Ana seorang pekerja keras yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ibu dan kedua adiknya setelah kepergian ayah nya.
Hingga suatu hari dia menderita penyakit leukimia stadium akhir membuatnya hanya dapat bertahan selama 3 bulan saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Ryan memandangi punggung kecil Anna yang mulai menghilang di pintu.
" dasar, dia harusnya memberinya sendiri." gunanya.
beberapa jam yang lalu.
" berikan ini pada Anna, jangan katakan itu dari ku." ucap joan berlalu pergi meninggalkan ryan yang bingung dengan uang yang ada di tangannya.
Ryan merogoh sakunya dan mengambil ponselnya untuk menghubungi joan.
" aku sudah menyerahkan uang nya sesuai yang kau minta."
" terima kasih ." balas joan dari seberang telepon.
" kenapa kau tidak memberi nya secara langsung saja." ucap Ryan.
Joan termenung mendengar perkataan Ryan di seberang telepon.
" karena dia tidak akan menerimanya jika itu dari aku." ucap joan.
Anna sudah mengirim uang yang di inginkan adiknya untuk biaya berobat ibunya. Hatinya masih gelisah, ia ingin pulang untuk melihat ibunya sekarang tapi ia takut ibunya tidak akan senang jika ia datang, hingga akhir nya ia memutuskan untuk mengambil tiket bus untuk pulang ke rumah melihat ke adaan ibunya.
Sementara itu tanpa Anna ketahui ibu dan adik-adiknya tengah tertawa bahagia karena mendapat uang sepuluh juta dari Anna.
" gimana sudah dapat uang nya kan." ucap ibunya.
" ibu hebat, nanti pokoknya aku akan undang teman- teman aku semua buat acara ulang tahun aku ." ucap Yeni kegirangan.
" bagus itu,buk bikin banyak Makanan enak juga buk." ucap Yudha.
" itu pasti kalian tenang aja, sekarang kamu berangkat sekolah undang semua teman kamu, nanti sepulang sekolah kita belanja in keperluan pesta." ucap ibunya.
" ok kalau gitu Yeni berangkat dulu ya buk." ucap Yeni bergegas pergi.
Di sekolah Yeni langsung menghampiri teman-temannya yang sedang duduk di kantin.
" ini undangan buat besok malam." ucap Yeni meletakkan setumpuk undangan di atas meja kantin.
" apa an ini?" tanya salah satu temannya.
" ini undangan ulang tahun sweet seventeen aku besok siang." ucap Yeni .
" wah jadi nih bikin pesta nya." ucap temannya yang lain.
" jadi dong, sekarang tugas kalian bantuin aku nyebar undangan ini ke semua teman kita, ok." ucap nya yang dengan antusias di angguki teman-teman nya.
Anna tengah menunggu bus nya berangkat setelah mengambil tiket nya, perjalanan ke rumah nya memakan waktu satu malam. Ia sudah meminta ijin untuk ambil cuti lagi di kantor dan syukur nya ijin nya di permudah.
Anna:
Yen, ibu di rumah sakit mana.
Yeni
Rumah sakit xxx mbak
Yeni membaca pesan Anna dengan jengkel.
" tumben nanya, dia nggak ada niatan buat datang kan ya." ucap nya curiga.
" mana mungkin ia datang, ia pasti sibuk. Dia kan dah keseringan cuti pasti nggak bisa ambil cuti terlalu banyak kan."
Yeni
Nggak usah datang, ibu biar aku sama kak Yudha yang urus.
Yeni melihat pesan nya yang hanya di read Anna.
" ishh ko cuma di read sih, nggak papa yang penting dia pasti nggak bakalan datang." ucap Yeni memasukkan kembali ponsel nya ke saku nya.
Ibu dan Yeni kini tengah berada di mall membelanjakan kebutuhan pesta buat besok malam, mereka keluar masuk toko yang berbeda dengan tas belanja di tangan nya.
" buk, gaun ini bagus nggak buat Yeni buk." ucap Yeni menunjukkan gaun baby blue yang sedari tadi menarik perhatiannya.
" hmm ibu pikir bagus tapi coba yang lain juga deh , kayak nya yang itu terlalu sederhana buat pesta. Kalau mau pesta ya bajunya juga yang glamoran dikit lah." ucap ibu nya.
" trus yang hitam ini buk." ucap Yeni menunjukkan gaun pendek warna hitam dengan pernak pernik.
