Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
XIII FIRST TIME DINNER
Senja dan Adnan masuk bersama kedalam resto. Setelah itu mereka mencari tempat duduk diarea terbuka agar lebih nyaman.
Sejak tadi mata Senja melirik sana-sini mencari keberadaan Awan tapi laki-laki itu tidak ada disana. Mungkin awan masuk privat room sehingga Senja tak melihatnya.
Setelah pelayan datang Adnan dan Senja memesan beberapa menu untuk mereka.
Dan tak lama makanan mereka pun datang,kemudian mereka fokus pada makanannya. Menyantap makanan mereka dengan lahap dan sesekali saling melempar candaan.
Hingga klien mereka sekarang juga sudah sampai disana, meeting hari ini berjalan dengan lancar.
Setelah itu Adnan dan senja pun kembali kebutik bersama.
Sampai dibutik mereka masuk dalam ruangan masing-masing tanpa pembicaraan kembali karena semua sudah dibahas tadi saat meeting.
Dan kini mereka sama-sama menyelesaikan pekerjaannya masing-masing diruangan mereka.
Hingga waktu sudah menunjukkan pukul lima sore semua karyawan sudah bersiap untuk pulang.
Adnan pun menuju ruangan Senja ingin mengajaknya pulang bersama.
"Tok...tok..tok?" terdengar suara ketokan pintu.
"Masuk?" sahut senja dari dalam.
Adnan pun menarik handle pintu itu,tapi tidak masuk kedalam ruang senja. Senja pun menoleh kearah Adnan.
"Ayo kita pulang udah sore semua karyawan sudah pulang!" ajak Adnan pada Senja.
"Aku ada janji sama mas Awan kak,maaf ya nggak bisa pulang bareng?" ucap senja pada Adnan.
'It's ok Senja,kalau gitu aku pulang dulu ya?"pamitnya.
"Kak Adnan hati-hati ya?" ucap senja pada adnan.
"Ok...Nona?" Adnan melambaikan tangan lalu tersenyum dan pergi begitu saja.
Sebenarnya mendengar Senja akan bersama Awan dia juga cemburu. Tapi Adnan tidak mau menampakkan perasaannya itu pada gadis tersebut.
Apalagi Adnan juga tau bagaimana baiknya Nyonya Arumi pada senja.
Tanpa fikir panjang Adnan langsung melangkah menuju mobilnya berada. Dia segera berusaha mengenyahkan rasa tidak nyaman dihatinya itu. lalu melajukan mobilnya kearah rumah orangtuanya
Sedangkan Senja didalam butik tengah memilih gaun yang akan dikenakannya. Dia tidak mau membuat Awan malu saat membawanya ke pesta nanti jadi Senja berusaha menjadi yang terbaik dimata Awan.
Senja sendiri kadang tidak mengerti dengan dirinya,jika itu tentang Awan dia akan secara reflek memberikan respon yang baik dari alam bawah sadarnya secara otomatis. Dan tak jarang itu membuat Senja frustasi sendiri,karena Awan juga tidak pernah jelas dengan sikapnya. Sebentar-bentar baik,sebentar-bentar dingin.
Pada akhirnya pilihan Senja pada gaun hitam,bertali spageti. Panjangnya semata kaki memiliki belahan tinggi,dan pada bagian dada ada aksen kain terlipat beberapa.
Kemudian memlihkan setelan tuxedo untuk Awan yang senada dengan warna gaunnya. Setelah selesai Senja meletakkannya disebuah kursi disana.
Senja beranjak kekamar mandi butik,dia membersihkan tubuhnya.
Lalu berdandan tipis,dia memoles make up tipis kewajahnya. Rambutnya dia sanggul keatas menyisakan anak rambut yang sedikit panjang. Terakhir dia memakai perhiasan simple one set dengan anting,kalung,juga gelang melingkar cantik dipergelangan tangan mulusnya.
Wajah cantik senja,leher jenjang miliknya,dan juga gaun yang melekat pas ditubuhnya membuat Senja sangat mempesona malam ini.
Saat dia memastikan penampilannya sudah sempurna dia meraih sepatu warna hitam bermanik emas dengan tinggi heels lima belas senti miliknya.
Senja menunggu Awan dengan duduk dikursi diruangan depan butik tersebut. Dia menyilangkan kakinya bergaya elegan bersantai disana sambil memainkan ponsel pintarnya. Dia sedang bertukar pesan pada mommy Arumi. Senja mengatakan akan pulang terlambat karena ada acara dengan Awan.
Tentu saja ituu tidak apa-apa bagi mommy Arumi dia justru sangat senang,melihat setiap harinya hubungan mereka perlahan ada peningkatan.
Tak lama nampak mobil Awan parkir didepan halaman butik. Muka lelahnya masih begitu terlihat,dia melangkahkan kakinya lebar menuju kedalam butik.
Saat kakinya mulai masuk dalam butik,Awan langsung berhenti. Dia terkesima melihat penampilan Senja yang sangat cantik dan sexi.
