NovelToon NovelToon
ELLARA

ELLARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Teen School/College / Keluarga / Romansa
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: HaluBerkarya

Ellara, gadis 17 tahun yang ceria dan penuh impian, hidup dalam keluarga yang retak. Perselingkuhan ayahnya seperti bom yang meledakkan kehidupan mereka. Ibunya, yang selama ini menjadi pendamping setia, terkena gangguan mental karena pengkhianatan sang suami bertahun tahun dan memerlukan perawatan.

Ellara merasa kesepian, sakit, dan kehilangan arah. Dia berubah menjadi gadis nakal, mencari perhatian dengan cara-cara tidak konvensional: membolos sekolah, berdebat dengan guru, dan melakukan aksi protes juga suka keluyuran balap liar. Namun, di balik kesan bebasnya, dia menyembunyikan luka yang terus membara.

Dia kuat, dia tegar, dia tidak punya beban sama sekali. itu yang orang pikirkan tentangnya. Namun tidak ada yang tahu luka Ellara sedalam apa, karena gadis cantik itu sangat pandai menyembunyikan luka.

Akankah Ellara menemukan kekuatan untuk menghadapi kenyataan? Akankah dia menemukan jalan keluar dari kesakitan dan kehilangan?

follow ig: h_berkarya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nggak asing~ Gavin

Gavin kembali ke dalam ruangan. Dia menghampiri ruangan mamanya Ellara.

“Sus, dia tidur?” tanya Gavin saat sudah sampai. Di perhatikan, mamanya Ellara memang sudah berbaring di atas ranjang.

“Belum tidur Den. Tapi baru saja di berikan obat penenang, jadi seperti itu” Gavin mengangguk. Dia berjalan mendekat, memperhatikan wajah mamanya Ellara dari jarak dekat. Setelah sejak tadi pria itu hanya melihatnya dari jauh, kali ini Gavin berdiri di depannya.

“Nggak asing..”  guman pria itu sembari berusaha mengingat, di mana dia pernah melihat wanita itu.

“Shttttttt” Gavin memegang kepalanya yang sudah tampak sakit. Cukup sulit, dia berusaha mengingat sesuatu, tetapi isi kepalanya hanya seperti kaset rusak yang tidak memberitahu apa apa.

Lama Gavin berdiam di sana, setelahnya dia keluar ruangan, membawa rasa penasaran yang sungguh luar biasa. Dia tidak benar benar pulang, pergi menemui dokter yang menangani mamanya Ellara selama ini.

Di antar oleh seorang suster, Gavin sekarang berdiri tepat di depan ruang pribadi dokter tersebut.

Suster yang bersamanya mengetuk pintu, setelah di persilahkan masuk dari dalam, Gavin memasuki ruangan itu.

“Ada yang bisa saya bantu?” Dokter Elis, dokter wanita yang terlihat sangat dingin. Berbicara dengan Gavin, wajah mereka berdua seimbang  seolah saling memberi atmosfer kurang baik dalam ruangan tersebut.

Gavin menghela nafas panjang “selamat siang dokter” sapanya terlebih dahulu.

“Ada apa”

“Hanya mau menanyakan kondisi pasien atas nama Bu Delina. Bagaimana perkembangannya selama hampir tujuh tahun di sini dokter?” tanya Gavin pelan.

Dokter Elis yang sejak tadi tidak terlalu fokus pada Gavin, kini menatap pria itu dengan tatapan penuh tanya.

“Siapa dan kenapa kamu menanyakan tentang perkembangan dia?” heran sendiri, karena yang dokter Elis tahu selama ini, hanya Ellara yang selalu bertanya tentang kondisi Bu Delina, dan itu wajar karena dia adalah putrinya. Lalu, anaknya depannya ini?

“Oh iya, maaf sebelumnya. Nama saya Gavin Wijaya Dokter” Gavin memperkenalkan dirinya pada dokter Elis.

Dokter tersebut diam sejenak, tapi pandangannya masih tertuju pada Gavin.

“Kamu hanya bertanya soal kondisinya atau ada kepentingan lain?” tanya dokter Elis memastikan lagi.

“Menanyakan kondisinya lebih dulu dokter, dan masih ada hal yang harus di bicarakan setelah itu”

 Mengeluarkan rekap medis Bu Delina, dokter Elis memberikan surat surat itu pada Gavin, agar pria itu membacanya.

“Tidak ada perkembangan” lanjut Dokter Elis dengan suara datar.

“Bagaimana jika pengobatan di luar?” Gavin merapikan kembali kertas kertas tersebut, memberinya pada Dokter Elis.

Mendengar ucapan Gavin, Dokter Elis hanya tertawa. Tawa paksa yang mungkin mengandung makna mengejek.

“Aku tahu kamu punya segalanya anak muda, keluargamu begitu kaya, dan mendapati dokter spesial tidak terlalu sulit untuk kalian” Dokter Elis berdiri dari duduknya

“Bahkan mami dan paman kamu juga dokter, bukan? Tapi masalahnya adalah—“ Dokter Elis menjeda kalimatnya.

“Apakah menurutmu Nyonya Delina akan mau? Secara selama ini kami juga selalu membujuknya, tapi ya begitu... Dia tidak pernah mau untuk keluar dari rumah sakit ini” Jelas Dokter Elis.

