Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Gagal
Lova baru saja sampai di rumah sekitar pukul 6 petang. Ia duduk di teras depan rumah sebelum masuk. Lalu bersender di kursi dengan memejam kan mata.
"Baru pulang kamu?"
Suara tante Gina sontak membuat Lova terjengit kaget. Ia menoleh dan bedecak kesal karena kedatangan tante Gina yang tiba-tiba.
"Ngagetin deh tan."
"Dari mana kok baru pulang?"
"Ada banyak tugas tadi di kampus," dustanya.
"Masa sih? Tadi Kenzo ke sini lho nyariin kamu, katanya dihubungi juga nggak bisa."
"Hp aku matiin karena lagi nugas," balas Lova hanya dibalas anggukan kepala oleh Gina.
"Makan dulu gih Lov, belum makan kan kamu?" tanya nya.
Lova diam sejenak, lalu mengangguk. Sebenarnya tadi ia sudah memesan makanan di kafe, tapi karena situasi tegangnya membuatnya melupakan makanan nya. Lova lebih banyak minum.
"Aku ke kamar dulu deh tan, lengket," ujarnya diangguki oleh Gina.
"Eh Lov, tunggu."
"Kenapa?" Lova menoleh ke arah Gina.
"Kaki kamu udah baikan?"
Lova mengangguk saja. Ia kembali melangkah menuju ke kamarnya.
Sampai di kamarnya, Lova bukan nya langsung mandi malah merebahkan diri. Ia seperti orang ling-lung memikirkan cara agar Jeriko mau menikahinya.
"Ganteng sih, banget malah, tapi bebal banget gila."
"Kok ada ya cowok yang nggak kegoda sama gue?" Lova bangkit dari ranjang, lalu berdiri di depan cermin, menatap lekuk tubuhnya yang sudah sangat jelas sangat seksi dan juga jauh jika disandingkan dengan Serina.
Lova berani taruhan, bahkan tubuh tantenya pun lebih seksi dari pada Serina, apa lagi dirinya.
"Apa sih yang bikin Jeriko suka sama si Serin?"
"Gaya bercintanya?"
"Tau lah, lihat aja om Jeriko yang ganteng dan sok jual mahal, gue akan bikin lo nidurin gue lagi."
Setelah mengatakan itu, ia langsung masuk ke kamar mandi dengan perasaan menggebu menjadikan Jeriko suaminya.
Sementara di tempat lain. Jeriko baru saja pulang. Ia langsung disambut oleh Serina dengan senyum manis wanita itu.
"Kamu baru pulang? Banyak banget ya kerjaan di kantor?"
Jeriko menoleh, lalu mengangguk. "Dimana mama?"
Serina menghela napas. Jeriko tidak menjawab pertanyaan nya, tetapi malah menanyakan keberadaan mamanya. Tidak salah memang, tetapi tidak merepotkan juga jika Jeriko menjawab pertanyaan nya dulu, bahkan meski hanya dengan satu kalimat saja 'ya'.
"Mama lagi ke rumah kak Yesi, sebentar lagi mungkin pulang," jelas Serina hanya mendapat anggukan dari Jeriko.
"Aku ke kamar dulu," pamit Jeriko meninggalkan Serina di tempatnya.
"Jeriko," panggilnya.
Jeriko menoleh. Lalu mengangkat satu aslinya seakan bertanya.
"Aku bawakan." Serina mengambil jas yang memang tidak dipakai oleh Jeriko.
Tanpa mengiyakan atau pun menolak. Jeriko kembali melangkah, menyisakan Serina yang menatap kepergian nya.
"Sampai kapan Jer?" gumamnya.
Lova sudah selesai mandi dan makan malam bersama tantenya. Keduanya kini berada di ruang tengah sembari menonton televisi.
"Kamu kenapa sih Lov? Kaya yang banyak pikiran banget?" pertanyaan Gina membuat Lova menoleh. Lalu menggeleng seperti orang kebingungan.
"Nggak usah bohong, tante tau pasti kamu lagi mikirin sesuatu."
"Enggak tan, Lova capek aja rasanya."
Gina menatapnya dengan diam. Lalu menghela napas cukup panjang, setelahnya mengambil tangan Lova untuk ia genggam.
"Sabar ya? Jalani saja, tante akan selalu ada buat kamu Lov," ujarnya seketika membuat Lova memeluk tantenya.
