NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?
•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Penderitaannya bertambah ketika tiba-tiba menikah dengan laki-laki yang membencinya. Kaiser Blue Maverick.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 18

"Sudah lama sekali aku menunggu Mbak Delina. Mbak kemana aja selama ini?." Selena bertanya dengan to the point.

Selena dan Delina kini duduk di atas sofa ruang tamu secara berdampingan.

Delina menyengir lebar. "Ah, maafkan aku. Aku lupa kalau punya adik perempuan. "

"Dasar kakak laknat! Untung saja aku sayang sama kakak. Kalau enggak, udah aku usir dari rumah ini. " Selena menyahut sok kesal.

Delina menyengir lebar. "Iya-iya, maafkan aku. Ini anakku yang ketiga. Padahal aku maunya dua anak aja. Tapi ya sudahlah. Tuhan memberikan kebahagiaan tambahan. "

Selena tersenyum mendengarnya. "Oh ya, suamimu dimana sekarang? Aku tidak melihatnya. "

"Suamiku ada di rumah anak saudaranya alias keponakan. Kamu tahu, keponakan suami tidak memiliki Ayah Ibu lagi. " Delina menjelaskan membuat Selena terkejut.

"Maksudmu meninggal? Ya Tuhan, kapan?." Wajah Selena berubah sedih.

Delina menghela nafas berat. "Tiga tahun lalu. Dan suamiku sempat setres karena itu satu-satunya keluarga yang dimiliki. "

Selena mengelus punggung saudarinya dengan lembut. Tatapannya terlihat sendu. "Sabar ya. Setidaknya Tuhan memberikan anak lagi. Kenapa kamu nggak kasih tahu adik?."

Delina menoleh. "Aku sempat hilang ingatan tahun lalu. Perlahan tapi pasti, aku mengingat semuanya. Dan aku ingat, adik punya dua anak. Dimana mereka sekarang?."

"Krisna sedang kuliah. Sedangkan Kaiser di kamar. Kamu tidur siang gih. Biarkan aku yang menggendongnya. " Selena berujar.

"Benar juga. Aku sangat mengantuk berat sekarang." Delina pun menyerahkan bayinya pada Selena.

•••

Diandra tampak kelelahan sekarang. Sedangkan Kaiser asyik mengobrol dengan kekasihnya.

"Hai, my ponakan!."

Seketika pasutri baru itu menoleh secara bersamaan. Mereka mengernyitkan dahi tidak mengenal Delina.

"Anda siapa masuk kamar saya?." Kaiser beranjak dari kasurnya. Mematikan panggilannya. "Maaf, aku putusin panggilannya. "

"Oh, oke. Bye sayang!." Sahut Vanesa diseberang sana.

Wanita itu tersenyum simpul. Mencubit gemas pipi Kaiser. "Tante kamu lah, Kai. Masa lupa sama Tante Delina. "

Plak

Lelaki itu memegangi lengannya. "Oh, Tante Delina. Terus kenapa?."

Delina yang gemas pun seketika meraih bahu Kaiser dengan Kaiser. "Tante sampai lupa kalau kamu sudah semakin tinggi saja. Jangan mengatakan itu lagi! Kamu mau potong burung mu itu?."

Kaiser menggelengkan kepalanya kuat. "Jangan dong, Tan. Burungnya belum ngerasain lubang. Tega banget sama keponakan sendiri. "

Delina terkekeh geli mendengarnya. "Kabar Tante baik banget. "

"Aku nggak nanya!." Kaiser melepaskan diri dari wanita itu. Dia mendengus dingin. Kebiasaan banget ngancem gue. Bukan main-main lagi ancaman nya. 

"Apa Lo lihat-lihat?!." Sengit Kaiser.

Delina menoleh dan tersenyum pada Diandra. "Kamu Diandra ya? Selena mengatakan padaku kalau kamu istri Kaiser. Bagaimana kabarmu?."

Diandra membalas dengan senyuman merekah di bibirnya. "Baik, Tante. "

Sial. Giliran Tante Delina, malah senyum. Lelaki itu membatin kesal kemudian menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah, Tante pergi dulu. Mau bobok siang. " Delina segera keluar dan menutup pintunya.

"Lo udah belum sih ngerjain tugasnya?." Kaiser mendudukkan dirinya di samping Diandra. Senyuman licik terbit di bibirnya.

"Kai.." Diandra meringis merasakan pahanya ditekan dengan kuku tajam.

Plak

"Mulai berani Lo sama gue hah?."

Diandra menggelengkan kepalanya cepat. Gadis itu kembali berkaca-kaca sekarang. "Ka kamu mau apa?."

Bug bug

Kepala Diandra dihantam ke tembok dua kali. Gadis itu seketika terdiam dan linglung. "Sa sakit."

"Gue bilang gue mau hukum Lo. Mumpung hanya berdua aja di kamar gue. What next? ML? Impossible." Kaiser tersenyum puas.

"ML? A aku nggak bisa main game itu. Game lain aja gimana?. Nanti aku dihujat karena beban." Diandra berusaha untuk menjauh namun gercep, Kaiser mencekal dagunya.

"Game? Jadi beban? Maksud Lo apa sih! ML yang gue maksud itu, making love. Lo tahu kan artinya?." Kaiser terheran-heran.