“Kami akan berusaha, melakukan hal terbaik dan membujuk Bu Delina nantinya, asalkan ada izin dari rumah sakit ini” kekeuh Gavin tak patah semangat.

“Kami tidak punya hak untuk menahannya, semua tergantung keluarga pasien dan pasien itu sendiri” Gavin mengangguk mengerti. Setelah bicara dengan dokter Elis, pria itu keluar dan berlalu menuju mobilnya.

...----------------...

Ellara berjalan masuk ke dalam rumahnya. Suasana rumah tampak sangat sepi. Kali ini, Ellara berjalan pelan, memperhatikan papa Morgan yang tidak biasanya pulang cepat dan kini duduk di sofa ruang tamu bersama istri keduanya.

Mata tajam pria itu seolah menyambut Ellara, membuat bulu kuduk gadis itu berdiri. Dari aura yang terpancar, kilasan amarah terpampang nyata dari raut wajahnya.

“Jangan langsung ke kamar!” benar Saja, saat Ellara hendak berlalu begitu saja tanpa ada niat menyapa keduanya, suara pria itu menghentikan langkah Ellara.

“Ada apa?” tanya Ellara tampak cuek. Dia berdiri, bersedekah memperhatikan keduanya

“Kamu benaran tidak tahu kesalahan yang kamu buat hati ini, Ellara?” tanya pria itu terdengar dingin.

Ellara menggeleng pelan.

“membuat anak orang berakhir di rumah sakit, menciptakan masalah yang sangat besar, masih tidak ingat?” pria itu mendekat, berdiri tepat di depan Ellara.

“Ouhhh, hanya itu?”

“Hanya itu? Hanya itu kamu bilang Ellara?” sungguh, jawaban yang berhasil membuat emosi kian memuncak.

“Kamu tahu, papa mendapat surat panggilan dari sekolah, ini memalukan!” bentak pria tersebut.

“kalau memalukan, tidak usah datang!” jawab Ellara enteng. Dia terlihat tidak peduli, dan sangat malas membahas hal itu.

“gampang banget kamu bicara, lama lama kesabaran papa habis!” Ellara hendak berlalu, tapi tangannya di cekal kuat.

“kamu harus jelaskan masalahnya sama Papa sekarang!”

“besok Anda juga tahu, saya terlalu malas untuk bicara saat ini” setelah mengatakan itu, Ellara benar benar kembali ke kamarnya, tanpa menghiraukan panggilan dari Papa Morgan.

Dia melemparkan tas sekolahnya, menganti pakaian seragam dengan pakaian rumahan, setelah itu Ellara berlalu ke kamar mandi.

Tidak lama, Ellara kembali dengan tubuh yang terlihat segar. Merebahkan tubuhnya, Ellara memainkan tablet di tangannya.

“Rekaman CCTV kamar..” guman Ellara.

“Wuahhh, benar benar pencuri handal..” dia tersenyum tipis melihat rekaman kamera CCTV tersembunyi yang ada di kamarnya.

“Aku tidak percaya ini, huftttt” menghela nafas kasar, Ellara kembali membaringkan tubuhnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
siti sopinah
sukaaaaa jalan ceritanya
💫0m@~ga0eL🔱
/Coffee/+5⭐ biar emosi reda /Smirk/
💫0m@~ga0eL🔱
baru baca udah bikin Oma naik darah /Joyful//Facepalm/
💫0m@~ga0eL🔱
karya nya bagus bikin emosi naik turun semangat author 💪
Anna🌻: makasih kak🥰🥰🥰
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
tarik dia, buka paksa bajunya ellara /Determined//Chuckle/
💫0m@~ga0eL🔱
semngat, hajar pelakor itu /Determined/
💫0m@~ga0eL🔱
asyik, ada pembalap cewek 🚴🚴🚴🚴🚴
Idahyanti Baco
lanjut dong
Anna🌻: oke, siapp
total 1 replies
Idahyanti Baco
bagus banget kok kurang peminatnya ya?
Anna🌻: makasih ya kak sudah baca, nantikan up selanjutnya ya
total 1 replies
Lulu💞
Bagus🥰🥰
siti sopinah
bagus banget jalan ceritanya
Anna🌻: makasih ya kak, nantikan terus ya🥰🥰
total 1 replies
cibyyy
jangan sampai salting juga thor😀
Anna🌻: setidaknya like
total 1 replies
ChaManda
maminya Gavin Hamidun kah???/CoolGuy/
IamEsthe
Lebih baik pakai garis panjang atas, dibandingkan garis panjang bawah.

"Kenapa diam? Anda sudah menyadarinya? Ya sudah, aku ke kam—"
IamEsthe: sama2 ya. ayo saling belajar bersama
Anna🌻: Noted, makasih koreksinya kak/Heart//Pray/
total 2 replies
IamEsthe
Terlalu panjang dialog tagnya, dibuat lebih ringkas dan epic agar pembaca suka dan tidak monoton
IamEsthe
Saran aja ya. Dialog tagnya terlalu panjang dan berbelit-belit, coba dipersingkat jadi lebih epic dan bagus.
IamEsthe
"Dia pulang," gumamnya pelan.

Koreksi sedikit ya.
ChaManda
lah kamu malah sibuk deketin si melon/CoolGuy/
ChaManda
kok aku nangis yaa/Frown/
ChaManda
cemburu, El?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!