Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Pengantin Pesanan
"Ha ha ha, kau sudah puas menamparku?" tanya Delisa tertawa kecil.
Namun pandangannya beralih pada sosok pria yang mengendap-endap di belakang Zahira, hingga pria itu memukul leher belakang Zahira hingga membuatnya jatuh pingsan.
Delisa tersenyum puas melihat saudara tirinya jatuh pingsan. Ia hanya perlu menunggu ibu tersayangnya untuk melakukan rencana selanjutnya.
Tak berselang lama Nyonya Victoria tiba di perusahaan dan melangkah masuk ke dalam ruangan putrinya. Melihat kedatangan ibunya, Delisa segera menghampirinya, sedang Jenos tampak berdiri disamping target yang akan dilenyapkan nya.
"Cepat bawa dia pergi, jangan membuat kecurigaan di kantor ini!" ucap Nyonya Victoria dengan tegasnya memerintah Jenos, sosok pembunuh bayaran yang disewanya untuk membunuh anak tirinya.
"Baik Nyonya" ucap Jenos dengan anggukan kepala. Pria itu sempat melirik kearah Delisa sebelum memasukkan tubuh Zahira ke dalam kantong plastik sampah, namun wanita itu langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.
Delisa tidak ingin hubungannya bersama Jenos diketahui oleh ibu tersayangnya. Maka dari itu dia bersikap cuek kepada Jones demi menutupi hubungan gelapnya selama ini.
Nyonya Victoria dan Delisa menyeringai saat menyaksikan langsung tubuh Zahira dimasukkan ke dalam kantong plastik sampah oleh Jenos.
Setelah berhasil memasukkan tubuh Zahira ke dalam kantong plastik sampah. Pria berprofesi pembunuh bayaran itu kembali mengangkat tubuh targetnya lalu memindahkannya di atas troli yang biasa digunakan untuk mengangkut sampah di perusahaan tersebut.
"Akhirnya rencana kita berhasil mom" ucap Delisa dengan bahagianya ketika melihat Jenos mendorong troli yang berisi Zahira di dalamnya. Dia pun berpelukan dengan mommy nya atas keberhasilan rencananya yang sudah disusun jauh-jauh hari.
"Sudah pasti sayang, tikus kecil itu tak akan pernah menang dari kita, dia akan selalu kalah, karena takdirnya memang seperti itu. Inilah awal kehancurannya dan mommy pastikan dia tidak akan pernah lagi menatap dunia ini" ucap Nyonya Victoria dengan seringai licik diwajahnya.
"Wow, mommy ku memang hebat. Aku sungguh tidak sabar melihat pertunjukan selanjutnya, mom" ucap Delisa tersenyum puas.
"Ayo sayang, kita mainkan gamenya. Lalu kita pastikan wanita itu tersiksa seperti di neraka sebelum menjemput ajalnya" ucap Nyonya Victoria tersenyum mengerikan persis antagonis di film-film.
"Ha ha ha..ayo mom, sudah lama aku ingin memberikan pelajaran pada Zahira. Sekarang tiba saatnya untuk membalasnya. Lihat, lebam di pipiku karena ulahnya" ucap Delisa memberitahu sang ibu, membuat Nyonya Victoria tampak geram sambil mengepalkan tangannya.
"Oh putri cantik ku, kamu harus membalasnya sayang!" ucap Nyonya Victoria sambil mengelus wajah mulus sang putri yang penuh riasan.
Kemudian ibu dan anak itu keluar dari perusahaan saat masih jam kerja. Tak ada satupun karyawan yang menahannya ataupun menaruh curiga terhadap mereka.
Begitu halnya dengan Jenos kala mendorong troli nya hingga sampai di parkiran. Beberapa karyawan yang sempat berpapasan dengannya hanya acuh, karena menganggapnya sebagai petugas sampah mengingat seragam yang dikenakan pria tersebut.
Setelah merasa aman, barulah pria pembunuh bayaran itu memasukkan kantong plastik sampah yang berisi tubuh Zahira ke dalam mobil. Lalu melajukan mobilnya ke suatu tempat yang menjadi markas persembunyiannya.
Sementara itu, mobil yang membawa Nyonya Victoria dan Delisa tampak mengikuti mobil di depannya. Dimana mobil tersebut merupakan mobil Jenos yang berhasil mereka ikuti setelah berkendara ugal-ugalan dengan kecepatan tinggi.
*
*
*
Salon terkenal negara xxx
Tampak sosok pria tampan dengan potongan rambut pendek nan rapi sedang di tangani oleh hair stylish profesional. Potongan rambut pria itu sangat cocok dengan paras tampan yang dimilikinya, mata tajam, hidung mancung dan bibirnya yang seksi menyatu sempurna pada wajahnya yang persis dewa Yunani.
"Aku sangat puas dengan hasilnya" ucap Pria tampan itu tersenyum tipis sambil mengusap rambutnya yang klimis ke belakang.