"Apa akan ada keajaiban untuk mama tan?" tanya nya mengurai pelukan keduanya.
"Yakin aja, nggak ada yang nggak mungkin."
"Kadang aku mikir, apa mama akan sembuh setelah aku balas perbuatan mereka?"
"Heh, nggak boleh gitu Lov, itu namanya kamu sama saja dengan mereka, lagian kita ini sekarang hanya orang biasa Lov, hidup tenang tanpa gangguan saja sudah lebih dari cukup."
"Tapi tan, mama sepertinya akan sembuh kalau aku udah balas mereka, aku sangat yakin itu."
"Jadi kamu mau balas mereka?"
Lova tidak menjawab, ia menatap lurus ke depan seakan menerawang apa yang akan terjadi ke depan nya.
...****************...
Pagi ini, Lova sudah sampai di kampus. Ia duduk di depan seraya memainkan ponsel miliknya, Belvi belum datang, ia sangat ingin memberi tahu Belvi rencananya kemarin gagal. Meski begitu ia memiliki bukti yang akan ia gunakan untuk mengancam Jeriko.
Mengancam Jeriko? Apa Lova bisa?
"Hei bebe."
Lova langsung memasukan ponselnya mendengar suara Kenzo. Ia menoleh dan tersenyum ke arah Kenzo yang sedang berlari kecil ke arahnya.
Cup
"Morning," sapanya ramah.
"Morning," balas Lova tak kalah ramah.
"Kemarin ngilang kemana sih? Di samperin ke rumah nggak ada, di hubungi nggak bisa."
"Sorry bebe, gue sibuk banget kemarin," balas Lova yang tentunya berbohong.
Yang sebenarnya ialah Lova sibuk meminta dinikahi om nya Kenzo.
"Sibuk? Kemana? Gue tanya anak-anak juga lo udah pulang duluan katanya."
"Ada urusan lain Ken."
"Lo ada masalah?" Kenzo memerhatikan Lova dengan seksama.
"Cerita bebe, apa uang jajan lo udah habis?"
Lova buru-buru menggeleng, ia mencegah Kenzo ketika akan mengetik sesuatu di ponselnya.
"No bebe," cegah Lova.
"Terus? Kalau ada apa-apa bilang gue Lov, gue akan selalu ada buat lo."
Nah kan, ini yang membuat hati Lova tersentil, Kenzo baik padanya, juga menjaganya, Lova dari kemarin memang sengaja menghindar karena tidak tega melihat Kenzo, dan lagi-lagi apa yang Kenzo katakan membuat Lova merasa tertohok.
Kenzo sangat baik, sementara ia?
"Ehem, masih pagi uda ngebucin aja." Belvi datang seraya menatap keduanya secara bergantian.
"Jagain Lova dong Bel, dia kayanya butuh lo banget," ujar Kenzo membuat Belvi menatap Lova dengan decakan.
Ya jelas butuh lah, Lova butuh Belvi untuk memberi solusi agar om nya Kenzo mau menikahinya.
"Iya kak Kenzo yang terhormat, yang udah bucin akut sama lop-lop."
Lova memukul lengan Belvi kesal.
"Apa sih mukul-mukul?"
sementara Kenzo terkekeh melihat keduanya berantem kecil.
"Bisa bertengkar juga ternyata, gue kira udah kaya ayam sama anaknya."
"Yeee sembarangan," sorak Belvi tidak terima.
"Oh iya bebe, nanti malam ikut makan malam di rumah ya? mama yang nyuruh lho ini, jadi jangan nolak."
Setelah mengatakan itu Kenzo mengecup pipi Lova sekilas lalu pergi degan senyum terpatri di wajahnya.
"Tuhan, manis gitu diselingkuhi."
Lova langsung melotot. Menatap Belvi dengan kesal.
"Jaga mulut lo."
"Ya emang bener kan? Nggak tega gue sama kak Kenzo Lop, serius."
"Gue juga nggak tega, tapi lebih nggak tega lagi kalau dia dapat bekasan om nya sendiri, udah ah gue mau fokus gimana caranya bikin tuh om ganteng tanggung jawab dan nikahi gue."
Belvi tampak berpikir, lalu melirik Lova. "Oh iya ya? Lo udah nggak perawan sekarang."
"Belviiiii!"
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