Demi melanjutkan hidup, Hanum terpaksa melarikan diri keluar kota untuk menghindari niat buruk ayah dan ibu tiri yang ingin menjualnya demi memperbanyak kekayaan. Namun siapa sangka kedatangannya ke kota itu justru mempertemukannya dengan cinta masa kecilnya yang kini telah menjadi dosen. Perjalanan hidup yang penuh lika-liku justru membawa mereka ke ranah pernikahan yang membuat hidup mereka rumit. Perbedaan usia, masalah keluarga, status, masa lalu Abyan, dan cinta segitiga pun turut menjadi bumbu dalam setiap bab kisah mereka. Lalu gimana rasanya menikah dengan dosen? Rasanya seperti kamu menjadi Lidya Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nineteen
"Lelah banget hari ini" ucap Ara sembari meregangkan otot-otot jari tangannya.
"Makan dimana kita malam ini guys?" Tanya Fio.
"Gue pengen makan ayam geprek pak haji Mamad yang di pinggir jalan itu" ucap Dimas.
"Ah ide bagus, ayo capcus" Dito segera merapikan barang-barang nya.
"Lo ikut gak rum?" Tanya Fio.
Arumi celingak-celinguk mencari seseorang.
"Emmm..." Arumi berhenti bicara ketika melihat Abyan keluar dari ruangannya.
"Pak Abyan???" Panggil Arumi.
Abyan menoleh.
"Iya?"
"Pak Abyan mau pulang?" Tanya Arumi.
"Iya"
"Pak Abyan gak mau ikut kita makan malam?" Tanya Arumi
Arumi memperlihatkan Ara,Fio,Dito dan Dimas yang berada di belakang nya. Mereka tersenyum melihat Abyan.
"Malam pak Abyan" sapa Ara.
Abyan mengangguk.
"Tapi saya..."
"Kita ikut" sahut seseorang dari belakang yang langsung merangkul Abyan dengan akrab dan hal itu membuat Arumi dan yang lainnya terkejut.
"Wihh saingan Lo datang tuh" bisik Ara pada Arumi.
"Ceilah mana main rangkul segala lagi" balas Fio.
"Ya meskipun gue bukan bagian dari rekan kerja kalian, tapi diluar itu boleh jadi teman nongki kan?" Tanya Darren, mengingat Darren bekerja di perusahaan Tirtayasa.
"Yoilah, urusan kantor jangan di bawa - bawa" Dimas menimpali.
Arumi menatap Dimas dengan tatapan tajam.
"Gimana bi? Lo pasti gak ada acara kan malam ini?" Tanya Darren, namun belum sempat Abyan menjawab Darren malah menjawab pertanyaan nya sendiri.
"Ya jelas gak ada lah.. Lo kan jomblo" ledek Darren.
"Berisik Lo" Abyan menjauh dari Darren.
"Jomblo raaaa... Abyan jomblo, berarti mereka bukan pasangan gay" bisik Arumi kesenangan.
"Yaudah kita ikut, emang mau makan dimana?" Tanya Darren.
"Itu tuh di persimpangan jalan sana, ada warung pak haji Mamad" jawab Dito.
"Ohhh itu, yaudah Lo mau kan bi?" Darren bertanya pada Abyan yang sedari tadi mematung.
Abyan melirik kesal pada Darren.
"Diam artinya iya, yuk kita pergi"
Darren segera mendorong tubuh Abyan dari belakang agar pria itu segera berjalan.
"Maklum, Abyan ini memang harus di giniin kalau gak dia gak bakalan mau bermasyarakat" ucap Darren.
***
Mereka pun sampai di persimpangan jalan, mereka menghampiri warung pak Mamad yang kala itu memang sangat ramai.
"Wihh rame banget" ucap Fio.
"Kita duduk disana aja" ajak Ara.
Mereka pun mengikuti Ara ke meja yang kosong, begitu mereka duduk pelayan pun menghampiri mereka dan segera mencatat pesanan mereka.
"Rame banget kan?" Ara melihat ke sekeliling mereka.
"Iyah rame banget, tempatnya juga bersih" ucap Fio merasa nyaman.
"Pak Abyan gapapa kan makan disini?" Tanya Dimas.
"Iya gapapa"
"Yaelah, kalian formal banget sih. Ini kan bukan di tempat kerja panggil aja Abyan, biar akrab" ucap Darren sewot.
"Ah karena udah kebiasaan jadi, sulit dirubah" ucap Ara.
"Yaudah mulai sekarang biasain aja, kalian tuh ya gak usah canggung Abyan itu orangnya memang dingin tapi aslinya dia baik kok, humble juga"
"Tapi justru gue agak aneh kalau manggil nya nama doang, berasa ada yang kurang" ucap Fio.
"Iyaa secara kan pak Abyan kan manajer di kantor, kesannya kayak nggak sopan" tambah Ara.
"Santai aja" ucap Abyan.
"Tuh kan, kalian denger dia bilang apa??? Santai aja" Darren menyenggol lengan Abyan dengan sikunya.
"Kalian akrab banget, pasti udah kenal lama ya?" Tanya Ara.
"Yaelah, dari orok juga udah kenal" jawab Darren.
"Dia sepupu gue" ucap Abyan.
"Sepupu???" Tanya Fio memastikan.
Abyan hanya mengangguk.
"Sorry nih kak Abyan, tapi kita sempat ngira kalau kalian itu tuh pasangan... Emm... Hehehe ya gitulah. Karena kedekatan kalian tuh cukup menyorot" ucap Fio.
