NovelToon NovelToon
GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR

GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.6
Nama Author: Khof

Novel ini menceritakan kisah seorang Naila Shababa, santri di pondok pesantren Darunnajah yang di cap sebagai santri bar-bar karena selalu membuat ulah.

Namun, siapa sangka nyatanya Gus An, putra dari pemilik pesantren justru diam-diam menyukai tingkah Naila yang aneh-aneh.

Simak selalu di novel yang berjudul “GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR.” Happy reading🥰🥰...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

“Hmm, jam segini udah ngantuk banget.” Ini hari pertama Naila kembali sekolah setelah sakit beberapa hari. Jam pertama belum dimulai, tapi Naila sudah berkali-kali menguap tidak tahan menahan kantuk. Biasanya Dia sudah acuh tak acuh untuk tidur. Tapi bukan untuk kali ini. Naila sudah berjanji kepada orangtuanya untuk berubah meskipun belum seratus persen. Masih ada sisa-sisa jiwa tomboy dan pemberani jika ada yang mengganggu dirinya.

“Assalamu’alaikum...” Gus An masuk kelas sebelum bel berbunyi. Semua siswanya terkejut karena belum siap untuk hafalan. Naila yang awalnya susah payah menahan kantuk kini matanya berubah menjadi terang. Jantungnya berdegup lebih kencang, Dia takut jika disuruh setoran pada urutan pertama. Dia menggigit bibir bawahnya.

Jedug... Laras yang duduk di belakang Naila di tertawakan oleh seluruh siswa karena kepalanya jatuh ke meja akibat mengantuk. “Aduh, kenapa jatuh sih kamu ini. Bikin malu aja...” Dia memukuli kepalanya yang tidak bersalah.

“Semua buku dan kitab di kumpulkan. Hari ini kita mulai ujian.”

“Hah, ujian...?” ucap seluruh siswa dengan serempak. “Bukannya ujian masih lusa ustadz...?” tanya seorang siswa kepada Gus An.

“Iya memang masih lusa, tapi saya ajukan hari ini karena lusa saya akan bepergian. Saya hitung sampai tiga kalau tidak ada yang mengumpulkan nilainya akan saya kasih nol.” Ucap Gus An dengan tegas membuat seluruh siswanya ingin mengeluh tidak terima. “Gus An seenaknya banget sih, egois tau. Mentang-mentang sekolahan milik nenek moyang aja.”

“Saya dengar kalian bicara apa. Ayo cepetan, satu...” seluruh siswa berhamburan ke depan untuk mengumpulkan semua benda apapun yang tidak ada kaitannya dengan ujian.

“Dua...”

“Dalam hitungan ke-tiga semua harus sudah siap dengan peralatannya masing-masing...”

“Tiga...” setelah hitungan selesai, Gus An langsung membagikan lembar soal ujian. Seluruh peserta didiknya gugup. Karena bagaimanapun juga ini adalah ujian kenaikan kelas. Jika ada nilai yang tidak memenuhi syarat minimal maka anak itu tidak akan naik kelas. Jadi semua nilai tiap mata pelajaran harus sempurna.

“Naila, kamu cukup kerjakan soal yang pilihan ganda saja.” Ucap Gus An yang membuat Naila terkejut karena telah fokus dengan lembar soalnya.

“Kenapa begitu Gus...?”

“Karena kamu terlambat pelajaran cukup banyak, jadi kamu hanya wajib mengerjakan yang atas saja.”

“Nggak bisa begitu dong ustadz. Kok pilih kasih sih...” sanggah seorang siswi tidak terima. “Lagian kemarin saya kan juga sempat sakit, kenapa nggak di kasih bonus seperti Naila...?”

“Jangan banyak bicara. Siapa juga yang kasih bonus...? Naila akan saya kasih waktu belajar khusus karena sakitnya lama. Kamu Cuma dua hari mau minta seperti Naila...?” anak itu langsung menunduk tidak berani membantah Gus An lagi. Naila tidak enak kepada teman-teman sekelasnya karena merasa di istimewahkan oleh Gus An.

Di tengah mengerjakan ujian, perut Naila tiba-tiba sangat sakit. Dia lupa jika semalam tidak makan. Pagi itu juga Dia tak sempat sarapan karena buru-buru berangkat ke sekolah takut telat seperti biasanya. Dia meremas perutnya yang sakit luar biasa. Bibirnya terasa pahit, pandangannya mulai kabur. Sepertinya asam lambungnya kembali naik.

Bugh... Naila terjatuh dari kursi. Dia terkapar di lantai. Seluruh siswi panik dan berhamburan ke arah Naila. Namun ada beberapa yang masih tetap berada di tempat karena tidak suka dengan Naila.

