NovelToon NovelToon
Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyeberangan Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.

Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.

Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.

Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu Tak Diundang

"Sepertinya kita akan kedatangan tamu." Ucapan Nenek sontak mengalihkan pandangan Wira dan tiga bidadari yang ada di luar rumah.

Mereka langsung memandang ke arah yang sama, dengan arah mata Nenek. Kening mereka seketika berkerut saat menyaksikan beberapa pria sedang berjalan ke arah rumah mereka.

"Sebaiknya kalian masuk, bawa Nenek juga," titah Wira. Tiga bidadari yang sempat terkejut langsung mengerti dengan ucapan pemuda itu.

Para bidadari segera bangkit dan mengajak Nenek untuk segera masuk. Namun karena langkah beberapa pria itu sudah cukup dekat dengan halaman rumah mereka, salah satu dari pria itu ada yang berteriak, memberi peringatan agar para bidadari tetap berada di tempatnya.

"Berhenti! Jangan masuk kalian!" dengan suara lantang seorang pria langsung memberi perintah. Wajahnya terlihat menyeramkan, mungkin sengaja agar orang itu terlihat menakutkan.

"Masuk saja, tidak perlu kalian hiraukan," Wira malah menantangnya. Ketiga bidadari pun menurut, dan mereka tetap masuk tanpa mempedulikan para pria yang sudah semakin mendekat dan beberapa dari mereka juga berteriak agar para wanita itu mau menuruti perintah mereka.

"Aku bilang jangan masuk!" teriak pria yang sama dari delapan pria yang sudah sampai di halaman. "Kalian tuli apa!" Pria itu terlihat sangat marah.

Seketika itu juga di para bidadari beserta Nenek dan Kakek menjadi panik. Mereka berkumpul dalam satu ruangan dan menghawatirkan keadaan Wira yang masih berada diluar sendirian.

"Siapa yang datang, Nek?" tanya Kakek yang sejak tadi sedang memotong kayu bakar di belakang rumah. Tapi karena mendengar teriakan yang cukup kencang, Kakek langsung menghentikan pekerjaanya. "Apa mereka anak buah Juragan Suloyo?"

Si Nenek menggeleng. "Bukan," jawab Nenek. "Tapi dari lambang yang berada di lengan kirinya, sepertinya mereka orang orang yang Nenek temui di pasar."

"Ah iya," salah satu bidadari yang ikut ke pasar berseru karena ucapan Nenek, seketika mengingatkan dia akan sesuatu. "Aku juga ingat, lambang itu sama persis dengan orang yang memberi pengumuman tentang bulu Angsa emas."

"Owalah, jangan jangan, orang itu dari tengkorak iblis?" bidadari yang lain ikut menanggapi. "Bukankah pedagang yang menemukan bulu Angsa emas tadi, bilang seperti itu."

"Tengkorak iblis?" Sang Kakek bertanya dengan wajah terlihat terkejut.

"Iya, Kek. Kakek tahu kelompok itu?" tanya Bidadari yang juga terkejut melihat reaksi pria tua di depan para bidadari.

"Astaga!" Si Kakek malah memekik. "Mereka pasti mengincar kalian."

"Mengincar kami? Maksud Kakek?" tanya Dewi Kuning tidak mengerti.

"Mereka pasti tahu, di sini ada banyak wanita cantik. Mereka biasa menculik para gadis yang masih muda. Apa lagi jika gadis itu masih perawan. Biasanya, mereka akan menggunakan darah perawan untuk melakukan ritual khusus. Mereka itu sangat berbahaya."

"Astaga! berarti Kang Wira sedang dalam bahaya sekarang," bidadari Merah langsung panik. "Kita harus bagaimana ini?"

"Kita lihat aja dulu, nanti kalau Kang Wira kenapa kenapa, baru kita ambil tindakan," usul Dewi Nila. Semua bidadari langsung setuju. Sedangkan Nenek dan Kakek hanya menatap mereka dengan tatapan bingung, penuh tanya serta harap.

Sementara itu di halaman rumah, suasana nampak cukup tegang. Meski Wira masih kelihatan tenang dalam menghadapi delapan pria berbadan kekar, tapi di dalam benaknya, dia sebenarnya sedang dalam sikap penuh waspada. Matanya sedikit tajam membalas tatapan tajam yang dilayangkan para pria itu kepadanya.

"Hei kamu! Suruh mereka keluar, cepat!" salah satu dari mereka memberi perintah kepada Wira dengan tangan menunjuk ke arah pemuda itu.

"Buat apa?" Wira malah menjawabnya dengan sangat santai, terlihat sangat meremehkan perintah pria tersebut. Tentu saja sikap yang ditunjukan Wira semakin membuat pria yang memberi perintah langsung meradang.

"Cepat suruh mereka keluar, atau kami tidak akan segan melakukan tindakan yang buruk! cepat!" pria yang sama, kembali memberi perintah. Sepertinya pria tersebut adalah pimpinan dari para pria itu, karena dari tadi dia yang selalu lantang mengeluarkan perintah.

Wira menghela nafasnya cukup panjang. "Kenapa kalian hanya bisa mengancam? Apa dengan mengancam seperti itu, kalian terlihat hebat?" ucapan Wira sungguh sangat meremehkan para pria itu.

"Kau!" geram pria yang tadi sampai tangannya terkepal.

"Udah, kita hajar saja dia sekarang," pria yang lain memberi usulan karena ikutan geram dengan sikap santai Wira yang meremehkan mereka.

