NovelToon NovelToon
PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Mak, ini aku bawakan bubur ayam. Mamak harus makan yang banyak yah, Mak biar cepat sehat." Erlina mencoba tersenyum sembari menyampaikan kalimat itu. 

Di pikirannya, muncul kenangan saat mereka berdua pergi jalan-jalan ke Jakarta beberapa waktu lalu. Erlina ingin kembali mengulang momen itu, kebahagiaan bersama mamaknya yang ia sayangi. 

"Nanti kalau mamak sudah bisa jalan lagi, aku akan mengajak mamak jalan-jalan ke Jakarta lagi," tambahnya, sembari berusaha melupakan rasa khawatir yang menyelimuti hatinya. 

Rasa cemas karena stroke yang dialami mamak Ruminah telah membuatnya tak bisa berjalan lagi, Erlina memelototi wajah mamaknya yang tampak lemah. Dalam hati, Erlina berbisik, "Ku yakin, Mamak akan sembuh. Aku harus terus yakin dan selalu ada di samping Mamak." Dengan tekad yang bulat, Erlina mulai menyuapi Mamak Ruminah, mendoakan agar kesembuhan segera menyertainya.

Mamak Ruminah meneteskan air matanya, rasa sedih kembali menderanya saat mengenang nasib anak perempuannya, Erlina. Wanita setengah baya itu merasa terluka hatinya melihat bagaimana anak kesayangannya harus diceraikan oleh suaminya, bukan karena kesalahan Erlina, melainkan ulah seseorang yang sengaja ingin mengusir Erlina dari istana megah tempat ia tinggal bersama suami tercinta, Fauzan.

 "Kenapa kejamnya orang itu pada anakku, apa salah Erlina? Mengapa Erlina harus mengalami ini?" keluh Mamak Ruminah di hatinya. 

Melihat kehidupan Erlina sekarang, bagai malam dan siang dengan kehidupan saat menjadi istri dari Fauzan, pria kaya raya yang memiliki perusahaan terbesar di negeri ini. Erlina yang dulunya bergelimang harta, kini harus berjuang keras untuk mempertahankan hidup dan martabatnya. "Andai waktu bisa kembali, dan tak ada secercah kebencian yang menghantui kebahagiaan mereka. Anakku, Erlina, tetap kuat dan berani menghadapi semua cobaan ini," doa Mamak Ruminah dalam hati, berharap suatu hari nanti Erlina dan Fauzan bisa kembali bersatu, hidup bahagia dan damai seperti dulu.

Erlina menyaksikan mamaknya meneteskan air mata, mengusap butiran air mata itu dengan tisu sembari tetap menyuapinya dengan bubur ayam yang tadi ia beli. Dia bisa merasakan kepedihan di hati mamaknya yang juga merasa terluka oleh nasib dan takdir yang mempermainkan dirinya. 

"Mengapa kehidupan ini terasa sangat kejam?" batin Erlina. 

 Namun, di tengah perasaan itu, Erlina berusaha untuk tegar dan tetap bersemangat menjalani kehidupan yang tak lagi sama. Pernikahan yang kandas membuatnya menjadi seorang janda, dan kini ia terjebak dalam dunia yang penuh kepalsuan. Dalam hati kecilnya, dia menyimpan penyesalan atas jalan hidup yang terpaksa ia jalani. Mengapa ia harus melayani pria-pria hidung belang yang hanya menginginkan tubuhnya? Apakah ini hukuman atau pelajaran hidup baginya? Meski demikian, Erlina menyimpan harapan di lubuk hatinya. Dia ingin mengakhiri pergulatan di dunia malam dan memulai kehidupan baru yang lebih baik, untuk dirinya dan juga untuk mamaknya. Erlina tahu bahwa jalan yang akan ia tempuh untuk meraih kebahagiaan itu pasti penuh rintangan. Namun, demi membuktikan bahwa ia masih layak menerima cinta dan kebahagiaan, Erlina akan berjuang semampu yang ia bisa.

""Oh iya, Mak! Sore ini kita ke rumah sakit ya, Mak. Mamak harus melakukan terapi supaya mamak bisa berjalan kembali seperti dulu. Mamak harus semangat untuk sembuh ya, Mak," ucap Erlina dengan penuh keyakinan di hadapan mamak Ruminah. 

Ia berusaha keras menyembunyikan rasa pilu dan sedih yang ada di dalam hatinya. 

"Tidak apa-apa, aku harus kuat demi mamak. Aku harus berada di sampingnya, memberinya dukungan," batin Erlina. Namun di balik senyum penuh semangat itu, hatinya berteriak ketika melihat keadaan mamak yang tidak bisa melakukan aktivitas seperti dulu lagi secara sendiri.

