Keyra Onellia, seorang putri angkat keluarga Arlott yang kini sudah tak dianggap akibat keluarganya kembali menemukan sang anak kandung. Dari umur 13 tahun, Keyra mulai tersisihkan. Kembalinya Dasya, membuat dirinya tak mendapatkan kasih sayang lagi. Di hancurkan, di kucilkan, di buang dan di rendahkan sudah ia rasakan. Bahkan diakhir hidupnya yang belum mendapatkan kebahagiaan, ia harus dibunuh dengan kejam.
Keyra mengira jika hidupnya telah berakhir. Namun siapa sangka, bukannya ke alam baka, jiwanya malah bertransmigrasi ke tubuh bibinya—adik dari daddy angkatnya.
•••
"Savierra, kau hanya alat yang akan dikorbankan untuk kekasihku. Ku harap kau jaga sikap dan sadar diri akan posisimu!"
Mampukah Savierra yang berjiwa Keyra itu menghadapi tiran kejam, yang sial nya adalah suaminya itu? Takdir benar benar suka bercanda! Apakah Savierra harus mengalami kemarian tragis untuk kedua kalinya? Tidak! Savierra akan berusaha mengubah takdir hidupnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetstory_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Malam ini terasa hampa—itu yang di rasakan oleh seorang perempuan yang tengah rapuh. Hari ini, ia mendapatkan kebenaran yang membuatnya hancur sekaligus senang.
Mendung menghiasai awang awang, hingga angin malam pun bersemilir kencang. Dia duduk tenang di balkon, dengan segelas teh hangat dan camilan.
"Jahat.. kenapa mereka jahat sekali.."
"Aku senang, tapi aku juga sedih. Kenapa hidupku di kelilingi oleh manusia haus dan gila uang. Walaupun aku bukan Savierra, tapi hati ini sangat sakit mengetahui kenyataan ini."
"Ayah ibu.. kalian orang yang seperti apa? Apakah aku bisa bertemu dengan kalian? Walau aku bukan lagi Keyra, namun aku ingin melihat sosok kalian.."
Savierra—perempuan itu menitikkan air mata menangis tersedu sedu. Hati nya hancur dan sakit.
"Savierra!"
Suara berat nan serak itu menyapa indera pendengarannya. Ia segera mengusap air matanya.Savierra menoleh, mendapati Ryden yang kini tengah berjalan ke arah nya.
"Ck, angin sekencang ini mengapa kamu diluar dengan pakaian tipis seperti ini?" decak Ryden, sembari memakaikan jas nya di pundak Savierra.
"Maaf,"
"Buat apa?" tanya Ryden tenang.
"Buat keluargaku yang terlihat ingin sekali memerasmu. Aku merasa bersalah dan malu sama kamu, maaf" ucap Savierra tulus.
"Kenapa kau minta maaf untuk mereka? Lagian mereka bukan keluargamu!" sarkas Ryden membuat mata Savierra melebar.
BUG!
"Jahat! Kau.. Kau.. huaaaaaa" Savierra semakin menangis setelah memukul lengan Ryden. "Dasar jahat! Kau mengejekku kan?"
"Kenyataan," jawab Ryden singkat.
"Dasar manusia batu! Tidak ada effort menghibur!" maki Savierra kesal. "Jadi, apa kamu benar benar memberi mereka uang?"
Ryden mengangguk mantap. "Ya, aku memberinya. Anggap saja sebagai kompensasi atas merawatmu,"
"Mulutmu sama sekali tak ada rem ya! Kamu ini pasti berniat menertawakanku," kesal Savierra lalu menarik nafas dalam dalam. "Terserah kamu saja lah, yang memiliki uang juga kamu."
Ryden menatap tenang ke arah langit malam. "Tenang saja. Aku tidak sebaik itu," lirihnya.
Savierra mendekatkan wajahnya ke arah Ryden, "Apa tadi? Kamu bilang apa?"
Sett
Ryden mendorong pelan wajah Savierra, lalu memalingkan muka, "Bukan apa apa! Jangan terlalu dekat."
"Oh. Lalu, apa yang kamu inginkan? Tidak biasanya kamu mengunjungiku," tanya Savierra sembari menatap ke arah Ryden.
Ia melihat, rambut hitam Ryden menyisih, terkena angin. Namun kadar ketampanannya malah meningkat.
Hey hey, apa aku telat, jika baru bilang bahwa aku memiliki suami yang sangat tampan? Namun sayang sekali, Raganya memang milikku dan aku pemilik posisi sah di sampingnya. Namun, hati nya bukan untukku..
Savierra membatin, ia tersenyum kecut.
"Apa aku tidak boleh berkunjung?" tanya Ryden kembali.