"Ya udah, kalian, kasih dia pelajaran!"

Dua orang yang berdiri paling depan dan jaraknya paling dekat dengan Wira langsung melangkah dan menyerang pemuda itu. Karena Wira memang sudah mengetahui perkelahian pasti akan terjadi, dengan sigap dia langsung bersiap memberikan peralawanan.

Perkelahian pun tak bisa dihindari begitu dua pendatang itu langsung melakukan penyerangan. Enam pria yang menyaksikan pertandingan itu mengulas senyum penuh kesombongan.

Dari tatapan mata mereka, seakan mengatakan jangan pernah main main sama mereka semua, jika tidak ingin mendapatkan hal yang buruk. Namun tak lama setelahnya keangkuhan mereka tiba-tiba meredup saat menyaksikan dua rekan mereka justru mengalami kekalahan.

"Sialan! Bantu dia!" pria yang sama kembali memerintahkan dua rekannya untuk menyerang Wira.

Pemuda itu kembali menerima serangan dari dua pria lainnya secara bersamaan. Awalnya Wira memang menang dan bisa mengatasi semuanya, tapi karena tenaganya sudah cukup terkuras habis, di tambah lagi sebelumnya dia berhubungan badan sebanyak dua kali, Wira nampak kehilangan tenaganya sampai dia tidak dapat menghindari sebuah serangan. Wira lantas tersungkur saat dia lengah dan mendapatkan tendangan dari arah belakang.

"Hajar! Buat dia mampus!" titah pria yang sama dengan wajah kembali berbinar penuh dengan rasa angkuh. keempat pria yang tadi menjadi lawan Wira, dengan senang hati melakukan perintah tersebut.

Wira dihajar beberapa kali dan dia nampak tidak berdaya sampai membuat semua yang berada di dalam rumah semakin panik.

Namun di saat para pendatang itu merasakan kemenanangan di depan mata, mereka dikejutkan dengan suara yang membuat mereka mergidig.

"Haumm!"

Delapan pria itu terperanjat seketika ketika mendengar suara mengaum beberapa kali. Suara itu terdengar begitu jelas.

"Leo, kamu datang!" seru Wira dengan sisa tenaga yang masih ada.

Sikap Wira sontak membuat delapan pria yang menyerangnya terperangah dan mereka hampir serentak menoleh ke arah sumbar suara.

"Singa!" delapan pria itu hampir berseru secara bersamaan. Mereka terperanjat, saat mata mereka manangkap sesosok Singa berdiri menghadap mereka.

Dengan gagah Singa itu berjalan mendekat, membuat mereka terdiam dengan wajahketakutan. Di tengah tengah mereka, Wira bangkit dengan sisa tenaga yang ada dan menyongsong kedatangan Singa itu. tentu saja, sikap Wira yang tidak takut sama sekali saat berada di dekat Singa langsung membuat mereka takjub dan tak percaya.

Wira mengusap lembut kepala Singa, lalu dia menoleh, melemparkan pandangannya ke arah delapan pria itu. Wira pun langsung tersenyum sinis. "Leo apa kamu lapar?"

1
Okto Mulya D.
Wira, edan n sinting yaaa...menang banyak! bikin ngiri readers cowok lainnya aja.
Okto Mulya D.
Leo: tentu saja aku lapar Wira! bagaimana kau ini, tapi katanya jangan memangsa manusia?! aku jadi bingung 😕😕
Okto Mulya D.
Wira, mupeng setelah sampai rumah, isi kepalanya sudah penuh dengan belah duren runtuh.... berikutnya.
Okto Mulya D.
goal..Wira berhasil mencetaknya..
Aqlul /aqlan
hhhh modus...
Yuliana Purnomo
menang banyak niihh Wira
Yuliana Purnomo
Hajar gerombolan tengkorak iblis,, Leo,,lumayan untuk santapan mu
®agiel
hmmmmm baru satu bidadari ya Thor...
berarti masih ada enam bidadari lagi yang mesti di cairkan...hahahhaa...

dengan keahlian jemarimu itu Thor, bisalah di selipkan nama nama pembaca cowok sebagai tokohnya, pastinya kan kami pasti mengagumi karyamu ini Thor..

Moso yoo cuma tokoh Wira saja toohh...hihihiiiiii ngarep banget sih saya yaaaa...🤭🤭🤭
Hendra Yana
rejeki nomplok kang wira
Aqlul /aqlan
jooosss lanjut...
Aqlul /aqlan
kok cuma stu bab
..hemmm
Aqlul /aqlan
hari ini kok nggak up thorrr...ditunggu
®agiel
waaadduuuhhhh...Thooorr...
wes, tambah lagi kopinya Thor, gulanya dikiiiiitt aja...
🤭
Okto Mulya D.
Wira bisa aja ngerayunya.. menang banyak dehhh kamu.
Okto Mulya D.
Dewi ungu bisa aja nih
Was pray
wira terasa seperti mendapat bintang jatuh saat dewi ungu bilang boleh senjata warisan leluhur masuk sarang.. 😆😆😆
Okto Mulya D.
waduh Wira.. lagi usaha .
Okto Mulya D.
Raja Wiwaha kelihatan nya baik..saingan donk sama Wira..dan ternyata Wira itu bukan anak kandung emak² itu yaa .koq beda sama saudara nya.
Okto Mulya D.
Wira mulai berani yaaa... terus terang...
Okto Mulya D.
tengkorak iblis, kelihatan nya menyeramkan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!