Alexa seorang gadis cantik yang memiliki wajah bulat seperti tomat yang menyukai seorang pria tampan di kantor nya. "Sampai kapan pun aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita berwajah bulat. Mau dia secantik bidadari sekali pun aku tidak akan tertarik. "ucap chavin (pria yang disukai lexa). Dengan seiring nya waktu tanpa disadari mereka pun berpacaran. Chavin menerima cinta lexa kerena alasan tertentu. Tapi lexa sering diperlakukan tidak baik. Chavin suka membandingkan lexa dengan wanita lain. Dan akhirnya chavin memutuskan untuk berpisah dengan lexa. Tak disangka- sangka lexa mengalami kecelakaan yang membuat wajah nya yang bulat menjadi tirus mungkin disebabkan dia sakit teruk. Apakah setelah wajah lexa tirus cavin menerima cinta lexa kembali dengan tulus??? apakah lexa akan tetap mengejar cinta cavin atau malah sebaliknya. Nantikan kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19. PERTENGKARAN HEBAT
Malam itu, Alexa duduk di sudut sofa sambil menonton TV di dalam kamarnya. Ponselnya tergenggam erat di tangan yang gemetar. Sebuah pesan bergambar masuk sore tadi, isinya foto-foto Chavin bersama seorang wanita di restoran.
Mereka terlihat terlalu akrab tertawa bersama, bahkan dalam satu foto, Chavin terlihat merangkul dan mencium wanita itu.
Kepalanya penuh dengan pertanyaan. Benarkah ini Chavin yang ia kenal selama ini? Apa yang sebenarnya terjadi di balik semua alasan sibuk dia? Walau hatinya hancur, Alexa tahu ia harus mendengar penjelasan langsung dari Chavin.
Sekitar satu jam kemudian, ia pun menelfon Chavin.
"Bisa bertemu sebentar Chavin ada hal penting yang mau ku tanyakan?? "ucap Lexa kesal tapi mencoba sabar.
"Hal penting, tidak bisa besok dikantor bicaranya? Oh baiklah. Kita bertemu di cafe tempat kita biasa nongkrong. Tunggu aku disitu. " jawap Chavin yang penuh penasaran.
Chavin tau pasti ada sesuatu hal yang tidak beres. Dia pun sudah bisa menerka nerka. Apakah Lexa tau hubungan aku dengan Jennie. Hhhmmm.. tidak mungkin. Ah.. sudah lah. Dalam hatinya pun sudah tidak tenang.
Beberapa jam kemudian. Lexa pun sampai ditempat yang dimaksud. Lexa sampai lebih dulu. Daripada Chavin. Fikirannya berkecamuk siapa wanita itu?
Dia menghianati aku untuk kedua kali nya. Ini yang selalu dia bilang meeting diluar kota. Sekalian menemui gadis itu. Lexa...lexa bodoh kamu bodoh. Bisik nya dalam hati.
Chavin pun sampai, Ia pun tersenyum kecil meski tampak bingung.
"Lex, ada apa? Kamu bilang ini penting banget," ucapnya sambil menarik kursi dan kemudian dia duduk bersandar di kursi itu.
Alexa berdiri, tubuhnya tegang. Ia menatap Chavin dengan sorot dingin, lalu mengangkat ponselnya. "Aku cuma mau tanya satu hal, Chavin. Jawab dengan jujur."tanya Lexa yang matanya sudah berkaca kaca.
Chavin mengerutkan alis. "Tanya apa? Kamu kelihatan serius banget."Ada apa sayanggg.. "jawap nya seolah tidak tau apa apa dan tidak merasa ada salah.
Tanpa basa-basi, Alexa memperlihatkan foto-foto itu di layar ponselnya. "Siapa wanita ini?" Siapa Vin? "tanya Lexa dengan mata berkaca kaca dan suara gemetar.
Ekspresi Chavin langsung berubah. Matanya melebar, wajahnya memucat, tapi ia cepat-cepat berusaha terlihat tenang. Ia mencoba meraih ponsel itu, namun Alexa menariknya.
"Jangan mengelak, Chavin. Siapa dia?" Jawap siapa dia vin??? tanya nya lagi yang sudah emosi tingkat tinggi.
Chavin menghela napas, mengusap wajahnya, dan mencoba bersikap tenang. Tentu dia berfikir bagai mana Alexa menemukan gambar dia berpelukan dengan Jennie. Bagaimana juga dia dapat gambar dan video video itu. Darimana dia dapat semua itu. Bisik Chavin dalam hati.
"Lex, itu tidak seperti yang kamu pikirkan. Dia cuma teman kerja aku diluar kota. " jawap Chavin gugup.
"Teman kerja?" Alexa hampir tertawa karena tidak percaya. "Teman kerja macam apa yang kamu rangkul di restoran sambil tertawa-tawa? Bahkan kamu pun memberi kecupan di kening nya sama seperti rutinitas yang kamu lakukan terhadap ku. Itu yang kamu bilang teman. Jelaskan, Vin!"Tanya Lexa lagi.
