Karina terjebak dalam pernikahan yang pahit dengan Ryan, sebuah ikatan yang dipaksakan untuk menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan. Namun, pernikahan itu hanya membawa kesedihan dan perselingkuhan yang menyayat hati.
Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Ryan melalui perceraian, Karina bertekad untuk memfokuskan diri pada karirnya. Namun, nasib memiliki rencana lain.
Karina dipertemukan kembali dengan Zaian, pria yang dulu jatuh cinta padanya dan kini telah bertransformasi menjadi seorang CEO sukses di tempat Karina bekerja. Pertemuan itu membuka kembali kenangan lama dan memicu konflik batin yang mengguncang hati Karina.
Apakah Karina akan memberi kesempatan kedua pada cinta atau memilih untuk mempertahankan kemandirian yang telah diraihnya dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsiana 97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18
Karin yang menerima telfon dari ibu Zaian buru-buru bersiap dan tak lupa dia juga mengajak kaysan bersamanya.
Saat karin dan kaysan tiba didepan mension keluarga Zaian, mereka masuk dan di sambut oleh beberapa pelayan.
"Nak karin nak kaysan, ayo masuk!" Seru ibu Zaian menyambut mereka.
"Iya tante," Sahut karin sambil mengikuti ibu Zaian berjalan menuju ruang keluarga.
"Oh iya, kita makan malam dulu yah. Kebetulan kami juga belum makan malam jadi sekalian aja kita makan malam bareng," Tawar ibu Zaian.
"Iya boleh."
Mereka makan malam bersama, setelah selesai makan malam mereka berkumpul diruang keluarga untuk membahas sesuatu yang penting.
"Gini nak karin, kami sebenarnya mau membahas masalah hubungan kamu dengan Zaian," Ujar ayah Zaian.
"Maksud om gimana yah?" Sahut karin yang kurang paham tujuan pembicaraan mereka.
"Maksud om gimana hubungan kalian, kalian berdua sudah sama-sama dewasa tidak mungkin kalian akan berpacaran saja tanpa ada kejelasan masa depannya," Jelas ayah Zaian.
"Saya terserah apa keputusan Zaian saja om, saya tidak ingin memaksakan dia mungkin saja dia juga lagi banyak pekerjaan jadi belum bisa membahas masalah ini dulu," Ujar karin.
"Tapi aku maunya kita bisa secepatnya tunangan," Sahut Zaian yang baru saja tiba dari bertemu dengan investor.
"Malam ayah ibu, malam juga baby," Ucap Zaian sambil mencium pucuk kepala karin.
"Malam juga sayang, gimana pertemuan kamu investor itu?" Tanya ibu Zaian.
"Lancar kok, produk yang kita buat sudah bisa di pasarkan secara besar-besaran."
"Syukurlah, jadi kapan kamu akan bertunangan dengan karin," Sahut ayah Zaian.
"Rencananya sih 5 hari lagi, tapi itu kalau karin setuju aja," Ujar Zaian menatap karin, seakan meminta persetujuannya.
"Gimana menurut kakak, kalau aku tergantung dari kakak aja karena kakak yang akan menjalani hubungan itu," Sahut kaysan
"Iya nak karin, kami hanya bisa merencanakan tapi semua keputusan ada di kamu. Kami tidak ingin kesaan menjadi seperti memaksakan kehendak kami ke kamu," Sahu ibu Zaian.
Karin yang mendapat pertanyaan itu menjadi bimbang dengan hatinya, ia ragu apakah keputusan untuk menjalin hubungan baru lagi adalah keputusan yang tepat. Sedangkan dirinya masih trauma dengan hubungan pernikahannya dengan Ryan dulu.
"Maaf sebelumnya om tante dan Zaian, apa saya boleh berfikir dulu. Sebenarnya saya masih ada rasa trauma dengan hubungan pernikahan saya sebelumnya jadi saya butuh berfikir dulu," Ujar karin memberi penjelasan.
Mereka semua mengangguk paham dengan apa yang karin katakan, memang terlalu cepat rasanya untuk membicarakan masalah pernikahan sedangkan karin masih belum sembuh dari traumanya dulu.
"Kami paham apa yang kamu alami dulu, dan kamu bebas untuk berfikir dulu sebelum mengambil keputusan, kami siap untuk menunggu kamu," Sahut Zaian.
"Terimakasih karena sudah mau memahami keadaan ku."
"Sama-sama sayangku, oh iya kaysan kamu besok sudah bisa mulai bekerja di perusahaan itu pun jika kamu sudah siap," Ujar Zaian.
