Anggi Saraswati adalah seorang ibu muda dari 3 anak. Awal mula pernikahan mereka bahagia, memiliki suami yang baik,mapan,dan tampan merupakan sebuah karunia terbesar baginya di tengah kesedihannya sebagai yatim piatu penghuni panti.
Tapi sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama,perlahan sikap suami tercintanya berubah terlebih saat ia telah naik jabatan menjadi manajer di pusat perbelanjaan ternama di kotanya . Caci maki dan bentakan seakan jadi makanannya sehari-hari. Pengabaian bukan hanya ia yang dapatkan, tapi juga anak-anaknya,membuatnya makin terluka.
Akankah ia terus bertahan ?
Atau ia akan memilih melepaskan?
S2 menceritakan kisah cinta saudara kembar Anggi beserta beberapa cast di dalamnya dengan beragam konflik yang dijamin menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.5 Siapa Dinda?
Anggi dan anak-anaknya pulang ke rumah pukul 1 siang setelah sebelumnya mereka mampir ke gerai es krim untuk menyenangkan anak-anaknya. Namun setibanya di rumah ia malah kedatangan tamu tak diundang yang sangat gemar membuat panas rumah tangganya. Mereka adalah ibu mertua dan adik ipar Anggi.
"Kemana aja kalian? Jam segini baru pulang. Bukannya ngajarin anak yang bener malah diajarin keluyuran." bentak Bu Tatik
"Kami bukan keluyuran kok Oma. Mama cuma temenin kami makan es krim." ucap Damar membela mamanya
"Ini lagi anak kecil. Nggak usah ikut campur urusan orang tua." sergah Sulis
"Tolong jangan kasar sama anak-anak!" seru Anggi. Ia saja tak pernah kasar dengan anak-anaknya, jadi mana mungkin ia rela anaknya dikasari orang lain biarpun itu tantenya sendiri.
"Kenapa? Udah berani melawan sekarang?" tantang Bu Tatik
"Saya bukan bermaksud melawan Bu, tapi saya tak rela bila anak saya dikasari orang lain."
"Oh bagus, jadi kamu anggap kami orang lain? Baguslah kalau kamu sadar kamu emang orang lain bagi kami. Kamu itu cuma perempuan yang nggak jelas asal-usulnya. Jangan-jangan kamu itu anak haram. Kami juga tak sudi mengakuimu sebagai bagian dari keluarga kami." desis Bu Tatik
Anggi hanya bisa beristighfar. Hal ini memang sudah biasa ia alami jadi telinganya sudah kebal dengan segala caci maki mertua dan adik iparnya itu.
Tak ingin anak-anaknya mendengar lebih banyak umpatan dan caci maki neneknya itu terhadapnya, Anggi segera meminta Damar mengajak adik-adiknya masuk ke dalam rumah.
"Jangan lupa cuci tangan dan kaki ya dek. Udah itu langsung bobok siang. oke!" yang diangguki oleh ketiga anaknya
"Ibu mau minum apa?" Anggi mencoba mengabaikan caci maki mertuanya tadi.
"Ah, aku tak sudi memakan dan meminum sesuatu yang dibuat dengan tangan kotormu itu."
"Bu apa selama ini nggak ada sedikit pun rasa sayang ibu sama aku, menantu ibu, istri anak ibu, dan ibu dari cucu-cucu ibu? Kenapa dari dulu ibu seperti tak suka dengan saya? Salah saya apa?Kenapa ibu seperti sangat membenciku jg ?" tanya Anggi penasaran
Ya, sejak lama ia memang penasaran mengapa ibu mertuanya sangat membenci dirinya. Apa karena ia anak panti atau ada hal lain lagi.
"Ckk.. Ternyata selama ini kau belum sadar juga. Sayang?" Bu Tatik justru tergelak setelah mengucap kata itu
"Cuih, najis sayang sama orang seperti dirimu. Sudah sebatang kara, nggak jelas asal-usulnya, miskin. Aku berharap dengan ketampanan anakku, ia bisa memiliki istri yang kaya raya tapi karena kehadiranmu semua jadi gagal, batal. Aku benci sama kamu. Kenapa menantuku itu kamu hah, mengapa?" pekik Bu Tatik membuat ngilu hati Anggi saat mendengar kata demi kata yang terucap dari mulutnya
'Ya Allah, aku harus sabar seperti apa lagi? Aku bukan nabi yang bisa sempurna, rasa sabarku ada batasnya. Belum masalah antara aku dan suamiku selesai, sudah harus menghadapi kebencian ibu dan adiknya. Apa salahku Ya Allah? Apa dosaku sehingga Kau uji aku seperti ini.' batin Anggi menangis
"Ku harap Adam segera menceraikanmu dan menikahi Dinda. Bagaimana pun Dinda lebih pantas mendampingi Adam dari pada wanita udik macam kamu." hina Bu Tatik lagi.
Setelah mengucapkan kata itu, Bu Tatik pun pergi bersama Sulis.
"Dinda? Siapa Dinda? Apa hubungannya dengan mas Adam? " muncul berbagai macam pertanyaan di otak Anggi yang berhubungan dengan nama Dinda.
.
.
.
"Ma , ngelamunin apa sih?" tanya Diwangga pada mamanya yang kini sedang menonton tv. Tidak, lebih tepatnya tv menonton Sofi.
"Ekmh, kamu Ngga! Ngagetin mama aja." Sofi berdecak sambil mengusap dadanya
"Mama yang ngelamun, aku yang disembur." Diwangga menggelengkan kepalanya melihat kelakuan mamanya
"Makanya mama cerita, mama lagi ngelamunin apa?"
"Kamu ingat foto anak kecil yang mama buat story' siang tadi? Mama lagi mikirin mejreka."
"Mikirin mereka? Kenapa?" tanya Diwangga sambil mengerutkan dahinya karena penasaran
aku malah suka karakternya Stefani ibunya nata coco 😁
keibuan banget sabar banget 🥰
yang ada dendam merenggut jiwa dan hati diri
bukann tambah bahagia yang ada tambah menderita oleh dendam itu sendiri