Ralina Elizabeth duduk tertegun di atas ranjang mengenakan gaun pengantinnya. Ia masih tidak percaya statusnya kini telah menjadi istri Tristan Alfred, lelaki yang seharunya menjadi kakak iparnya.
Semua gara-gara Karina, sang kakak yang kabur di hari pernikahan. Ralina terpaksa menggantikan posisi kakaknya.
"Kenapa kamu menghindar?"
Tristan mengulaskan senyuman seringai melihat Ralina yang beringsut mundur menjauhinya. Wanita muda yang seharusnya menjadi adik iparnya itu justru membuatnya bersemangat untuk menggoda. Ia merangkak maju mendekat sementara Ralina terus berusaha mundur.
"Berhenti, Kak! Aku takut ...."
Ralina merasa terpojok. Ia memasang wajah memelas agar lelaki di hadapannya berhenti mendekat.
Senyuman Tristan tampak semakin lebar. "Takut? Kenapa Takut? Aku kan sekarang suamimu," ucapnya lembut.
Ralina menggeleng. "Kak Tristan seharusnya menjadi suami Kak Karina, bukan aku!"
"Tapi mau bagaimana ... Kamu yang sudah aku nikahi, bukan kakakmu," kilah Tristan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Digigit Kucing
"Aku dengar kamu tidak masuk kuliah beberapa hari ini," kata Tristan.
"Aku hanya lelah dan ingin istirahat sebentar."
Tristan heran kenapa wanita itu sangat ketus padanya. "Kamu mau minum sesuatu?"
Ia berjalan mendekat dan duduk di sebelah Ralina. Namun, wanita itu justru bergeser seperti tidak ingin dekat-dekat dengannya. Sekali lagi ia dibuat syok.
Ia semakin heran dengan respon istrinya. Padahal ia sudah berusaha bersikap tenang dan sabar meskipun ada kekesalan karena sempat ditinggalkan.
"Sebenarnya apa yang Kakak inginkan dariku?"
Tristan mengerutkan dahi. Tiba-tiba saja ia ditanya seperti itu. Bahkan Ralina tidak mau menatapnya. Wanita itu seolah tengah memusuhinya.
"Yang aku inginkan?" gumamnya bingung.
"Jangan pura-pura tidak tahu! Tolong hentikan semua ini!" ucap Ralina dengan nada sedikit membentak.
"Kamu ini kenapa? Kenapa tiba-tiba marah?" Tristan semakin tidak mengerti.
Ralina menoleh, menatap tajam ke arahnya dengan tatapan penuh kebencian. Sama sekali tak ada senyuman di sudut bibirnya.
"Tolong berhenti mengganggu keluarga kami!"
Tristan tertawa keheranan. Ia benar-benar tidak paham mengapa disalahkan atas sesuatu yang tidak ia ketahui. Ia bingung sekaligus kesal.
"Siapa yang mengganggu keluargamu?"
"Kak Tristan kan, yang sudah membuat papaku masuk penjara?" tuduh Ralina.
Tristan seketika terdiam.
"Aku tahu Kak Tristan kesal, kakakku sudah mengacaukan pernikahan. Kakak pasti sangat dendam dengan keluarga kami."
"Tapi, membuat papaku sampai masuk penjara, itu sudah sangat keterlaluan!" Ralina menyampaikan kekesalan di dalam hatinya. Ia sangat membenci lelaki yang ada di hadapannya.
Raut wajah Tristan berubah serius, ekspresinya terlihat sangat menyeramkan.
"Atas dasar apa kamu menuduhku?"
Ralina tertawa kecil. "Siapa lagi yang bisa melakukan hal seperti itu kalau bukan Kakak? Kakak ikut adil mengelola usaha Papaku, kan? Apa itu memang rencana Kakak untuk merebutnya?" Ia tampak semakin menantang tanpa rasa takut.
Tristan mengulaskan senyum. Rasanya lebih menarik melihat gadis yang biasanya lemah lembut itu tiba-tiba marah. Gadis yang tidak tahu apa-apa itu tengah menyalahkannya.
"Kamu pikir aku sudah gila mau merebut bisnis yang seharusnya sudah lama bangkrut?"
"Entahlah ... Hanya Kakak sendiri yang tahu alasannya. Mungkin Kakak hanya sekedar ingin untuk membuat kami menderita karena Kak Karina kabur."
Tristan membuka botol wine yang ada di atas meja dan menuangkannya ke dalam gelas. Ia meneguknya sampai habis dalam sekali minum.
"Padahal kamu terkenal pintar. Tapi ternyata tidak sepintar itu."