Savierra tersentak, "Ah, ya boleh saja," kata nya gugup. "Tapi, aku merasa beberapa hari ini kamu tidak galak dan dingin kepadaku. Sebenarnya apa yang kamu mau Ryd?"
Ryden terdiam. Apakah benar, dirinya memperlakukan Savierra begitu berbeda beberapa hari ini? Sepertinya iya. Lebih tepatnya setelah kecelakaan malam itu.
"Galak dan dingin? Apakah aku benar seperti itu?"
Mendengar itu, Savierra melayangkan tatapan tajam, tangannya meraih kedua bahu Ryden dan menggoyangkannya. "oh, jadi kamu lupa? Tak menyangka ingatanmu begitu buruk. Dasar tidak tahu diri!" makinya kesal. Ingin sekali Savierra menampar wajah Ryden. Namun sayang, wajah lelaki itu sangat tampan dan membuatnya tak tega.
Tangan Ryden mencekal pergelangan tangan Savierra. Ia menghentikan Savierra dan menariknya ke pangkuan.
"RYDEN! APA YANG KAMU LAKUKAN! LEPASKAN AKU BAJINGAN!" seru nya kesal.
"Ya, ingatanku sangat buruk. Jadi, aku perlu nona Savierra mengingatkan ku," goda nya membuat Savierra geram.
"Ryden! Apakah otakmu bermasalah?" cibir Savierra lalu mendorong Ryden.
"Cih, ngomong ya ngomong saja. Tidak usah menarikku!"
Ryden terkekeh melihat raut wajah kesal Savierra. "Savierra" panggil Ryden serius.
"Hmm"
"Aku ada perjalanan bisnis ke negara Italia. Besok, kamu juga harus bersiap. Kemasi barangmu" titah Ryden serius.
Savierra mengernyit. "Kenapa aku harus berkemas? Aku kan-HEYY AKU BELUM SELESAI BICARAA!!" Savierra berteriak memanggil Ryden yang beranjak pergi.
Ryden hanya melambaikan tangannya tanpa menghadap ke arah Savierra. "Diam dan ikuti perintahku saja!" balasnya lalu berjalan meninggalkan Savierra sendiri.
Savierra terdiam, menatap punggung Ryden dengan tatapan yang sulit diartikan. Tangannya mengepal, menahan sesuatu yang seakan ingin meledak keluar. "Ryden.. aku tak paham dengan diriku. Sebanyak apapun kamu melukaiku, kenapa aku tak bisa membencimu?" lirihnya dengan mengusap air matanya yang menetes.
"Apa kamu tau, sikapmu yang seperti ini malah membuatku takut, Ryden. Aku takut tak bisa mengendalikan perasaanku dan luluh kepadamu. Aku takut berharap.. yang nantinya harapanku mungkin akan kembali melukai diriku sendiri," Tubuh Savierra merosot ke lantai, ia memeluk kedua kakinya dan menelungkupkan wajah di sela lututnya.
"Aku bodoh dan aku kalah, Ryden. Aku yang mulai menyukaimu.. hikss hikss.." wajah Savierra mendongak, menahan bulir air mata yang semakin menumpuk di matanya.
Tangannya mengepal dan memukul pelan dadanya. "Semua yang sudah kamu lakukan membuatku sakit.. Sangatt sakitt.. Tapi, kenapa aku tak bisa membencimu? Kenapa saat melihat matamu aku selalu luluh. Kenapa saat melihat wajah tampanmu amarahku langsung menghilang. Dan kenapa.. saat melihat raut wajah bersalahmu, aku semakin melemah.."
Kenyataannya, Savierra hanyalah seorang perempuan biasa yang akan luluh dan bodoh hanya karena cinta. Dia.. rela menanggung rasa sakit yang ia tau akan selalu menghampirinya. Savierra, hanya bisa bertahan bersama Ryden. Karena Savierra sudah tidak memiliki siapa siapa lagi disini.
•••
"Nyonya, baju yang anda beli kemarin ternyata sangat cantik di tubuh anda," puji Karin bersemangat.
Savierra yang tengah di depan cermin pun terkekeh kecil. "Kamu selalu berhasil membuatku tersanjung Karin. Oh iya, apakah pakaianmu sudah kamu siapkan?" tanya Savierra yang kini meletakkan alat make up nya. "Perfect!"
"Sudah nyonya. Tapi apakah saya boleh ikut? Apa tidak apa apa?"
Savierra berbalik dan memegang bahu Karin. "Sudahlah, jangan pikirkan itu. Sekarang ayo kita bawa barang kita keluar. Disana sudah ada bodyguard yang akan membawakan barang kita."
Karin berdecak kagum, melihat penampilan Savierra yang hampir mirip dengan CEO wanita yang ada di novel. "Nyonya, tahukah anda bahwa sekarang anda terlihat sangat cantik? Anda seperti CEO wanita yang ada di novel nyonya!"