Diandra meremas pulpen dengan erat. Jantungnya berdegup kencang. "Ng nggak. A aku nggak tahu apa apa itu."

Kaiser terkekeh geli mendengarnya. Menyentuh bibir tipis gadis itu. Terdapat bekas luka gigitan di sana. "Sakit banget ya. Kalau leher Lo gue gigit, mau nggak? Jelas mau lah. "

Laki-laki itu terkekeh geli mendengarnya. "Kenapa Lo nggak ngaku aja kalau Lo bunuh Devano? Lo kan nggak punya buktinya. "

Reflek Diandra mendongak kepala saat wajah Kaiser berada di lehernya. "Aku nggak tahu apa-apa. Aku emang di sana tapi bukan aku yang bunuh. Please, percaya sama aku. "

"Cih!." Kaiser berdecih dengan sinis. Dia memutar bola matanya jengah. "Percaya sama Lo? Emang keuntungannya apa?."

Diandra diam membisu. Dia hendak beranjak dari sofa, namun Kaiser memegang pinggangnya. "Lepaskan aku!."

Tubuh gadis itu berada di atas dada lelakinya.

"Jantung Lo deg-degan banget. Kenapa sih? Nggak ngerti gue. " Kaiser terkekeh geli melihatnya.

Diandra menggelengkan kepalanya. "Lepaskan aku Kai. Kamu kasar banget sih! Kamu punya hati kan?. Brengsek kamu!."

"Ingat ya, gue sama Lo gak akan pernah bisa bersatu. Gue juga yakin, Lo bakal mati tanpa gue bunuh. "

"Aku akan mati jika waktunya tiba. Kecuali dibunuh." Diandra masih berusaha melepaskan diri. "Bunuh diri itu berdosa. Ja jadi aku tidak akan melakukannya. "

"Terus, membunuh itu juga dosa kan. " Kaiser memutar bola matanya jengah. "Lo makin kurus banget ya. Gak dikasih makan sama bokap Lo itu? Kasihan banget sih. "

"Aku makan kok. Meskipun nggak selera. Ada Abang Alsan yang temenin aku makan. " Diandra tersenyum tipis.

Kaiser mengendus-endus aroma wangi rambut Diandra. Menenangkan dan nyaman. "Diem dulu. Gue pengen hukum Lo sebentar lagi. "

Diandra pun diam seribu bahasa. Gadis itu meringis kesakitan ketika telinganya dijilat. Astaga! Dia ini aneh banget sih. Mama..

Kaiser tersenyum setelah puas menjilati telinga itu. "Gue pengen denger suara Lo desah. Kayaknya seru banget. "

Gadis itu melotot mendengarnya. Dia memberontak dengan kasar. "Nggak mau!." Kali ini terlepas namun...

Sret

Gaun yang dikenakan Diandra robek setinggi lutut nya. Kaiser terkesima melihat betapa mulusnya paha itu meskipun tampak kurus. Terdapat juga bekas luka di sana.

Diandra dengan segera menutup pahanya. "Tutup mata kamu. "

Bukannya menutup mata, Kaiser malah mendekat. "A little bite there is okay, right? Oke, gue mau. "

Gadis itu kemudian berlari secepat mungkin. Namun karena tidak melihat jalan, dirinya terjatuh dan tubuhnya jatuh ke depan. Beruntung wajahnya tidak terkena lantai keramik.

Grap

Tangan besar itu meraih tangan mungil dan kurus Diandra. "Lepaskan tanganku!."

Laki-laki itu menariknya kemudian menjatuhkan tubuh kecil gadis tersebut di kasur.

Bruk

"Gue gak peduli. Gue pengen gigitan bagian sini. Lagi pula salah Lo sendiri udah sobek gaunnya. What's next?."

Diandra menggelengkan kepalanya. Tubuhnya ditindih oleh suaminya. "Ka kamu pergi dari tubuh atas ku. "

Kaiser memanyunkan bibirnya dan menggelengkan kepala. "Nggak mau lah. Enak aja nyuruh gue pergi. Gue kenyot gunung kembar Lo tahu rasa nanti. "

Airmata turun dari pelupuk mata Diandra. "Aku nggak ngijinin kamu pegang-pegang sana. Kamu mesum Kai! Hiks."

Pletak

"Aw! Sakit.. " Dahi Diandra disentil Kaiser.

"Sakit ya. Padahal gue cuma nyentil bukan masukin burung gue ke Lo. " Kaiser berdecih sinis.

Bruk

Gadis itu terkejut saat tiba-tiba kepala Kaiser terjatuh. "Hah? Kamu aneh banget. Tiba-tiba tidur aja. "

Diandra menggigit bibirnya sendiri. Gadis itu menghela nafas berat dengan pasrah. Tubuh Kaiser lebih besar darinya. Setidaknya dia tidur. Aku nggak mau dia bangun. 

Wandi yang diam-diam mengintip sedikit, tersenyum puas. Pasutri baru itu tampak berbeda jauh dari sebelumnya.

Sabar ya, nak. Kaiser pasti suka sama kamu pada akhirnya. Wandi tersenyum simpul.

Pria itu kemudian menutup pintunya rapat.

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!