menjadi putri tirinya.

"Jangan angkat dagumu saat kamu berada didepanku!! Karena sampai kapanpun, statusmu berada jauh dibawah telapak kakiku, Walaupun kamu telah dipersunting penerus Darmanta sekalipun!!"

Anissa tak bergeming sedikit pun. Dia masih tersikap tenang menikmati lontaran demi lontaran bisa yang dikeluarkan wanita ular dihadapanya. Jika dulu dia akan selalu diam saat dihina. Kita saatnya dia harus mengangkat harga dirinya setinggi mungkin.

"Kedatanganku tidak untuk berdebat denganmu!! Aku hanya ingin menemui ayahku. Jadi jangan bersikap terlalu akrab kepadaku, karena aku tidak dapat bermain drama sepertimu!!" tandas Anissa menekan penuh kalimatnya.

Setelah itu, dia langsung melenggang masuk kembali, untuk menemui sang ayah.

Bu Marita menggeram, karena kalah telak dengan ucapan tajam Anissa. Tatapanya terhunus kedepan, dengan dada bergemuruh, karena saking kesalnya.

'Dasar wanita sialan!! Aku tidak akan segan-segan membuat perhitungan untuknya ... Tunggu saja' geram batin Marita diiringi desahan kasar. Setelah itu dia juga melenggang masuk.

Tuan Brahma yang sedang membaca koran diruang makan. Sontak saja terhenyak, saat melihat putri sulungnya sudah berdiri disampingnya agak berjarak.

Grekk!!

Anissa masih tenang, walaupun suara deritan kursi itu memekak kasar daun telinganya.

Brahma langsung mendekat, setelah bangkit dari duduknya.

"Anissa ....?! Untuk apa kamu datang kesini?? Kamu datang sendiri, atau dengan suamimu??" tanya tuan Brahma.

"Ayah .... Tolong katakan kepada Anissa, berapa hutang ayah terhadap keluarga Darmanta?? Biar Anissa yang membayarnya, asalkan aku dapat terbebas dari jeratan pernikahan sialan itu!!" jerit Anissa sambil menekan kalimatnya kembali.

Dadanya bergemuruh hebat, saat memberanikan diri untuk mengucapkan kalimat tersebut. Dia sudah tidak tahan dengan kepalsuan yang telah orang-orang terdekatnya ciptakan.

Anissa berhak mengtur hidupnya sendiri. Sudah cukup airmata yang dia tumpahkan sejak kecil hingga sebesar ini.

Mendengar kalimat putrinya, spontan pria tua itu meradang dengan tatapan menghunus kearah Anissa.

"Apa maksud ucapamu, Anissa??" bentak tuan Brahma, "Memangnya kamu punya uang berapa, ha ...?? Berani-beraninya kamu ikut campur urusan ayah .....?!!"

Suara tuan Brahma menggelegar kuat, hingga membuat Anissa meringsut sejenak.

"Dasar anak tidak tahu diri!!" hardik bu Marita yang baru saja datang.

Anissa spontan menolehkan wajahnya, dengan tatapan tak kalah tajam.

"Diam kamu!!" sergah Anissa meninggikan nada suaranya, "Kamu disini hanya orang luar, dalam masalahku dan ayah!! Seharusnya kamu juga tahu diri, untuk tidak ikut campur dalam urusanku!!" timpal Anissa kembali.

Heh!! Sopan santun?? Apa itu sopan santun. Anissa sudah teramat muak dengan hidupnya sendiri. Sehingga dia tidak menanamkan yang namanya sopan santun dalam hidupnya lagi.

"Anissa ....jaga ucapanmu!!" bentak kembali sang ayah, "Biar bagaimanapun, Marita adalah ibumu. Dia yang sudah memberikan kehidupan yang layak untukmu. Dan berkat dia juga, kamu ada dirumah mewah ini!!" lanjut tuan Brahma menuding geram kearah wajah putrinya.

Heh!!

Anissa tersenyum kecut. "Terus saja ayah membelanya!! Jikapun aku berada dirumah ini ... Itu semua untuk menuntut tanggung jawab ayah, yang selama ini sudah meninggalkan aku sejak kecil!!" kata Anissa tanpa rasa takut sama sekali, "Dan satu lagi ... Aku tinggal disini bukan layaknya putri kandung ayah, melainkan sebagai pelayan yang begitu hina dimata kalian berdua!!" teriak Anissa sambil menudingkan jarinya kearah dua orang didepanya.

Wajah yang biasanya ceria itu, kini mendadak berapi-api dengan sorot mata berkobar. Dia sudah tidak takut lagi, jika ada yang mengecapnya sebagai anak durhaka sekalipun.

Lukanya sudah menganga. Sejak kecil sudah berjuang hidup sendiri dengan sang nenek. Ibunya pergi bersama seorang pria sejak dia berumur 3 tahun. Dan bukan disitu saja, saat usianya menginjak 5 tahun, berganti dengan perginya sang ayah, dimana dulu, Brahma pamit pergi ingin merantau.