"Kalau ayahmu tidak punya kesalahan, untuk apa polisi menangkapnya? Bukankah wajar kalau dia melakukan penyuapan dan dipenjara?" ucapnya dengan enteng. Tatapan matanya seperti tengah mengejek Ralina.
Tristan tidak menyangka wanita itu akan mendatanginya karena kasus yang menimpa John Arthur. Padahal ia sempat khawatir terjadi apa-apa dengan istrinya karena ulah sang ayah mertua.
Ia sampai mengucurkan banyak uang untuk membungkam pers agar jangan sampai berita itu menyebar kemana-mana. Semua ia lakukan demi menjaga Ralina. Tapi, ternyata sang istri justru membela tukang suap itu.
"Aku yakin Papaku hanya dijebak!"
Tristan semakin menatap tajam ke arah Ralina. "Apa sekarang kamu sedang menyalahkanmu?"
"Ya!" jawab Ralina mantap.
Tristan tidak tahu darimana wanita itu mendapatkan keberanian untuk berbicara dengannya seperti itu. Biasanya Ralina ketakutan setiap ia berusaha mendekatinya.
"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?" telisiknya.
"Sebenarnya Kakak tidak pernah bersikap baik kepada keluargaku, kan? Kakak hanya ingin mengatur dan mengendalikan semuanya. Bahkan aku rasa kakak sendiri yang sudah merekayasa kaburnya Kak Karina untuk menyalahkan kami."
Tristan tertawa mendengar tebakan Ralina. "Apa untungnya aku merusak pernikahanku sendiri? Aku sama sekali tidak tahu kakakmu kabur kemana."
"Bohong!"
Tristan keheranan dengan wanita yang tiba-tiba jadi pembangkang.
"Sungguh aneh aku bisa mengenakan gaun pengantin yang pernah aku lihat di butik. Pasti gaun itu memang sudah dipersiapkan sebelumnya," sindir Ralina.
"Kakak sengaja menjebakku?" tebaknya.
Tristan hanya mengulaskan senyum. Ia kembali meneguk wine di mejanya.
"Kakak juga sengaja menemui Ares dan mengancamnya agar putus denganku, Kan? Mau Kakak sebenarnya apa?"
Perkataan Ralina memancing emosi Tristan. Dengan gerakan yang cepat ia merebahkan istrinya di atas sofa. Bibirnya memagut paksa bibir kecil itu seraya menumpahkan wine yang masih ada di mulutnya ke mulut istrinya.
Ralina yang terkejut berusaha melepaskan diri, namun kedua tangannya ditahan. Ia kesulitan bergerak bahkan untuk bernapas. Rasa aneh minuman itu secara paksa masuk ke dalam mulutnya.
Ia sangat syok, lelaki yang biasa tenang itu tiba-tiba menyerangnya, menciuminya secara brutal dan tanpa ampun. Anehnya, ada sensasi lain dari ciuman yang membuat tubuhnya tersengat aliran listrik saat bibir mereka bertemu.
Lebih gilanya lagi lelaki itu mengecupi setiap tetes wine yang mengalir di lehernya, membuat Ralina sesekali mengeluarkan suara rintihan.
Tubuhnya semakin merinding ketika tangan kuat lelaki itu menelusuri pinggangnya, terus menyusup ke dalam pakaiannya dan membelai gundukan dada dengan nakalnya.
Kesadaran Ralina kembali. Ia menggigit keras bibir lelaki yang tengah menciumnya. Sekuat tenaga ia mendorongnya hingga berhasil melepaskan diri.
"Ah!" Tristan berteriak saat bibirnya digigit. Ia mengelap darah di bibirnya. Ia benar-benar sudah kehilangan akal.
Ralina tampak bergeser menjauh. Penampilan mereka berantakan.
"Dasar gila!" teriak Ralina murka.
Tristan hanya tersenyum. Ia mengakui jika dirinya memang gila. Bisa-bisanya ia lepas kendali sampai kehilangan wibawanya sebagai orang yang tenang.
"Apa salahnya aku tergila-gila pada istriku sendiri, hm?" kilahnya.
Tubuh Ralina masih gemetar. Seumur hidup baru kali ini ada orang yang menggerayangi tubuhnya dengan paksa. Lelaki itu sudah dua kali mencuri momen ciuman yang berharga. Padahal ia ingin melakukannya dengan orang yang benar-benar dicintainya.
"Aku bukan istrimu!" bantah Ralina.
"Kita kan sudah menikah. Apa perlu aku ingatkan lagi?"
Ralina menggelengkan kepalanya. "Aku bukan istrimu, aku hanya menggantikan kakakku! Aku tidak mau mengakui pernikahan itu!"
Tristan merasa istrinya sangat menggemaskan tiba-tiba saja suka menggigit seperti seekor kucing yang sedang marah karena tidak diperhatikan. Ingin rasanya ia menggendongnya dan membawanya pulang.