Pria tampan itu mampu merasakan kepalanya mulai ringan setelah mencukur rambut panjangnya yang hampir mencapai pinggangnya jikalau dia kembali memanjangkan rambutnya selama kurun waktu satu tahunan.
Selain itu, jambang panjang yang dirawatnya juga dia cukur habis demi menunjang penampilan terbarunya. Hal itu membuatnya semakin tampan saja dan membuatnya terlihat lebih muda karena kembali pada setelan awalnya, yakni tampan berkharisma, bersih dari jambang/brewok dan potongan rambut pendek yang tertata dengan rapi. Hingga para wanita terpesona melihat ketampanannya.
"Sean, tambahkan tips untuk dia. Aku sangat menyukai potongan rambut model ini, lihatlah ketampanan ku semakin terpancar. Aku yakin wanita itu akan terpesona melihat penampilan terbaru ku" ucap pria tampan itu dengan senyuman tipis yang memuji sendiri ketampanannya. Pria tampan itu tidak lain adalah Louis.
"Baik tuan" ucap Sean dengan perasaan haru sampai membuat kedua matanya berkaca-kaca melihat penampilan terbaru tuan mudanya yang kembali semula, tidak lagi urak-urakan.
Hanya saja Sean tak mau mengingat kembali masa lalu tuan mudanya, hingga membuat jiwa dan psikis serta penampilan tuan mudanya langsung berubah drastis.
Tapi sekarang Sean sangat lega, akhirnya tuan mudanya mau bercukur. Semua itu berkat nona Zahira, dia sangat berterima kasih sekali pada nona mudanya itu, sungguh kehadirannya memberikan pengaruh besar terhadap tuan mudanya.
Aku harus berterima kasih kepada nona Zahira. Batin Sean dengan perasaan haru.
"Sean, sekarang kita pulang. Aku sudah tidak sabaran melihat reaksi Zahira saat melihat ku" ucap Louis menyeringai dan tidak bisa membayangkan seperti apa reaksi Zahira kala melihat penampilan terbarunya.
"Semoga nona Zahira bisa mengenali tuan" ucap Sean senyum-senyum, membuat Louis tergelak tawa dan semakin percaya diri ingin bertemu dengan istrinya.
Louis melangkah lebar keluar dari salon ternama tersebut, pria berusia 32 tahun itu semakin tampan dan berkharisma dengan potongan rambut pendek hingga membuat beberapa pelanggan salon terpesona sampai tak berkedip melihat wajah tampannya.
Namun tiba-tiba saja dua unit mini bus berhenti tepat di depan salon berlantai lima tersebut. Lalu segerombolan pria berjas hitam turun dari minibus dan bergerak cepat menghampiri Louis yang sedang menunggu orang kepercayaannya mengambil mobil.
"Kedatangan kami untuk menjemput tuan muda" ucap pria paruh baya yang merupakan ketua dari rombongannya.
"Berapa kali aku katakan bahwa aku tidak akan pernah pulang..." Louis menggantung ucapannya.
"Tuan besar sedang sakit keras, Nyonya meminta kami untuk menjemput tuan muda" potong pria paruh baya itu bernama Saipul membuat Louis terkejut bukan main dan tak bisa berkata-kata.
Sean yang melihat kedatangan mereka segera menghampiri tuan mudanya.
"Ada apa ini?" ucap Sean menatap tajam kearah Saipul. Dengan cepat Saipul menyampaikan maksud kedatangannya.
"Apa! Tuan besar sedang sakit keras?" ucap Sean terkejut mendengar penuturan Saipul.
"Tuan, apa yang akan kau lakukan. Apa kau akan...." Sean tidak melanjutkan ucapannya saat melihat tuan mudanya membuka pintu mobil dan bergegas masuk.
"Apa yang kau tunggu Sean, cepat masuk!" ucap Louis dengan suara meninggi.
"Ba-baik tuan" sahut Sean dan bergegas masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. "Terus kita mau..."
"Kita pulang ke rumah utama!" ucap Louis dengan entengnya, membuat Sean membulatkan kedua matanya mendengar ucapan tuan mudanya barusan.
Sean merasa tidak salah dengar kan, dia merasa tidak percaya dengan ucapan tuan mudanya. Selama lima tahun lamanya, tuan mudanya tak pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah utama.
Namun mendengar tuan besar sedang sakit keras, tidak menyangka tuan mudanya yang berhati sekeras batu itu akhirnya bisa luluh juga kala mendengar kabar ayahnya dan memutuskan untuk pulang ke rumah utama.
"Kau tidak dengar hah!" ucap Louis marah saat melihat Sean hanya melamun.
"Maaf tuan" ucap Sean hati-hati lalu tancap gas menuju kediaman keluarga Smith atau kediaman orang tua tuan mudanya.
*
*
*
Bersambung...