Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena uang
Tidak terasa waktu bergulir sangat cepat dan sekarang malam sudah tiba. Yang artinya pernikahan Julya dan Radit akan dilaksanakan.
Tepat setelah Adzan isya selesai di kumandangkan, rombongan keluarga Radit telah tiba dikediaman Julya dan tepat saat akan dilaksanakan akad pernikahan. Junny yang sejak tadi menemani sang kakak dikamarnya, kini turun untuk menyaksikan akad pernikahan sang kakak.
Sementara Julya yang tinggal sendiri, kini sedang meratapi nasibnya yang malang, Malang terpaksa menikahi Bos gendut dan pemarah dan yang pasti tidak dia cintai, jangankan cinta sayang pun bahkan kenal pun hanya sebatas kenal antara ayasan dan bawahan tidak lebih.
"Apa ini karma?" tiba-tiba saja kata-kata itu diucapkan Julya , saat melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan hiasan wajah khas pengantin wanita.
"Ya, benar ini karma bagiku, yang sudah menolak banyak peria." ucap Julya lagi yang berpikir, jika pernikahannya dengan Radit adalah sebuah hukuman atas segala kesalahannya yang sering menyakiti hati pria.
"Terutama kamu. Riski, maaf pasti kamu sangat sakit hati." ucap Julya penuh dengan penyesalan.
Semakin lama Julya semakin larut dalam lamunannya, sampai tidak sadar jika Junny dan sang Mamah sudah berada disamping kiri dan kanannya.
"Julya."
"Kakak."
Mamah Ratih dan Junny, memanggil Julya secara bersamaan.
"Hem?"
"Ayo!" ajak Mamah Ratih, dan Julya menatap sang Mamah sambil berkata "Apa sudah waktunya?"
Mamah Ratih dan Junny mengangguk. Pertanda jika yang diucapkan Julya benar.
"Baiklah, Ayo!" ucap Julya dengan ekspresi seolah dirinya tengah merasa bahagia, Namun ekspresi itu membuat Mamah ratih dan Junny malah merasa bersalah.
"Maaf" ucap Mamah Ratih dan Junny bersamaan.
"Dari tadi kalian kompak sekali." ucap Julya yang malah memuji kekompakan Mamah Juga adiknya saat berbicara, terlihat jelas jika dia tidak mau menanggapi ucapan Junny atau sang mamah.
Namun saat melihat raut wajah bersalah keduanya Julya pun berkata "Tidak apa, ini sudah jalan hidupku. Jadi ayo, pasti mereka sudah menunggu kita."
Junny dan Mamah Ratih mengangguk dan mereka pun mulai keluar kamar, menuruni anak tangga dengan rasa bingung yang luar biasa. Bingung kenapa Julya setenang itu, tidak terlihat jika dia menikah karena terpaksa.
Ketiga wanita berbeda usia itu, kini tiba didekat Radit yang sejak tadi terus menatap Julya penuh kekaguman dan rasa syukur karena pada akhirnya dialah yang bisa menikahi Julya.
"Cantik." ucap Radit memuji, saat Julya sudah duduk disampingnya.
Julya yang di puji tentu saja berkata "Terimakasih" karena Radit berkata dengan suara yang bisa didengar orang-orang yang ada didekat mereka.
"Baiklah karena pengantin wanitanya sudah ada disini, jadi silahkan kalian tanda tangani surat nikahnya." ucap seorang penghulu dari kantor urusan agama, didaerah Julya dan hal itu langsung mendapat perhatian Julya.
"Tunggu, kenapa ada surat nikah? bukannya kita hanya menikah siri?" Julya berucap sambil melihat Radit dan dari ucapannya terdengar dengan sangat jelas jika Julya tidak senang akan hal itu. Aneh memang, tapi memang benar Julya tidak menyukai dua buku kecil dihadapannya.
"Rencana awalnya seperti iti, tapi karena uang surat Nikah kita jadi hari ini juga, dan setelah di tanda tangani pernikahan kita sudah diakui Negara." ucap Radit, yang menjelaskan kenapa bisa surat nikah mereka langsung jadi, padahal biasanya memang butuh waktu satu bulan sampai buku tersebut jadi.
Sungguh ini di luar dugaan Julya , alhasil saat diminta untuk menandatangani surat nikah, Julya langsung menolak.
"Pak, bisa kita bicara sebentar." ucap Julya yang tidak mungkin mengutarakan keinginannya didepan banyak orang. Dan orang-orang yang mendengar permintaan Julya, jadi bertanya-tanya akan sikap Julya yang menurut mereka aneh tentu saja. Dimana-mana orang itu senang jika pernikahan mereka di legalkan tapi ini malah tidak suka. Aneh bukan?
Radit yang juga sudah menebak apa yang ingin dibicarakan Julya tentu menolak, dengan alasan kasihan pada pak penghulu jika dia harus menunggu mereka berdiskusi lebih dulu. Alhasil cara terampuh untuk mengendalikan Julya saat ini adalah mengancamnya.
Namun bukan mengancam dengan Foto-foto mereka, melainkan dengan menggunakan Junny, karena menurut Radit Foto-foto tersebut tidak akan berpengaruh pada Julya untuk saat ini.
Julya yang tidak Mau sang adik masuk penjara, dengan terpaksa menandatangani surat tersebut dengan wajah yang memperlihatkan jika sekarang dia benar-benar terpaksa, dan hal itu sukses membuat Junny dan Mamah ratih bingung. Karena tadi saat mereka akan turun dari kamar Julya, wajah Julya terlihat biasa saja, terlihat tidak terpaksa, berbeda dengan sekarang yang sangat jelas terpaksa.
Junny dan Mamah Ratih saling pandang dan kebingungan keduanya tertangkap oleh ayah Julya, yang langsung mempertanyakan kebingungan keduanya, tapi keduanya enggan menjawab, dan agar tidak terus ditanya, Junny pun langsung mengalihkan perhatian sang ayah dengan meminta sang ayah Juga mamahnya duduk di sebelah pengantin baru, untuk diambil foto, tentu saja.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