Kesal sekali rasanya mendengar nama lelaki lain meluncur dari bibir mungil itu.
"Tolong jangan ganggu keluarga kami lagi. Kalau Kakak masih melakukannya, aku akan sangat membencimu!" tegas Ralina.
Berada di sana terasa sangat menakutkan. Ia bergegas pergi meninggalkan ruangan itu secepat kilat.
Tak lama setelah Ralina keluar, Regis masuk ke dalam. Ia melihat keadaan yang lumayan berantakan, cairan wine berceceran. Bahkan penampilan Tristan sangat kacau.
"Bibirmu kenapa?" tanyanya.
Tristan menyunggingkan senyum. "Digigit kucing liar," jawabnya.
"Apa perlu aku ambilkan obat?"
"Tidak. Ini rasanya enak, sama sekali tidak sakit," jawab Tristan sembari senyum-senyum.
Regis merasa heran sendiri, Tristan seperti orang gila setelah ditinggal Ralina.
ok kakak...
bikin karya terbaru lagi kakak
udh mulai cair niiihhh
*wanita bersimpuh didpan suaminya, dan mengatakan kata2 penyesalan, kata2 maaf, "maafkan aku suamiku, karena begitu banyak kesalahanku, bahkan aku sempat menjatuhkan harga dirimu didepan pria lain, maafkan aku suami yang sudah menyakiti hati, izin aku menjadi istri yang akan menjaga harga dirimu dan kehormatanmu didepan orang lain bahkan aku tidak akan biar ada lelaki lain yang akan meremehkan mu" kata ini tidak akan merendahkan wanita bahkan sampai ralina berani mengucapkan kata2 ini malah akan membuat ralina menjadi wanita istimewa yang berani mengakui kesalahan nya
jangan hanya tristan yang harus membuktikan diri dan minta maaf kalau merasa salah, buat juga ralina membuktikan dirinya pantas untuk suaminya
2 kesalahan fatal ini yang harus membuat ralina sujud minta maaf pada suaminya
*ralina tidak bisa menjaga harga diri suami didepan pria lian sehingga pria lain dengan gampang meremehkan suaminya
*pengorbanan ralina untuk pria lian sampai memohon2 pada suami pada kenyataannya itu melukai dan menghancurkan perasaan suaminya
thor buktikan ralina pantas untuk tristan, dengan begitu banyaknya pengorbana tristan untuk ralina, tristan bukan hanya menyelamat kan kehidupan ralina tapi tristan juga mengangkat harga diri dan kehormatan ralina serta melindungi ralina dan memberi keadilan untuk ralina
adil lah thor buat ralina jadi wanita istimewa untuk tritan,
*suamimu membela wanita lain didepan mu
*suami berkorban untuk wanita lain
*suami pergi dan terbuka menerima bantuan dan kehadiran pria lain
*suami mu tidak peduli perasaan dan harga dirimu
*suamimu tidak pernah merasa bersalah padamu
thor apakah kau Terima diperlakukan kayak gitu
buka mata hati thor,
ini novel thor sendiri tapi kau tidak paham novel mu sendiri
ini fakta novelmu, jelas2 novel mu ralina yang banyak melakukan kesalahan pada tristan tapi kenapa kau putar balik fakta jadi tristan yang menyesal, mengaku salah dan minta maaf
ini daftar kesalahan ralina biar terbuka sedikit hatimu thor
*munafik dia tidak suka suaminya didekati wanita lain tapi dia sendri dekat dengan pria lain
*istri laknat dia tidak peduli perasaan suaminya tapi dia begitu peduli perasaan pria lain
*menjatuh kan harga diri suami dengan membela pria lain didepan suami
*playing victim dia merasa diperlakukan kayak pelacur taoi dia sendiri yang membuat demikian
*berhubungan badan dengan terpaksa dan wajar datar
*membangkang, melawan, durhaka
*dia menginjak2 harga diri suami dengan membela, perhatian, dan berkorban untuk lelaki lain
*dia membuat suami jadi pengemis yang terakhir karena merasa istrinya disentuh dan hamil anak lelaki lain
*kelakuan ralina dia atas susah melukai perasaan suami sangat2 dalam
ini poin masalah, ralina tidak pernah mengaku kesalahannya, ralina tidak pernah merasa salah, ralina tidak pernah merasa menjatuhkan harga diri suaminya, tidak ada permintaan maaf ralina, tidak ada perjuangan ralina mengobati hati dan harga diri suaminya, belum ada ralina membuktikan dirinya pantas dapat kesempatan
sampai episode ini belum ada satupun kelebihan rakina yang membuat tristan beruntang dapat ralina