Tenggorokannya seakan tercekat kelu,begitu susah mengeluarkan kata-kata.
Senja pun menoleh kearah awan terheran sendiri kenapa dengan ekspresi Awan.
"Mas kenapa diam aja?" tanya Senja heran.
Mendengar pertanyaan Senja Awan langsung gelagapan sendiri dan langsung membuang mukanya.
"Kamu mau ke pesta sama aku penampilannya begini?" tanyanya pada Senja.
"Memang kenapa penampilanku mas,apa aku jelek?" tanya Senja dengan polosnya.
Meski sudah satu tahun dikota sikap dan sifat polis senja memang tidak pernah berubah. Gadis itu hanya tampilannya saja yang berbeda.
Lalu Awan pun berjalan pada deretan gaun yang disebelah sana. Dipajang pada manekin,gaun berwarna hitan juga namun berlengan panjang sebatas lutut dengan potongan bodycon.
Awan mengambil gaun tersebut dan memberikannya pada senja. Sungguh awan tidak rela jika ada lelaki lain yang menatap tubuh sexinya. Apalgi kalau harus menjadi santapan fantasi liar para lelaki disana.
Senja yang melihat itu langsung terperangah tak percaya.
"Mas yakin aku pakai gaun ini?" tanya senja memastikan pada Awan.
"Iya ganti gaunmu sekarang dengan ini?kata awan dengan nada datarnya.
"Mas tapi gaun ini...ini mas serius aku pakai gaun sesederhana ini? Apa nggak akan buat mas Awan malu?" tanya senja sekali lagi.
"Sudah nurut saja kataku kenapa sih?" ucap awan dengan nada yang mulai ketus.
Mendengar itu Senja langsung mengerucutkan bibirnya. Dan seperti biasa mencaci maki Awan dalam hati.
Melihat itu Awan pun jadi gemas sendiri. Hasratnya yang dari tadi ditahannya kini seakan tak terbendung lagi.
"cup...?" Awan mengecup bibir senja singkat.
Sepersekian detik wajah senja langsung berubah merah karena malu.
"Mas Awan ih..kebiasaan banget seenaknya cium-cium senja tanpa izin dulu?" protes senja pada Awan.
Tapi yang diprotes hanya cuek saja.
"Itu bukan ciuman senja itu hnya kecupan karena kamu bawel?" ucap Awan santai.
Jantung Awan sebenarnya dari tadi pun tidak aman berdetak begitu cepat tapi dia begitu pandai mengendalikannya.
Mendengar kata yang keluar dari mulut Awan membut senja semakin sebal pada laki-laki didepannya itu. Bibirnya semakin mengerucut kedepan.
"Mau ciuman eh?" bisik Awan ditelinga senja sambil menggodanya dengan mengdipkan sebelah matanya.
Melihat itu Senja langsung merebut gaun yang ada ditangan Awan.
"Pasangan bukan,pacar bukan seenaknya saja?" dumel senja pada Awan.
"Ini first time dinner kita anggap saja kita pasangan?" ucap awan terus menggoda Senja.
"Enak saja,belum tentu juga aku mau?" jawab senja sambil pergi meninggalkan Awan disana.
Melihat Senja pergi Awan pun hendak menanyakan dimana bajunya hanya celingak celinguk sendiri mengusap tengkuknya yang tidak gatal.
"Senja dimana bajuku?"Ucap awan sambil berteriak keras.
"Ku taruh dikursi ruang tunggu ambil saja?" teriak Senja tak kalah keras suaranya dari kejauhan.
Setelah itu Awan beranjak dari sana menuju ruang tunggu mengambil bajunya disana. Setelah membawa bajunya Awan pergi kekamar mandi yang lainnya dia menyegarkan tubuhnya. Lalu memakai baju yang sudah senja siapkan.
Awan terlihat sangat gagah dengan setelan tersebut tak lupa parfum mahalnya dia semprotkan beberapa kali ke bagian tubuhnya. Seketika aroma wangi menguar dipenjuru ruangan.
Senja pun saat ini juga sudah selesai dengan tampilannya yang baru.
Ternyata juga tak teralu buruk,gaun pilhan Awan melekat pas ditubuh senja. Pada dasarnya Senja memang sudah sangat cantik jadi tidak heran mau pakai apa saja tetap cantik. Jadi mau pakai apa saja tetap cantik.
Awan dan senja keluar bersamaan,mereka menuju mobil. Awan membukakan pintu untuk senja,dan seperti biasa setelah senja duduk langsung memakaikan seet belt senja.
"Terimakasih mas Awan baik sih,ganteng dan wangi lagi?" goda Senja.
"Karena aku baik,ganteng dan wangi bagaimana jika kamu jadi pasanganku saja?" goda Awan pada senja tak mau kalah.
"Dih..ogah banget,mas awn suka mesum?" jawab senja sambil tertawa.
"Awas saja kamu ya..aku mesum beneran tau rasa?" kata Awan. Dan akhirnya mereka pun tertawa bersamaan.
Setelah itu Awan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kediaman Tuan Narendra.