Abyan tersedak, bisa-bisanya mereka berpikiran seperti itu, sedangkan Darren tertawa terbahak-bahak.
"Astagfirullah ege, kita dikira pacaran" ucap Darren.
"Jadi kalian bukan pasangan kan?" Tanya Arumi yang akhirnya membuka suara.
"Bukan" Abyan menjawab cepat.
"Sorry sorry, tapi kita emang bukan pasangan kok. Kita tuh normal, apalagi gue, gue demen cewe. Eh tapi gak tau deh kalau dia"
Abyan hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Darren.
"Syukurdeh kalau gitu" ucap Arumi.
"Sorry ya atas prasangka buruknya" ucap Ara mewakili perasaan bersalah teman-temannya.
"Gak diambil hati kok, yang penting kalian udah tau kalau gue sama Abyan tuh sepupuan. Bokap gue adiknya bokap dia, kita tuh dari kecil barengan " ucap Darren.
"Ya habisnya karena tingkah Lo gatel banget, gue ngiranya kalian emang beneran punya hubungan spesial" celetuk Dito.
"Kagak woii... amit-amit deh gue" ucap Darren.
"Lega banget" ucap Arumi.
"Lega kenapa?" Tanya Darren.
"Ah gapapa, maksudnya tuh akhirnya kesalahan pahaman ini bisa terselesaikan" jawab Arumi.
"Ahh gitu, kirain Lo suka sama dia"
"Ha...?" Arumi terpelongo mendengar ucapan Darren, apakah perasaannya bisa ditebak dengan mudah.
"Kok ekspresi Lo gitu? Lo beneran suka sama dia?"
"Ah apaan sih" Arumi segera menuangkan air minum ke gelasnya dengan gugup.
"Maaf lama, ini pesanannya" seorang pelayan menghampiri meja mereka sembari meletakan makanan yang ia bawa.
"Yaelah tinggal jujur aja apa susah nya sih" ucap Ara.
Arumi lalu mengetik sesuatu di handphone nya sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Selamat makan" ucap Arumi.
Ditengah makan, Darren tiba-tiba saja teringat pada brownies coklat yang dibawa Abyan kemarin. Mengingat rekan kantor Abyan yang membuatnya.
"By the way brownies coklat yang kemarin itu siapa yang buat?" Tanya Darren pada Abyan.
Abyan berhenti makan dan menoleh ke arah Arumi yang saat itu juga menatapnya.
"Itu dari Arumi" ucap Abyan.
Darren mengikuti arah mata Abyan.
"Oh Lo yang buat brownies nya?"
"Iyah, kenapa? Nggak enak ya?"
"Enak banget sumpah, Abyan suka banget katanya" ucap Darren.
"Ya kan?" Darren menyenggol lengan Abyan.
Abyan mengangguk tanpa melihat Arumi.
"Iya enak" ucap Abyan.
"Syukur deh kalau gitu, sebenarnya gue baru aja belajar. Agak kaget juga kalau kalian bilang enak" ucap Arumi.
"Kapan-kapan buatin lagi dong" Darren nyengir bagai kuda.
Arumi menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Iya kalau ada waktu gue buatin"
"Boleh minta nomor WhatsApp Lo nggak?" Tanya Darren.
"Ha?? Buat apa?"
"Emang gue gak boleh berteman sama Lo?"
"Oh..." Arumi terlihat ragu memberikannya.
"Ah lama, tuh dah gue kirimin nomornya" ucap Dimas.
"Oh oke Thanks" ucap Darren.
Arumi menatap Dimas dengan penuh kesal. Jauh didalam hati Arumi, ia mengutuk Dimas habis-habisan. Bisa-bisanya pria gila itu memberikan nomornya kepada orang yang baru saja dikenalnya.
"Tuh udah gue chat, save yak nomor gue"
Arumi hanya mengangguk canggung.
"Gue juga udah kirimin nomor Lo sama Abyan" ucap Dimas.
"Haaa?? " Tanya Arumi.
Abyan menoleh ke Darren.
"Buat apa?" Tanya Abyan.
"Ya buat Lo save, gue tau kok di kontak Lo cuman ada nomor gue doang. Jadi gue kirimin juga nomor teman-teman Lo yang ada disini" ucap Darren dengan penuh percaya diri.
"Gue udah simpan nomor mereka semua" ucap Abyan.
Arumi tak kuasa menahan rasa senangnya, ia kembali menarik kutukannya pada Dimas.
"Serius Kak Abyan?" Tanya Fio.
"Wah gue gak nyangka" ucap Ara.
"Sejak kapan?" Tanya Darren.
"Sejak... lama" jawab Abyan.
"Oh kirain cuman gue doang orang spesial yang Lo save nomornya, hahahah" kekeh Darren.
"Pede banget" ucap Abyan.
"Kirain Kak Abyan nggak pernah save nomor kita-kita, hehehe" ucap Ara.
"Gue save kok" ucap Abyan.
"Udah bisa di stop kan over thinking Lo?" Bisik Ara.
"Seneng banget gue, kirain selama ini gue gak pernah dianggap" balas Arumi.
***
Lanjut lee
gue bolak balik check mana cuman 1 bab lagi Thor 😭😭 tegaaaaaa banget...
Btw gue suka banget kak, sama pemeran pendukung nya, dimas sama Arumi semoga jadian yaaa 🤣🤣🤣🤣