🍀TAMAT! 🍀
✅Follow IG: Lee_Yuta9
Niatnya hanya ingin menolong sahabatnya yang ingin kabur dari pernikahan karena perjodohan. Namun, malah membawa Yumna untuk menjadi pengantin pengganti sahabatnya itu.
Karena keluarga sahabatnya yang telah menerima dirinya, disaat Yumna dalam keadaan terpuruk. Yumna hanya menurut, ia ingin membalas kebaikan keluarga itu.
"Mungkin, hanya dengan ini aku bisa membalas kebaikan kalian. Mudah-mudahan suamiku nanti juga akan bersikap baik kepadaku. Dan untuk Gio, maafkan aku. Aku akan mengakhiri hubungan kita yang sudah lama terjalin. Meski aku masih mencintaimu," ucap Yumna dalam hati.
"Apapun akan aku lakukan, asal bisa lepas dari Jesselyn. Meski harus menikah dengan gadis lain, aku tidak peduli. Asal dia tidak mengganggu kehidupan pribadiku." tegas Langit Bagaskara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gangguan
"Boleh aku masuk?" tanya Langit menatap lekat wajah Ayumna.
Ayumna sedikit takjub dengan sikap Langit yang masih meminta persetujuan dari dirinya. Terlihat sekali bahwa ia masih menghormati perasaan Ayumna. Ayumna memantapkan hatinya lalu mengangguk setuju. Lagian bila dia menolaknya lagi, Langit akan tetap meminta hak nya di kemudian hari.
Mendapat anggukan dari Ayumna, Langit tersenyum lalu menghujani ribuan kecupan di wajah Ayumna sebelum ia memposisikan dirinya. Ayumna tersenyum geli saat melihat Langit begitu senang mendapat persetujuan darinya untuk membelah duren.
Saat Langit mulai menempelkan benda tumpulnya, terdengar nada dering yang berbeda dari ponsel keduanya. Langit mencoba membiarkannya dan tetap melanjutkan aksinya. Namun, suara dering ponsel mereka tidak mau berhenti. Ayumna yang menyadari mungkin ada suatu hal yang begitu penting, menyuruh Langit mengambil ponsel miliknya dan milik Langit yang tergelatak di atas nakas samping ranjang Ayumna.
"Mas, kita angkat dulu. Mungkin ada hal yang penting hingga dering ponsel kita tidak berhenti," bujuk Ayumna.
"Tidak ada yang lebih penting dari ini!" dengus Langit kesal.
"Mass ... tapi ponselku juga berdering terus dari tadi. Mungkin itu panggilan dari ruang IGD. Kamu tidak lupa profesi ku, kan?" rayu Ayumna.
"Aku akan membunuh mereka jika telpon dari mereka tidak penting!"
Dengan wajah yang memerah, karena menahan emosi yang sudah di ujung ubun-ubun. Mereka benar-benar akan dalam bahaya karena sudah mengganggu ritual sucinya. Langit bangkit dari atas tubuh Ayumna. Lalu melangkah menuju nakas di samping ranjang dan mengambil ponsel miliknya dan juga milik Ayumna.
Setelah Langit bangkit dari tubuhnya, dengan cepat Ayumna menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Ayumna merasa lega karena malam ini selamat dari kewajibannya. Ia akan berterimakasih nanti, pada orang yang menelponnya sekarang.
Langit memberikan ponsel milik Ayumna, lalu menjawab panggilan yang ada di ponsel miliknya sendiri. Masih terlihat semburat kemarahan di wajah Langit saat menjawab telpon barusan.
"Ya!" ucap Langit sesaat setelah menjawab telpon.
"....,"
"Bagaimana bisa?" wajah Langit berubah nampak gusar.
"....,"
"Tunggu aku di sana! Jangan sampai orang itu kabur. Aku sendiri yang akan menghakiminya sendiri!" bentak Langit pada orang yang menghubunginya sendiri.
Ayumna sedikit kaget dengan suara bentakan Langit. Pasalnya baru kali ini ia melihat Langit semarah itu. Namun, ia tidak berani bertanya pada Langit dan lebih memilih untuk menjawab ponselnya yang terus berdering.
"Hallo, Assalamu'alaikum," ucap Ayumna dengan suara lembut.
"Dokter Ayumna, tolong anda ke rumah sakit sekarang juga! Karena ada dua pasien yang baru datang dengan luka tembak di bagian dadanya. Dokter Lucas tidak bisa menanganinya sendiri. Sementara dokter Andrew sedang dinas di luar kota," ucap seorang perempuan di seberang telpon dengan suara yang gusar.
"Sindy....!" geram Ayumna yang mengetahui Sindy lah yang menelponnya.
"Eh, maaf dok. Wa'alaikumsalam. Hehe,"
Sindy adalah asisten pendamping Ayumna di rumah sakit Mahardika. Ia selalu lupa menjawab salam terlebih dahulu, jika ada keadaan yang sangat urgent sekali.
Sindy adalah gadis cantik dan berhijab, berusia dua puluh empat tahun. Ia juga merupakan teman kuliah Ayumna. Walaupun dulu sebenarnya hubungan mereka tidak dekat saat masih berada di kampus. Namun kini setelah mereka bekerja bersama dan hampir setiap waktu bertemu, membuat hubungan mereka terjalin dengan baik.
"Ya, aku akan segera ke sana."
Ayumna menutup sambungan telponnya dan kini menatap Langit yang juga tengah menatap pada dirinya. Bahkan, Langit sekarang sudah duduk di sampingnya.
"Maaf, Mas. Bukannya aku nggak mau melayanimu. Tapi aku juga nggak bisa meninggalkan kewajibanku pada pasienku. Kamu tahu itu, kan Mas? Ini menyangkut nyawa seseorang." Ayumna merangkai kata-kata yang pas untuk ia ucapkan. Agar Langit tidak marah dan murka kepadanya karena acara ritual suci mereka terganggu.
Jangan lupa, like di setiap part nya😘