Kedua mata Anissa spontan memanas, air matanya sejak tadi sudah menggumpal, hingga mengganggu penglihatannya saat ini.

"Sekarang, angkat kakimu dari sini!! Dan jangan pernah lagi kamu injakan kakimu dirumahku!!" teriak bu Marita yang sudah naik darah.

Anissa juga tak kalah menajamkan kedua matanya. Dia menatap ayahnya kembali sambil berkata, "Ayah akan diam saja, melihat putri kandungmu diperlakukan seperti ini?? Dimana sikap wibawa ayah sebagai kepala keluarga ....?? Apa martabat dan harga diri ayah sudah musnah tertutup semua kemewahan ini??" sahut Anissa tanpa peduli tatapan geram dari ibu tirinya.

"Anissa ... Sudah cukup, hentikan!! Lebih baik kamu pulang dulu saja!! Jangan memperkeruh keadaan," timpal sang ayah yang sudah merasa bingung sendiri.

Hah!!

Anissa meraup nafasnya secara kasar, lalu segera pergi dari hadapan orang tuanya, tanpa sepatah kata apapun.

*

*

*

Sore harinya, tepatnya pukul 3.

Prabu berjalan masuk kedalam, setelah dia menyelesaikan pekerjaanya di pabrik.

Drrt

Drrt

Baru saja dia akan menaiki satu anak tangga, tiba-tiba ponselnya didalam saku bergetar kuat.

(Asisten Fahmi)

"Iya, bagaimana Fahmi??" tanya Prabu menghentikan langkahnya.

"Tuan, anda yakin akan mengambil rumah didaerah sini??"

Prabu mengernyit, "Iya!! Memangnya ada apa??" tanya Prabu kembali.

"Oh, tidak begitu tuan ... Hanya saja, disini sudah masuk pedesaan. Dan jauh dari perkotaan. Mungkin akan memakan waktu jika ingin ke kota. Bagaimana?? Apa nyonya tidak keberatan akan hal itu??" ungkap Fahmi menjelaskan.

"Istri saya tidak tahu tentang rumah itu. Dan saya tidak akan mengambil rumah itu sembarangan, tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu. Lagian, rumah itu masih tahap renovasi." balas Prabu meyakinkan.

Setelah panggilan terputus, Prabu memasukan kembali ponselnya didalam saku.

Prabu masih terdiam sejenak. Pria itu menarik bibirnya keatas, membentuk bulan sabit 'Aku yakin, Anissa pasti akan menyukai rumah itu!! Mas Damar saja mampu membelikan rumah semegah ini untuk Ailin!!'

Puas berkutat dalam pikiranya, dia lalu melanjukan jalanya untuk naik kelantai dua.

1
Henik Irawati
bls dendam ailin , Mutia dibuat gila sprti yg dilakukan Mutia kpd ailin dulu
Septi.sari: Bener kak, sok ngebantu merawat Ailin. tapi malah meperburuk mental Ailin.🤧
total 1 replies
Henik Irawati
mungkin ailin mau bikin minuman untuk Mutia biar jadi halu
uswatun hasanah
semoga Adam tidak menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Anisa dan prabu, biar Adam berjodoh dengan ailin Thor, agar ailin bisa menemukan pengganti damar
Septi.sari: tidak akan kak. tetap ikuti di bab selanjutnya 🤗🤗😍
total 1 replies
Lee Mba Young
ah balikan lagi. wes gk seru dah di sakiti batinnya trus balikan. ya gimana kebanyakan wanita bucin sih. jd mau disakiti model gimanapun ttp bucin. terlalu lemah pemeran utamane dah pergi ya hrse ttp pergi mau Prabu mati atau gimanapun ya itu karma nya. nyakiti istri. bawa wanita stres ke rumah, istri suruh ngurusi.
Septi.sari: terimakasih kak Lyana 🙏🤗
Lyana: semangat thor
total 3 replies
uswatun hasanah
ini gimana sih Anisa kok jadi cewek mau aja gitu dibawa pria lain, padahal masalah sama suaminya belum kelar juga,
Septi.sari: betul kak, apalagi suaminya sampai sakit nyariin dia. 🤧
total 1 replies
Tining Revi
cerita yg bagus. apa lagi latar belakang ceritanya adalah daerahku thor.
Septi.sari: hai kak tining, terimakasih bintangnya 😍😍🙏
total 1 replies
Lee Mba Young
aku paling gk suka suami nyiksa istri jd biar saja Prabu dpt karmanya. moga bisa minta maaf sebelum mati tu si Prabu. dah tau penyakitan mlh bikin dosa nyiksa istri syukurin.
Lee Mba Young
Berharap ini jodoh anisa, yg akn mmbawa kebahagiaan gk kayak si Prabu tu bawa penderitaan tok.
dah tau penyakitan mlh nikah tp nyiksa istrinya bawa pulang wanita lain pula.
semoga smpat minta maaf ke anisa sebelum mati tu si Prabu.
Septi.sari: kak lee, author kipasin ya 😆😆
total 1 replies
Sierra~✧
hai kak aku mampir,yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Septi.sari: hai kak Aleana, terimakasih 😍
total 1 replies
Lee Mba Young
karma nyakiti istri ya bgitu, mnding kl gk suka lngsung cerai saja jng nyiksa batin. mbawa wanita lain ke rumah, ngurusi wanita lain pdhl si wanita punya ortu. bkn yatim piatu. kl ortu nya gk mau ngurusi ya bawa ke RSJ lah. gila kl aku jd anisa yo ogah lah, gila saja hidup cm sekali hrs bhgia ngapain korban hidup dan perasaan untuk orang lain. cm orang oon ae yg mau. jmn sekarang realita nya wanita lbih pinter, baik boleh tp bodoh jng.
Septi.sari: hai kak lee, tetap ikuti bab selanjutnya.
total 1 replies
Milla
next min
Septi.sari: di tunggu next bab ya kak milla 😍🤗
total 1 replies
Lee Mba Young
semiskin miskin nya hidup ku kl posisi anisa juga ogah kali ngerawat wanita lain di rumah dng alasan kasian depresi. mnding cerai walau suami kaya raya. bhgia itu kita yg ciptakan bkn mengharap belas kasian.
Septi.sari: hai kak lee, tetap ikuti bab selanjutnya, makasih 😍😍🤗
total 1 replies
Septi.sari
hai kak, aku cuma mau kasih tahu.