" nggak itu terlalu minim, hmmm yang ini aja ibu suka design nya sama warna nya juga mewah." ucap ibunya memperlihat kan gaun berwarna gold panjang yang lumayan mewah.
" wah bagus banget buk, ya udah Yeni beli ini aja deh buk." ucap Yeni.
Anna menaiki bis, uang yang dia punya hanya cukup untuk ongkos pulang pergi saja , untungnya masih ada sisa uang seratus ribu buat pegangannya di jalan.
Dia menelan pil dilanjut dengan menenggak air dari botol kemasan yang ia beli tadi sebelum menaiki bus. Ia berharap penyakit nya bisa berkompromi untuk saat ini, agar ibunya tidak melihat keadaan nya yang memprihatinkan.
" ibu, semoga ibu baik-baik aja." gumam Anna.
Bus berhenti di lampu merah, Anna menatap ke arah jendela, ia melihat seorang anak perempuan menggukan rok seragam merah nya tengah berjalan bersama ayah nya di bawah payung yang sama, sekilas ia mengingat memory tentang ia dan ayah nya saat dulu.
Anna kecil berdiri di halte dekat sekolah nya , ia tidak bisa pulang karena terhambat dengan hujan yang lebat, biasanya ia akan pulang berjalan kaki kerumah, tapi hujan menghambat langkah nya. Sudah Dua puluh lima menit ia menunggu hujan tak kunjung reda, semua anak sudah pulang di jemput orang tua masing-masing, bahkan bus tidak lewat hari itu.
Tangannya mengusap kemeja nya yang basah karena percikan hujan. Ia melihat ke arah samping dan mendapati sorot cahaya kendaraan dari ayah nya. Senyum di bibir nya terbit melihat ayahnya.
Ayah nya turun dari motor butut nya dan membuka jas hujan plastik tipis yang ia kenakan. Lalu memasangkan nya pada anna kecil.
" anna, maafin bapak ya. Bapak datang nya kelamaan, kamu pasti kedinginan ya." ucap bapak nya.
" nggak kok pak, ya udah kita pulang yok pak, Anna lapar." ucap Anna.
" oh putri bapak lapar toh, ya udah ayo naik ke motor bapak ." ucap ayah nya.
" bapak kehujanan dong kalau jas hujan nya Anna pakek." ucap Anna.
" udah bapak nggak apa-apa yang penting putri bapak nggak kena basah." ucap ayah nya.
Anna dan ayah nya berangkat pulang menggunakan motor butut ayah nya, sesampainya di rumah ibu nya langsung memberi handuk pada Anna dan ayah nya.
" kamu nggak kebasahan kan nak." ucap ibunya.
" nggak buk, tadi Anna pakek jas hujan kok." ucap Anna.
" ya sudah masuk dulu ganti baju, habis itu makan biar nggak sakit ya." ucap ibunya.
" semua memang lebih mudah kalau bapak ada." gumamnya meneteskan air mata.
Keesokannya Bis yang di tumpangi Anna sudah berhenti di terminal, Anna keluar dari bis dan langsung menuju rumah sakit yang Yeni katakan tempat ibunya di rawat.
Anna menghampiri resepsionis disana dad menanyakan ruangan rawat ibunya.
" permisi mbak, Ruang rawat atas nama ibu Wati yang masuk kemarin di ruang mana ya mbak.'' ucap nya.
" sebentar ya mbak, saya cek dulu." ucap resepsionis sambil memeriksa komputernya.
" maaf mbak pasien atas nama buk Wati tidak ada masuk kemarin mbak." ucap nya.
"apa sudah di periksa dengan benar mbak." tanya Anna.
" tolong di cek lagi mbak, siapa tahu aja ada kesalahan."
" sudah saya cek mbak tapi dalam seminggu ini tidak ada pasien atas nama ibu Wati yang masuk." ucap resepsionis.
" terima kasih mbak." ucap Anna yang masih bingung.
Suara musik terdengar meriah dari dalam rumah , dekor hiasan pesta terpasang di setiap dinding dan langit-langit rumah, terlihat disana di tengah - tengah pesta, Yeni dengan gaun mewah nya tengah meniup kue ulang tahunnya, semua orang bertepuk tangan.
Yeni memotong kue nya dan memberikan kue pertama pada ibu nya , lalu pada Yudha. Saat ingin meletakkan kue nya di atas meja sebuah suara membuat semua orang terkejut.
" Yeni, kue untukku mana."