 "Kenapa ini harus terjadi pada mamak? Apakah mamak akan bisa pulih seperti dulu lagi?" lubuk hati Erlina bergumam, tetapi dia membulatkan tekad untuk tetap berjuang demi mamak.

Mamak Ruminah mengangguk pelan, seolah-olah dia paham dengan apa yang diucapkan oleh Erlina. Wanita setengah baya itu berusaha tersenyum, walaupun jelas sulit baginya untuk melakukannya. 

"Apa yang sebenarnya dia rasakan?" batin Ruminah sambil menatap wajah Erlina yang serius. "Apakah dia benar-benar memahami apa yang kualami? Atau hanya mencoba menenangkan hatiku agar tidak terlalu bersedih?" Pikirannya mulai berkecamuk, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul di kepalanya. 

Ruminah tahu bahwa ia harus kuat, tapi bagaimanapun juga ia adalah manusia yang juga butuh dukungan dan pengertian dari orang lain. Namun, tetap saja ia merasa tersanjung bahwa Erlina mau meluangkan waktu untuk mendengarkan ceritanya.

 "Mungkin, itulah yang sebenarnya aku butuhkan saat ini. Seseorang yang bisa mengerti perasaanku, walau hanya sejenak," gumam Ruminah dalam hati.

*****

Sementara itu, Mamak Sarina merasa tiba-tiba tergerak untuk menjenguk Mamak Ruminah. Sebuah gosip liar mengenai Erlina yang dikatakan sebagai wanita tuna susila telah membuat hatinya resah dan tidak tenang.

 "Aku harus memastikan kebenaran dari gosip ini sebelum semakin banyak yang mendengar dan percaya. Ah, bagaimana Erlina bisa dihujat seperti ini?" gumam Mamak Sarina dalam hati. 

Namun, di sisi lain, ada rasa cemas yang menghantuinya ketika mengingat Mamak Ruminah yang saat ini sedang sakit stroke. Sudah sekian lama mereka tidak bertemu, sehingga dia merasa sangat rindu untuk bersua dengan sahabatnya itu. Aku ingin segera melihatnya dan berbicara banyak hal padanya, memastikan bahwa dia masih bersemangat melawan penyakitnya dan mendoakan kesembuhannya. 

Dengan perasaan campur aduk ini, Mamak Sarina memutuskan untuk segera menemui sahabatnya tersebut, mencari tahu keadaan sahabatnya dan mengungkap kebenaran mengenai gosip Erlina sekaligus. Dia berharap kedatangannya bisa membawa dampak positif untuk mereka.

Mamak Sarina kini tengah mempersiapkan diri untuk mengunjungi sahabatnya yang sedang sakit. Dalam hatinya, ia merasa sedih dan cemas, berharap sahabatnya itu akan segera pulih kembali.

 "Semoga Mamak Ruminah bisa segera sembuh. Aku tidak tega melihat dia seperti ini," gumam Mamak Sarina dalam hati. 

 Ia pun meminta Maman untuk mengantarkannya ke kampung sebelah, tempat Mamak Ruminah tinggal bersama Erlina. Namun, sebelum berangkat, Mamak Sarina memutuskan untuk membeli berbagai oleh-oleh untuk sahabatnya itu, termasuk puding kesukaannya. 

"Mamak Ruminah pasti senang menerima puding kesukaannya. Semoga ini bisa menghibur hatinya yang sedang sedih dan menambah semangatnya untuk segera sembuh," pikirnya. 

 Di sela perjalanannya, Mamak Sarina terus berdoa dalam hati agar diberi kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi kenyataan tentang kondisi sahabatnya. Meskipun ia tahu bahwa hidup adalah penuh ujian, Mamak Sarina tak dapat menghindari rasa prihatin yang mendalam terhadap sahabatnya itu.

"Maman, tolong perlahan saja mengendari mobilnya ya, Yah! Oh, iya, Man, nanti jangan lupa untuk singgah di toko sembako, ya. Aku teringat keadaan Mamak Ruminah yang sedang sakit dan tak mampu bekerja. Sepertinya aku harus membantu dengan membelikan bahan-bahan sembako untuknya," ungkap Mamak Sarina pada Maman, sopir pribadinya. 

 Saat mengucapkan itu, perasaan iba dan kepedulian terpancar dari dalam hati Mamak Sarina. "Tidak ada yang lebih peduli daripada sahabat sendiri. Kami sudah lama bersama, dan aku tahu betul perjuangan yang telah Mamak Ruminah lalui demi keluarganya. 

"Saatnya aku membantu dan memberikan dukungan moral untuk sahabatku ini," gumam Mamak Sarina dalam hati, penuh keikhlasan dan kehangatan.

1
Cici Rosmawati
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Nasih Moh
luar biasa
Jongger
cukup bagus Thor... semangat nulisnya
Wenny Enny
Luar biasa
Nays Noer
hayo pilih yang mana?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!