“Naila...” Gus An juga ikut panik, beliau ikut lari ke arah Naila. Teman-temannya menyingkir memberi jalan Gus An untuk melihat kondisi Naila. Bibirnya sangat pucat. Hampir saja Gus An akan menyentuh kening Naila, tapi beliau sadar saat beberapa muridnya heboh.

“Gus...”

“Astaghfirullah...”

“Coba kalian sentuh keningnya panas atau tidak.”

“Ini panas banget Gus...” akhirnya Naila di larikan ke puskestren (Pusat Kesehatan Pesantren). Insiden itu membuat suasana di kelas menjadi kacau. Tidak ada yang fokus dengan ujiannya masing-masing. Beberapa ada yang mengahwatirkan Naila, ada juga yang berbisik membicarakan Naila.

“Palingan juga akting doang. Kemarin Dia kan baru datang, terus kalau masih sakit ngapain balik dulu coba...?”

“Iya bener itu...”

...****************...

“Hiks... hiks...” Naila terus merintih. Perutnya terasa sangat nyeri, bibirnya pahit tidak bisa berbicara. Tangan dan kakinya sulit di gerakkan seperti mati rasa.

“Naila, kamu udah siuman...?” perlahan Naila membuka matanya meskipun sangat berat. Ada Laras dan Rara duduk menunggu dirinya. Wajah Laras berbinar saat mendapati Naila membuka mata.

“Laras, ini dimana...?”

“Di Puskestren Nai, kamu tadi pingsan tau. Bikin khawatir anak-anak sekelas aja kamu ini.” Naila berusaha duduk tapi kesulitan karena tangannya di infus. Daya tahan tubuhnya saat ini benar-benar lemah.

“Kamu semalam nggak makan kan...?”

“Mau makan apa, Aku bangun jam 02.00 malam. Mana ada makanan jam segitu.” Laras menepuk jidatnya. Naila tidak menyadari jika Laras menuliskan sesuatu di depan lokernya. Semalam Laras tidak berhasil membangunkan Naila seperti yang di perintahkan Gus An. Dia berniat menunggu Naila sampai bangun, tapi keburu mengantuk. Hingga akhirnya Dia tuliskan saja pesan dari Gus An.

Ini makanan untuk Naila, harus di makan. Perintah dari Gus An

“Astaghfirullah, jadi itu kamu yang nulis...?” Naila ikut menepuk jidat lantaran pesan itu hanya di tulis pada kertas kecil kemudian di tempel di depan lokernya. Dia kira itu hanya teman-temannya sekamar yang suka bermain seperti itu.

“Terus makanannya kamu apain...?”

“Ya nggak tau lah, mungkin udah di buang sama anak-anak yang piket kamar...” Laras mendengus kesal. “Lupakan deh Nai, kamu bikin kesel aja. Yaudah kamu makan ini...” Laras menyodorkan sebungkus nasi pecel kepada Naila.

“Nasi pecel pasar...?”

“Iya.”

“Emang siapa yang beli kesana...?”

“Gus An.”

1
Rusmiyati Guru
kok udah selesai aja ga diterusin sampai Gus an punya anak tuh
Keisha Alindya
aaaah, alasn aja kamu gus, bilng aja mau berduaan /Facepalm/
Keisha Alindya
wes ora usah miker Naila arep di apakne karo gus An Ras, timbang mumet dewe
Lisa Zulia
saya setuju thor...! bikin yang lebih bagus lagi...
Bang Ipul
calon imam naila
Bang Ipul
maklum ummi calin mantumu gak pernah masuk dapur
Nuraini Hasanah
itu mah bkn bar bar... tapi bodoh masa udh gede ga bisa bedain garam sm gula
Supriyatun
set 7 thor lanjut arman sama adiknya thor
Supriyatun
keguguran kali .bandel istrinya
muslimah Lava
setuju 👍 👍 lanjutt
Lisa Zulia
Kecewa
Lisa Zulia
Lumayan
Lisa Zulia
saya suka dengan novel yang berkisah tentang pesantren/Drool//Drool//Drool/
Bungatiem
kaya babu
Bungatiem
tapi emang di pesantren harus jadi pelayan rumah guru nya gitu
Bungatiem
waduh umi ternyata kehilangan babu Naila 🤦 bukan kangen
Bungatiem
untuk anak anak gw ga dimasukin pesantren 😞
Ray
😅😅😅😅 senin kamis
efvi ulyaniek
ga jd dikeluarin kah?kok muncul lg fatma si biang kerok
efvi ulyaniek
kok ada fatma lg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!