Rahmadhani gadis yang menikah setelah ia lama berpacaran dengan kakak kelas saat mereka SMA bernama Vino Subagyo Dua bulan pernikahan mereka Rahma tidak menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya, mertuanya yang suka ikut ikutan dengan urusan pernikahan mereka berdua. Dan suami yang mulai berubah dari perangai dan sikapnya. Hingga akhirnya Rahma sering bertengkar dengan ibu mertuanya yang selalu memojokkan dirinya karena sang suami tidak pernah betah di rumah.
Rahma pun akhirnya memutuskan untuk mengambil peputusan dalam menyikapi polemik dalam rumah tangganya, sampai akhirnya Rahma menemukan kejangalan pada snag suami.
Lalu bagaimanakah kisah rumah tangga Rahma dan Fino? apakah Rahma akan mempertahankan rumah tangga nya atau ia akan menyerah dengan apa yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazry Fazriyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terima kasih
Vino dan Rahma pun tiba di hotel yang sudah Vino booking sebelumnya. Vino meminta Rahma untuk membuka pintu kamar dan saat Rahma membukanya, ia merasa terkejut dengan apa yang ada di depan matanya. Kamar yang di hias penuh dengan kelopak bunga mawar merah dan putih serta foto pernikahan mereka yang di letakan di tengah tengah kasur dimana kelopak bunga menghujani atas kasur.
Rahma melangkah, tak henti hentinya ia menutup mulutnya dengan binar mata kebahagiaan. Vino mengekor di belakangnya mengikuti langkah kaki Rahma, hingga akhirnya Rahma berbalik ke belakang seraya memeluk Vino dengan erat.
"Terima kasih... terima kasih, kak!" Rahma memeluk sang suami dengan penuh bahagia. Hari ini Rahma merasa dihujani banyak kejutan dan kebahagiaan dari sang suami. "Mungkin hari ini aku adalah wanita yang paling bahagia di dunia... terimakasih sayang" Ucap Rahma malu malu.
"Sama sama, peri kecilku." Jawab Vino lalu mencium kening Rahma. Namun saat bersamaan pula ponsel Vino berdering. "Sebentar aku terima telepon dulu, ya!" Ucap Vino yang lalu sedikit menjauh dari Rahma.
Rahma menganggukkan kepalanya, dan menyentuh setiap hiasan bunga yang ada di atas kasur mereka. "Mungkin ini awal dari kebahagiaan dari pernikahan ku, terima kasih cinta pertamaku!" Gumam Rahma.
.
.
.
Di tempat lain di waktu yang sama. Yazid sedang menatap foto di dalam ponselnya, ia tersenyum tat kala melihat dirinya foto bersama dengan wanita yang ia cintai. Iya di acara wisuda Rahma, Yazid memiliki kesempatan untuk berfoto berdua dengan Rahma dalam moment sang mahasiswa berfoto dengan dosen pembimbing, hal itu adalah permintaan dari Delia yang sangat mengagumi Yazid.
"Andaikan kau masih sendiri, mungkin sudah sejak lama aku mengungkapkan isi hatiku kepadamu, Rahma... sayang waktu sudah merenggut semua itu hingga kini kau dengan laki laki yang memang ditakdirkan untuk bersamamu." Ucap Yazid yang menyentuh ponselnya mengagumi wanita yang sudah 4 tahun mengisi relung hatinya.
Yazid tersenyum saat ia mengingat betapa dulu ia sering bertengkar dengan Rahma, dimana saat itu Rahma masih SMA. Ia selalu ingat moment bersama keluarga Rahma, dan ia tak menyangka sosok Rahma yang dulu gendut sekarang sudah berubah menjadi wanita yang tambah cantik di matanya. Saat ia akan menggulir ponselnya tiba tiba muncul satu notif di ponselnya. Dimana notif itu berasal dari sosmed yang Rahma miliki.
Dengan rasa penasaran Yazid langsung membuka notif dari ponselnya, penasaran apa yang Rahma bagikan di sosial media dimana ia sudah lama berteman dengan Rahma, ia bisa melihat setiap moment yang Rahma bagikan di ponselnya.
"Foto apa yang Rahma kirim di sana?" Gumam Yazid.
Lalu ia melihat Rahma yang sedang membagikan moment saat ia berada di dalam kamar yang di hiasi dengan banyak bunga dengan caption "Terima kasih, suamiku, untuk hari ini" Dimana di akhirnya ada sebuah love berwarna pink dengan emoticon kiss. Hati Yazid yang awalnya tadi merasa bahagia kini menjadikan ia sadar bahwa wanita yang ia cintai sudah milik orang lain.
Yazid memberikan sebuah like dan sedikit komentar di foto yang Rahma unggah. "Semoga samawa terus ya, Rahma." Tulisnya yang di akhiri dengan emoticon bunga mawar.
.
.
.
Angin semilir di tepi pantai yang indah, mengusik sepasang suami istri yang sedang menikmati indahnya pulau dewata di malam hari. Lampu lampu penerang menghias dengan warna warni yang indah. Deru ombak terdengar sangat romantis menjadi penambah alunan musik klasik yang sedang dimainkan.
"Kamu suka, Nia?" Ucap Vino dengan senyum yang mengembang.
"Suka, sangat suka." Katanya dengan binar mata yang penuh dengan kebahagiaan.
Vino memegang tangan Rahma dengan begitu lembut, hingga membuat jantung Rahma begitu berdetak lebih cepat dari biasanya, senyumnya malu malu tatkala mata mereka saling bertautan, rona merah di kedua pipi Rahma yang tak terlihat oleh Vino serasa menjadi hangat bagi Rahma.
