Xiao Chen, pemuda malang yang hidup sebatang kara di pinggiran Kota Yan. Dia tidak tau asal usulnya, yang dia ketahui bahwa, dirinya hanya seorang anak malang yang diasuh oleh seorang kakek tua beberapa tahun lalu.
Kenyataan itulah yang membuat hidupnya cukup menderita. Takdirnya begitu pilu saat tinggal disana, bagaimana tidak? Jika tubuhnya saja, dijadikan sarana pelatihan oleh para pemuda Kota Yan.
Hingga pada suatu hari, Xiao Chen melihat rumahnya telah menjadi puing-puing reruntuhan. Tentu Xiao Chen dibuat marah karnanya, terlebih lagi, satu-satunya peninggalan orang tuanya telah direbut oleh anak penguasa Kota.
Xiao Chen, dibuat muak oleh takdir pilu itu. Ia pun pergi meninggalkan Kota Yan, dan berjanji akan membalas semua hinaan yang ia terima selama ini dalam waktu 3 tahun kedepan.
Akankah Xiao Chen berhasil membalas dendamnya dan merebut kembali peninggalan orang tuanya?
Simak terus perjalanan Xiao Chen disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chen Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 : Xiao Chen Vs Jun Wang
Pemuda yang begitu menonjol di generasi muda saat ini ditanya pertanyaan konyol oleh pemuda Pengumpulan Spiritual tahap awal. Benar-benar sebuah lelucon yang sangat tidak masuk akal.
"Dia terlalu arogan dengan kekuatannya yang tak seberapa itu! "
"Hanya Pengumpulan Spiritual tahap pertama tapi begitu arogan! "
"Anak muda sekarang benar-benar tidak tahu diri! "
"Sepertinya pemuda itu akan cacat untuk waktu yang lama! "
Semua orang bergosip akan Xiao Chen yang menurut mereka sangat arogan. Baru kali ini mereka bertemu dengan pemuda yang seperti Xiao Chen di kota Zun ini. Jika Xiao Chen tidak mati ditangan Jun Wang, setidaknya dia pasti hanya akan berbaring diranjang selama setengah tahun.
Ha-ha-ha
Gelak tawa terdengar begitu nyaring ditelinga semua orang. Jun Wang menunjukkan ekspresi gembira, baru kali ini dia menemukan pemuda yang begitu arogan. Hanya Ranah Pengumpulan Spritual bagaimana mungkin dia takut.
"Aku akan memberi kau kesempatan! Kau bisa mengeluarkan 5 serangan terlebih dahulu... Jika aku bisa menahan ke 5 seranganmu! Maka kau kalah! Tapi jika aku tidak bisa menahan ke 5 serangan... Maka akulah yang kalah! Bagaimana? " Ucap Jun Wang sambil memajukan tangannya kepada Xiao Chen. Baginya Xiao Chen hanyalah seonggok sampah yang seharusnya tidak datang kesini.
Kembali semua orang menjadi ricuh. Menurut mereka Jun Wang terlalu baik dengan membiarkan Xiao Chen melakukan 5 serangan terlebih dahulu. Mereka yakin kalau Jun Wang pada akhirnya akan menang juga. Xiao Chen hanya akan mempermalukan dirinya sendiri karena berani bertarung dengan Jun Wang.
"Tuan muda Wang terlalu baik! Jika itu aku... Akan kuhabisi bocah itu dengan sekali serang! Toh dia hanya ranah Pengumpulan Spiritual! "
Xiao Chen menyunggingkan senyumannya "Akan lebih baik jika kau lah yang melakukan serangan terlebih dahulu! Aku tidak akan mengulang kata kata! Cukup seperti yang kau katakan kepadaku tadi! " Ucap Xiao Chen dengan seutas senyuman.
Perkataan Xiao Chen kembali membuat semua orang marah. Mereka tidak menyangka niat baik Jun Wang akan ditolak mentah-mentah oleh Xiao Chen. Yang lebih parahnya lagi, Xiao Chen malah membalikkan kebaikan yang diberikan oleh Jun Wang.
"Sialan! Bocah itu terlalu arogan! "
"Bunuh saja dia Tuan muda Wang! "
"Ya.. Aku setuju! Bunuh saja dia! "
"Bunuh! "
"Bunuh! "
Teriakan demi teriakan terdengar ditelinga Xiao Chen. Namun dia tidak akan memperdulikan apa yang dikatakan oleh orang-orang itu. Pandangan Xiao Chen hanya tertuju kepada Jun Wang, dia ingin melihat seperti apa bakat Jun Wang yang dikatakan oleh pria tua tadi.
Ekspresi Jun Wang berubah masam. Menurut Jun Wang, Xiao Chen telah mempermalukan dirinya didepan umum. Ini benar-benar sesuatu yang didapat dia maafkan.
"Karena kau memintanya! Maka terimalah ini! " Tutur Jun Wang kesal.
Dia menarik kedua tangannya kebelakang dengan kedua kakinya yang sudah tegap membentuk kuda kuda. Dia memusatkan seluruh energi Qi nya dikedua genggaman tangannya. Aura Qi berwarna biru nampak mengelilingi Jun Wang. Pelan pelan Jun Wang mulai bersiap akan melakukan serangan.