✨🦋1 Atap Terbagi 2 Surga ✨🦋

udah update lagi ya dibab 62. nanti sudah bisa dibaca 🤗😍
Lee Mba Young
ngapain kasian, dia saja gk kasian ma hidup nya sendiri kok. bertahan bkn karena ibu mertuanya ya krn suami nya kaya raya, coba gk kaya, pasti dah di tinggal. dah suami gk sayang blm jebol perawan juga hrs nya kl sayang diri sendiri kn lngsung pergi ke luar negri beres semua. ini mlh balik ke suaminya lagi. definisi wanita lemah.
Lee Mba Young
Ternyata anisa yg kecintaan ma suaminya krn dia kaya sih. masih mau balikan katanya asal mengembalikan wanita gila itu. iuhhh. smp segitunya ngemis.
alasan ibu mertua minta cucu, bkn alasan krn kau saja yg ingin di tiduri suamimu.
tp ya gimana secara suaminya kaya raya sayang banget kan kl di tinggalkan, pdhl mumpung blm jebol perawan lbih baik cerai sekarang. Anisa yg bucin duluan 🤣🤣. lemah
Lee Mba Young
Mending pergi lah, jmn sekarang cm wanita bodoh yg bertahan dng pernikahan tdk sehat, dan mlh masukin wanita lain di rumah tangga.
mending ganti kartu atau HP di jual ganti baru trus menghilang. balik nnti kl sdh sukses. itu baru wanita keren. tp kl cm wanita pasrah mau tersiksa dng pernikahan gk sehat bukan wanita keren, tp wanita lemah dan bodoh.
jaman sdh berubah wanita tak bisa di tindas.
yg utang kn bpk nya ngapain mau di nikahkan untuk lunas hutang. mnding #kabur saja dulu# di luar negri hidup lbih enak cari kerja gampang.
Septi.sari: hai kak lee, tetap ikuti bab selanjutnya 😍😍
total 1 replies
IamEsthe
bergemuruh ini bisa diartikan sebagai luapan ya.

karena ini Annisa terkejut, bisa diganti ke rasa sakit seolah sembilu pisau ada di dadanya. maknanya, Annisa merasa tersakiti banget
IamEsthe
ini juga susunan dialog nya. boleh dijelaskan.
setahuku, penulisan dialog yang benar itu seperti ini.


"Mas? Aku tak suka dengan panggilanmu itu Terlalu menjijikan untuk didengar, Annisa," ucap Parbu dingin dengan ekspresi seolah diri Annisa ini sebegitu menjijikan di mata Prabu.

Tahu maksudnya?
"BLA BLA BLA,/!/?/." kata/ucap/bantah/seru.
IamEsthe
perhatikan dialog nya ya.

Boleh kasih jawaban kenapa setiap pertanyaan di dialog ada dobel tanda baca. semisal, ?? dan ?!. Bisa jelaskan maksud dan mungkin kamu tahu rumus struktur dialog ini dapet dr mana? referensi nya mungkin.
IamEsthe
kalimat terakhir, dibandingkan Prabu yg udah duduk malah bangkit lagi. lebih baik ganti ke prabu yang duduk tak bergeming, dengan sikap angkuh nan dingin, tangannya melambai seolah mengisyaratkan Annisa untuk segera menghampiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!