"Kakak tahu, selama enam bulan ini... kakak sudah bersikap tidak baik kepada kamu... kakak juga sering meninggalkan kamu saat malam. Maaf bila pekerjaan bisnis kakak membuat kamu jadi merasa_" Ucapan Vino terpotong saat jari telunjuk Rahma menyentuh kedua bibir Vino.
"Cukup, jangan dilanjutkan... Nia hanya mau bilang terima kasih untuk hari ini, karena kakak sudah membuat Nia merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia ini... sudah jangan dibahas yang sudah lalu, saatnya kita untuk memperbaiki semuanya, oke?" Ucap Rahma yang membuat Vino lantas berdiri dan mendekat kepadanya, lalu mengajak Rahma untuk berdiri dan memeluknya dengan penuh kehangatan dengan lantunan lagu klasik.
Makan malam kali ini dirasa sangat berbeda dengan makan malam yang pernah Rahma rasakan beberapa bulan lalu. Malam ini hati Rahma sangat berbunga bunga, dirinya yang hampir menyerah kini ia merasa cintanya tumbuh kembali kepada orang yang sama yang selalu ia cintai beberapa tahun belakangan. Senyum indah terlukis diantara keduanya, setelah berdansa dan menghabiskan makan malam yang sangat romantis tak terasa malam sudah semakin larut, angin pantai pun terasa semakin dingin hingga Vino memberikan jas yang ia kenakan kepada Rahma.
"Kita ke kamar aja ya, anginnya semakin malam semakin menusuk tulang." Ucap Vino yang mengulurkan tangannya.
Rahma tersenyum dan menyambut tangan Vino dimana mereka berjalan dengan bergandengan tangan menyusuri jalan yang berpasir dengan semilir angin yang menggoyangkan gaun serta pasmina yang Rahma kekanakan. Mereka menikmati langkah kaki setapak demi setapak dengan perbincangan yang hangat dan santai, sesekali Rahma juga menanyakan tentang perkembangan bisnis sang suami.
Tak terasa mereka akhirnya tiba di depan pintu kamar mereka, saat Vino akan membuka pintu terdengar dering pada ponselnya, sehingga Vino meminta agar masuk terlebih dahulu untuk beristirahat karena Vino melihat Rahma begitu sangat lelah.
"Nia, kamu masuk duluan ya... nanti kakak nyusul... kakak ada urusan dulu sebentar dengan teman yang kebetulan ada di sini juga... gak apa apa kan kamu sendirian dulu?" Tanya Vino yang menunda panggilannya, lalu mencium kening Rahma setelah ia menerima jawaban dari anggukan serta senyum sang istri.
"Ya, kak... hati hati." Jawab Rahma dengan senyum kecilnya.
"Kunci dari dalam ya, nanti kalau kakak mau masuk kakak bisa minta kunci cadangan kepada pelayan... selamat istirahat peri kecilku." Kata Vino dengan begitu manis.
Rahma masuk ke dalam setelah ia melihat Vino berjalan meninggalkannya. Senyum Rahma terus mengembang tatkala ia melihat cincin di jari tengahnya. Cincin berlian dengan warna merah jamrud. Rahma bercermin di depan kaca, ia tidak bisa mengungkapkan kebahagiaannya saat ini, yang ada hanya senyum yang selalu menghiasi wajahnya.
"Mungkin kak Vino sudah menyadari kesalahannya... buktinya hari ini dia memperlakukan ku layaknya seorang wanita yang paling berarti dalam hidupnya... Yaa Allah, alhamdulillah atas nikmat-Mu... Semoga hal ini awal yang indah untuk pernikahan ku dan kak Vino." Ucap Rahma pada dirinya sendiri.
Rahma beranjak dari tempat tersebut lalu ia membersihkan diri dan berniat untuk mengganti baju dengan baju tidur yang sudah ia simpan sejak lama. Saat pagi tadi ia sudah menyiapkan baju lingerie yang pernah ia beli dan belum sempat ia pakai karena sang suami selalu tak pernah ada di rumah saat malam hari.
Hingga akhirnya ketika ia mendengar Vino mengajaknya berliburan sebagai tanda pengganti bulan madu yang selalu gagal, hingga akhirnya ia menyelipkan baju kebangsaan para istri untuk menggoda sang suami tersebut ke dalam kopernya. Dimana Rahma sengaja meletakkan nya di bagian paling bawah agar tak terlihat oleh sang suami.
"Mungkin malam ini saatnya aku menggunakan mu... tak sia sia aku membeli mu, dan akhirnya malam ini kamu terpakai juga." Celoteh Rahma pada baju merah maroon tersebut.
Rahma menyemprotkan minyak wangi dari atas sampai ke bawah, tak lupa ia memberikan polesan lip gloss pada kedua bibirnya. Senyumnya sumringah saat ia menatap dirinya sendiri di dalam cermin.
"Kamu cantik juga Rahma!" Pujinya pada diri sendiri. Rahma mengambil rompi dari pasangan lingerie tersebut lalu ia duduk di tepian tempat tidur sambil membalas pesan yang belum sempat ia balas satu persatu, baik pribadi ataupun grup.
aku butuh dukungan kalian... tebarkan mawar indah kalian... terima kasih😘💕
lanjut thor 🙏💪😘
lanjut thor 🙏💪😘
lanjut thor 🙏💪😘
semangat terus thor /Determined/