Xiao Chen mengeluarkan pedangnya, perasaannya begitu bersemangat saat ini. Ini adalah pertarungan pertamanya dengan seorang kultivator. Melihat Jun Wang akan segera mengeluarkan tehnik nya, Xiao Chen juga ikut bersiap mengeluarkan tehnik nya. Dia menggenggam gagang pedangnya itu dengan kedua tangannya lalu mengangkat pedangnya keatas.
Disebelah barat stadion, seorang pria tua terlihat kaget melihat pedang Xiao Chen. Karena pedang itu dapat membuatnya merasakan perasaan takut yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan.
"Pedang apa itu? Mengapa perasaan takut ini muncul begitu saja ketika aku menatap pedang itu? " Pria tua itu menoleh kesamping menatap seorang Gadis cantik dengan gaun berwarna hitam biru.
Jun Wang yang sudah selesai dengan tehnik nya menatap Xiao Chen dengan tatapan sinis "Kau cobalah ini! "
"Tinju Perak Besi! "
Swusss!
Sebuah tinju bewarna perak yang besar keluar begitu saja ketika Jun Wang mengarahkan tinjunya kepada Xiao Chen. Dia mengangkat sedikit sudut bibirnya, dia yakin Xiao Chen tidak akan mampu untuk menahan serangannya itu. Sudah banyak pemuda yang cacat dengan tehnik nya ini.
"Bukankah itu tehnik terkuat Tuan Muda Wang! Ternyata dia ingin mengakhiri pertarungan dengan sekali serang! "
"Tuan muda Wang memang layak mendapatkan reputasi sebagai talenta muda generasi terkuat! "
"Bocah itu setidaknya akan cacat untuk waktu yang lama! "
Melihat serangan Jun Wang mengarah kepadanya. Xiao Chen dengan cepat pula menebaskan pedangnya.
"Putaran Pedang! "
Swusss!
Serangan Xiao Chen melaju dengan cepat hingga serangannya beradu dengan serangan Jun Wang.
Bammm!
Kabut tebal menutupi seluruh arena. Semua orang tidak dapat melihat apa yang terjadi. Mereka sangat penasaran apakah Xiao Chen sudah mati atau apakah dia sudah cacat karena serangan Jun Wang?
"Apa yang terjadi? Aku tidak dapat melihat apapun! "
"Bocah itu pasti sudah terluka karena serangan Tuan muda Wang! "
"Kau benar! Aku yakin dia sudah cacat! "
Semua orang berargumen kalau Xiao Chen pasti sudah cacat atau dia pasti sudah terluka parah. Karena mereka tau seperti apa kuatnya tehnik yang dikeluarkan oleh Jun Wang tadi. Kabut tebal yang menutupi seluruh arena pertarungan secara perlahan mulai menghilang. Memperlihatkan Xiao Chen dan Jun Wang yang masih berdiri ditempatnya berada.
Semua orang begitu kaget karena ternyata mereka salah. Xiao Chen ternyata tidak terluka sedikitpun, dia bahkan masih berdiri disana dengan tegap.
"Apa yang terjadi? Mengapa bocah itu baik baik saja?
Semua orang begitu penasaran mengapa Xiao Chen masih bisa berdiri dibawah sana tanpa terluka sedikitpun. Dia bahkan masih berdiri dengan kokoh sambil memegang pedangnya.
Jun Wang sangat kaget melihat Xiao Chen tidak terluka oleh serangannya. Padahal itu adalah tehnik terkuat yang dia miliki atau lebih tepatnya itu adalah kartu As nya. Jun Wang menggertak kan giginya dengan kesal, dia menatap Xiao Chen dengan ekspresi garang lalu pandangannya menyapu seluruh stadion. Dia menghela nafas pelan lalu kembali memperlihatkan ekspresi tenangnya.
"Sepertinya aku terlalu meremehkanmu! Serangan selanjutnya mungkin kau tidak akan bisa menahannya... Berhati-hatilah agar kau tidak cacat! " Jun Wang berkata dengan percaya diri. Meskipun tehnik yang akan dia keluarkan bukanlah tehnik terkuat, tapi dia yakin Xiao Chen tidak akan mampu menahannya.
Xiao Chen mengangkat sedikit sudut bibirnya sebelum akhirnya pandangan Xiao Chen menyapu seluruh stadion lalu kembali kepada Jun Wang "Inikah rasanya diperhatikan? ' Seru batin Xiao Chen. Ekspresi kaget semua orang kepadanya membuat Xiao Chen merasa bangga. Ini adalah pertama kalinya dia merasa diperhatikan oleh orang-orang.
Meskipun perhatian mereka bukan karena dia berbakat. Tapi bagi Xiao Chen itu sudah sangat cukup. Xiao Chen merasakan semangat yang begitu membara saat ini.
"Kalau begitu aku ingin melihat... Apakah seranganmu lebih kuat dari seranganku! " Ucap Xiao Chen. Sambil terus memperhatikan apa yang dilakukan Jun Wang.