"Uhh Karin.. berhentilah menyanjungku. Aku merasa ini sangat berlebihan," sahut Savierra malu. Sampai di depan rumah, ia segera memberikan barang barangnya pada bodyguard.
"Nyonya, tuan Ryden menunggu anda di ruang makan."
"Baik,"
Savierra berjalan menuju mansion dengan tatapan datar. Ia tak tau rencana apa yang akan Ryden lakukan sampai membawanya ke perjalanan bisnis. Namun, ini adalah satu satunya kesempatan untuk healing. Ia juga bosan di rumah terus omong omong.
Tak terasa, sampailah Savierra di ruang makan. Ia membuka pintu perlahan dan tubuhnya membeku di depan pintu. Kakinya berhenti melangkah. Ia menatap lelaki yang sudah membuatnya kacau semalam. Hari ini lelaki itu lebih tampan, dengan setelan non formalnya.
Sementara, Ryden—lelaki itu juga menatap Savierra tanpa berkedip. Hari hari sebelumnya, ia selalu melihat Savierra yang selalu menggunakan dress gaun ataupun pakaian santai. Namun hari ini, penampilan Savierra terlihat memukau dengan aksesories yang menurutnya err.. terlalu mencolok.
"Aksesories mu terlalu mencolok!"
Krakk!
Bunyi hati Savierra yang telah di patahkan oleh satu kalimat Ryden.
"Kamu...!!" geram Savierra lalu berjalan cepat ke arah Ryden dan menarik kerah Ryden. "Kau sama sekali tidak menghargaiku ya! Jika memang terlihat aneh, kau tak perlu mengatakannya sejelas itu!" katanya menggebu. Ia sangat kesal terhadap respon Ryden.
"Uhuukk-heyy lepaskan"
Savierra melepaskan kerah lelaki itu dengan kasar. Lalu ia menarik kursi dan mendudukinya dengan kasar. "Huhh! Asal kau tau, satu set perhiasan yang aku pakai bernilai seratus juta! Suka suka aku jika ingin memakainya. Jikalau tuan Ryden yang terhormat merasa risih, sebaiknya tidak perlu mengajak saya!" gerutunya sarkas membuat Ryden menyunggingkan senyum mengejek.
"Oh ya? Bukankah akan sia sia jika aku tidak jadi mengajakmu? Sayang sekali dandanan yang sudah cantik seperti itu.."
Savierra memalingkan wajahnya, "Terima kasih. Aku memang cantik!" ucapnya percaya diri.
"Ck," decak Ryden. "Sudahlah ayo makan!" titahnya yang diangguki oleh Savierra.
,
Ryden menatap Savierra dengan ekspresi yang tak bisa di tebak.
—Flashback
Tadi malam..
"Tuan, masalah uang yang di kirimkan ke perusahaan LM Corp sudah beres. Namun saya bingung, bukankah anda akan menghancurkan keluarga Arlott? Kenapa anda malah memberikan suntikan dana sebesar itu?"
Leonardo Ryden Hander—lelaki itu menghembuskan asap rokok nya. Ia terdiam mendengar pertanyaan Samuel.
"Heh, apa kau belum tau sebuah kata kata Sam? Membiarkan mangsa bersenang senang di atas awang dulu, lalu dijatuhkan dengan sekeras kerasnya." balas Ryden dengan tersenyum smirk.
Samuel menepuk tangannya, "Oh saya paham. Anda memberikan dana sebesar itu, lalu rencana yang anda susun kemarin akan dijalankan setelah perusahaan mereka lebih stabil?" tanya nya antusias.
"Hm. Setidaknya aku sudah memberikan kompensasi untuk Savierra pada keluarganya. Jadi.." Ryden menjeda kalimatnya. Ia menatap segelas wine dan menggoyangkannya. "Sudah bukan urusan kita lagi, jika nantinya keluarga mereka tetap bangkrut."
Wah kejam! Memang tiran kejam! Bahkan pada ayah mertuanya dia begitu tak punya hati.
Batin Samuel merasa ngeri sekaligus kagum.
"Lalu, apa rencana anda untuk perjalanan bisnis kali ini yang mulia? Kenapa anda membawa nyonya Savierra?"
Ryden menghela nafas, "Kau semakin cerewet ya Sam?"
"Maaf tuan! Saya tidak berani!"
Ryden kembali termenung, memikirkan pertanyaan Samuel.
Apa yang ia lakukan dengan membawa Savierra ke perjalanan bisnis?
"Huh.. aku hanya berpikir bahwa dengan membawa dia ke Italia, akan bisa menghiburnya walau tak seberapa.." lirih Ryden.
—Flashback off