"Boleh, kapanpun aku pasti siap."
"Ok jadi besok kamu bisa langsung masuk kerja, nanti karin yang akan mengurus posisi kamu di perusahaan."
"Kenapa aku yang harus urus posisi dia, kan ada bagian HRD," Sahut karin.
"Kamu lebih berhak dari pada bagian HRD sayang," Ujar Zaian.
"Kamu jangan sungkan Nak, nanti juga perusahaan itu akan jadi milik kamu," Ucap ayah Zaian.
"Benar sayang," Ucap Ibu Zaian.
Karina hanya diam ia tidak ingin terlena dengan semua harta yang akan di berikan oleh keluarga Zaian, karena dia merasa harta itu terlalu banyak untuknya yang memang tidak suka berfoya-foya.
Karin dan kaysan pun pamit untuk pulang karena sudah hampir larut malam.
Keesokan harinya karina dan kaysan mulai sibuk dengan diri mereka masing-masing, karena keduanya sama-sama akan berangkat kerja.
Saat akan berangkat kerja karin meminta agar Zaian membawa mobil Nita karena karin tidak tahun menyetir mobil, jadi mereka berdua pun bertukar kendaraan kaysan membawa mobil Nita yang akan di kembalikan dan karin membawa motor kaysan.
Setibanya mereka di perusahaan semua mata terpanah melihat karin mengendarai motor kaysan, ditambah lagi dengan karin yang hanya menggunakan rok di atas lutut dan atas jas berwarna hitam sepadan dengan warna roknya.
Saat karin hendak memarkirkan motor kaysan diparkiran, karin melewati Zaian yang baru keluar dari mobilnya. Zaian merasa siluet itu seperti karin, ia kemudian berjalan menuju karin yang sedang memarkirkan motor kaysan.
Dari kejauhan Zaian bersama Doni melihat wanita itu turun dari motor dan membuka helemnya, dan mereka terkejut ternyata wanita itu adalah karin. Mereka berdua terpanah dengan gaya karin yang menurut mereka sangat keren. "Dia memang wanitaku, benar-benar sempurna," Gumam Zaian tak berkedip menatap karin.
Dari kejauhan karin yang melihat mereka berdua ia buru-buru berjalan menuju mereka, karin sudah berada di hadapan Zaian namun Zaian masih saja terpanah. "Zaian ada apa?" Sahut karin.
"Kamu cantik," Gumam Zaian yang belum sadar dari lamunannya.
"Ha, Zaian sadar!" Teriak karin menyadarkan Zaian.
"Ah a...apa,kamu bilang apa tadi?" Sahut Zaian tergagap.
"Kita masuk kedalam kantor."
Mereka kemudian berjalan masuk kedalam kantor dengan Zaian yang berjalan di depan dan karin mengikuti mereka dibelakang. Karin tidak ingin begitu dekat dengan Zaian jika berada di kantor pasalnya ia tidak ingin orang-orang menggosipkan Zaian karena hal itu.
Sedangkan di tempat lain ada Raysa yang masih saja memata-matai karin dan juga Zaian. "Apa, Mereka akan bertunangan dalam waktu dekat!!!" Sahut Raysa mendengar kabar yang ia terima dari mata-matanya,
"Benar itu informasi yang saya dapat," Ujar pria itu.
"Dasar perempuan ja*ang aku akan memberikan perhitungan kepada mu, tunggu saja aku pasti akan membalas semua perbuatan mu," Hardik Raysa.
"Terus awasi dia, aku akan menyusun rencana untuk membuat hubungan Zaian dan karin menjadi terpecah agar mereka berpisah. Setelah mereka terpisah aku akan membalas dendam ku kepada wanita j*lang itu, jika aku tidak bisa mendapatkan Zaian maka karin juga tidak bisa mendapatkannya," Sahut Raysa yang penuh amarah dan dendam.
Entah rencana jahat apa yang akan di lakukan Raysa untuk membalas dendam kepada karin dan Zaian.
Kembali ke perusahaan Zaian dimana ada kaysan memulai hari pertama ia bekerja, karin memberikan adiknya posisi di bagian staff biasa.
"Kenapa kamu memberikan kaysan posisi staff biasa? Kan kamu bisa memberikan dia posisi supervisor," Tanya Zaian kepada karin.
"Namanya juga belajar yah harus diposisi yang sesuai untuk tempat belajar, jika aku memberi dia posisi supervisor itu bukan belajar namanya," Sahut karin.