Chavin berusaha mendekatinya. "Lex, aku bisa jelasin ini semua. Dengar dulu Lex, Jangan marah dulu"
"Dengar apa? Alasan yang sama bodohnya dengan apa yang aku lihat di sini?" Alexa memotong dengan suara bergetar. "Apa ini alasan kamu akhir-akhir ini sibuk senyum senyum dengan ponsel kamu? Katakan, Chavin!" tanya nya lagi dengan suara gemetar.
Chavin menunduk, menarik napas panjang seakan mengumpulkan keberanian. "Alexa, aku nggak pernah berniat menyakitimu. Aku cuma... Aku bingung. Aku butuh waktu untuk memahami apa yang aku rasakan."
Alexa terpaku. "Memahami apa yang kamu rasakan? Jadi, aku ini apa buat kamu, Chavin? Cadangan? Pelarian?"Apa maksud kata kata mu Vin. " tanya Lexa dengan marah dan penuh heran.
"Enggak, Lex! Aku sayang sama kamu," kata Chavin, suaranya mulai bergetar.
"Tapi... kerena aku terlalu sering meeting keluar kota aku bertemu dia. Dan dia membuat aku merasa... beda. Aku tak tahu kenapa. Tapi itu bukan berarti aku tidak suka sama kamu Lex. "Aku pun menyukai mu Lexa. " jawap Chavin.
Alexa tertawa kecil, tapi air matanya sudah mengalir. "Beda? Kamu serius bilang itu? Kamu bilang kamu cinta aku, tapi kamu malah dekat sama wanita lain? Aku ini siapa buat kamu, Chavin? Aku ini siapa kamu?" tanya Lexa dengan terisak isak.
"Alexa, aku salah. Aku akui itu. Tapi aku tidak pernah berniat ninggalin kamu. Aku cuma... Aku tak tahu caranya," balas Chavin, nadanya hampir memohon.
Alexa menatapnya, merasa dadanya seperti dihantam sesuatu yang berat. "Caranya? Jadi caramu menyelesaikan masalah adalah selingkuh?"
Chavin mendekatinya lagi, mencoba menggenggam tangannya, tapi Alexa mundur. "Jangan sentuh aku," katanya dengan suara rendah tapi penuh ketegasan.
"Aku sudah bilang aku minta maaf, Lex!" suara Chavin mulai meninggi. "Tapi kamu juga nggak pernah benar-benar ada buat aku! Kamu terlalu sibuk dengan teman-temanmu! Aku merasa kesepian!"
Alexa menatapnya tajam. "Kesepian? Jadi ini salahku? kamu bilang aku sibuk dengan teman teman ku. Ninda sahabat ku pun, aku sanggup mengabaikan dia karena kamu. Tapi kamu bilang aku sibuk dengan teman teman ku. Teman yang mana? yang sibuk itu aku atau kamu? " tanya Lexa lagi.
Lex. Tapi aku juga manusia. Aku sebenarnya butuh kamu menemani aku selalu, tapi kamu tidak bisa kan? "balas Chavin.
"Kamu bahkan nggak pernah bilang kamu butuh aku selalu,Chavin. Kamu nggak pernah ngomong!" Alexa hampir berteriak. "Kenapa kamu nggak bilang langsung ke aku? Kenapa harus cari perhatian dari wanita lain?!" Kenapa??
Chavin membuang napas panjang, mengusap rambutnya dengan frustrasi. "Karena aku nggak mau bikin kamu tambah stres! Aku nggak mau jadi masalah tambahan."
Alexa menggelengkan kepala, air matanya mengalir deras. "Jadi, solusinya adalah selingkuh? Itu cara terbaik yang bisa kamu pikirkan? Kamu tahu betapa bodohnya aku mencintai kamu, Chavin?"
Keheningan menyelimuti ruangan. Alexa menatap Chavin, matanya penuh luka dan rasa tidak percaya.
"Aku nggak tahu siapa sebenarnya kamu Vin?" katanya pelan, suaranya bergetar. "Aku nggak tahu kenapa aku bisa begitu bodoh mencintai seseorang seperti kamu." Dan percaya kepada mu.
"Lex, aku minta maaf," Chavin meraih tangannya, tapi Alexa menepisnya.
"Aku benar-benar menyesal. Aku akan akhiri semuanya dengan dia. Aku cuma mau kamu. Aku janji aku akan berubah."ucap Chavin berjanji.
Alexa menatapnya dingin. "Janji apa lagi, Chavin? Kamu sudah menghancurkan kepercayaanku. Kamu terlalu sering berjanji. Aku tidak bisa percaya lagi sama kamu Vin.
"Alexa, tolong. Jangan lakukan ini. Aku nggak bisa kehilangan kamu," suara Chavin melemah, hampir putus asa. Aku pun lelaki normal Lex.
"Aku melihat Jennie memiliki kriteria cewek yang aku suka. Aku menyukai wajah Jennie yang tidak ada pada dirimu. Tapi aku tidak betul betul menyukai nya. Dia hanya teman aku saat aku kesepian Lex.
Dug.. untuk kesekian kali jantung Lexa dan hati nya terasa sakit sangat sangat sakit. Sakit yang tak tertahan kan. Seperti luka yang diris iris pisau dan dilumuri air perasan lemon.
BERSAMBUNG...
jika berkenan mampir juga dikaryaku yuk/Smile/