Baikal, Karyawan tertekan yang mengalami Burn Out tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain terjebak dalam pekerjaannya. Satu satunya hiburan yang bisa dilakukan di waktu sempitnya adalah berimajinasi.
Imajinasi ini yang kini menjadi nyata dan Baikal berpindah di dalamnya.
Baikal merasa dunia baru sangat berbahaya dan merasa jiwanya terancam. Beragam imajinasi dia wujudkan untuk menjamin keselamatan jiwanya.
Imajinasi pertama yang berhasil diwujudkan Bayangan Kegelapan Neraka "Helcourt The Shadow". Namun, hanya berguna untuk membawanya lari, menyalakan api dan menangkap ikan.
Apakah Baikal bisa bertahan di dunia baru?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MishiSukki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KOTA GREE
Dugaan Elrand ternyata benar. Dalam waktu sehari dia menemukan jalur perdagangan. Melihat beberapa kereta dengan pengawalan ketat yang melewatinya, Elrand setidaknya akan menemukan sebuah kota terdekat.
Elrand menyusuri jalan, menghindari rombongan kafilah.
Bisa jadi dia dikira sebagai perampok, malah menyebabkan masalah yang seharusnya tidak perlu. Elrand terus menghindari kelompok pedagang yang lewat.
Dua hari kemudian, sebuah kota nampak.
Plakat pada gerbang bertuliskan Kota Gree. Bukankah, ini kota terluar Kekaisaran Starblaizer yang berbagi perbatasan dengan Bangsa Moore? Ternyata selama ini langkahku membawa sampai di sini.
Melewati gerbang yang menembus dinding kota, Elrand masuk. Setelah menyerahkan satu keping perak pada penjaga gerbang.
Semula penjaga ragu dengan Elrand yang Nampak compang camping seperti pengemis. Namun dia berhasil membujuk para petugas bahwa keadaan yang menimpanya adalah akibat dari nyasar di hutan.
Penjaga pun memaklumi. Bukan hal yang langka jika para petualang selalu kembali dari hutan dalam keadaan babak belur.
Kota yang ramai dan damai.
Bangsa Moore sampai saat ini masih menjadi kerajaan yang cinta damai.
Elrand seperti diingatkan oleh penjaga gerbang, bahwa penampilan saat ini benar benar buruk. Dia akhirnya menghabiskan beberapa perak untuk membeli baju dan perlengkapan pertahanan diri.
Armor dada yang ringan, pelindung tangan dan kaki sudah cukup. Elrand juga membeli jubah lebar untuk lebih menjaga privasi dirinya.
Lalu lalang para petualang cukup lazim ditemui di berbagai tempat di kota ini. Ah ya, mereka pemburu keberuntungan di dalam hutan.
Demi menemukan bahan ramuan dan kristal inti binatang buas.
Mengingat kembali Kristal inti yang dibawa kabur bersama kudanya saat itu menyebabkan Elrand sakit kepala. Yah, tapi setidaknya dia mendapat kompensasi beberapa kristal yang didapat dari kepala bandit. Ehm, mestinya sudah cukup.
Elrand menuju ke sebuah toko pertukaran kristal dengan mata uang.
“Dua keping emas dan 40 keping perak.” Pelayan menyodorkan uang. Elrand pun menerima dan menyimpannya tanpa menawar.
“Apakah kamu penjual, memiliki benda yang berkilau?” Bent tiba tiba menginterupsi.
“Toko kami menerima benda berkilau.” Pelayan menjawab. Binatang yang bisa bicara bukan lagi menjadi hal yang langka di Kota Gree. Meskipun yang seperti ini jarang jarang muncul. Terbilang masih umum.
“Kurasa tokomu hanya menerima dan menjual kerikil sampah.” Bent menghina.
“Hahaha, Tuan. Binatang peliharaan anda sangat lucu. Apakah anda ingin menjualnya?”
“Boleh, beberapa keping perak tak masalah.” Elrand berkelakar.
“Hei… Apakah kamu menjadi kurang ajar. Berainya kamu menjual Tuan Besarmu.” Bent marah, dia memukuli kepala Elrand dengan sayapnya.
Aduhh… Aduhh…
Pelayan toko tertawa terbahak bahak.
“Benda berkilau menurutku?” Pelayan sejenak berfikir.
“Suatu harta yang sangat berharga yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang sangat kuat. Dan tentu saja benda itu juga sangat kuat sehingga tidak mudah dihancurkan. Mereka akan mati matian mempertahankannya. Dan tidak akan bisa dibeli dengan uang.” Pelayan mengemukakan pendapatnya setelah Bent bertanya.
Bent terlihat seperti sedang berfikir.
“Tempat terkuat terdekat ada di mana?” Bent sedikit bersemangat.
“Apakah Tuan Gagak akan pergi merampok?” Pelayan berkelakar.
“Baru baru ini di kedalaman hutan muncul sebuah kelompok jahat yang kuat, menjadikan hutan lebih tidak aman lagi. Tidakkah kalian melihat banyak petualang yang berada di kota? Mereka menunda perjalanan ke dalam hutan.” Pelayan mengalami kontemplasi. Transaksi di toko mengalami efek penurunan omset yang cukup tajam.
“Kelompok apakah itu?” Elrand penasaran.
“Bukan menjadi rahasia lagi, mereka orang orang Kultus Hindin. Kudengar mereka akan membuat tragedy di kekaisaran ini. Bukankan anda juga pernah mendengar beberapa kekaisaran lain telah jatuh oleh tindakan mereka?”
“Kultus Hindin…” Elrand menahan kemarahan saat dua kata ini terucap terbata bata dari mulutnya.
Malam ini Elrand menginap di hotel, mengistirahatkan total tubuhnya dari berbulan bulan mengembara.
Bent yang bertengger di atap menatap tajam suatu arah. Mengingat apa yang disebutkan sebelumnya bahwa Kultus Hindin adalah kelompok yang kuat, mestinya mereka memiliki benda berkilau.
Sebuah kepakan sayap terdengar, bent terbang menuju lokasi yang sepertinya sudah ditentukannya.
Di salah satu bagian hutan terdalam.
Di sebuah bangunan batu ribuan orang bersujud pada sebuah mimbar. Pada barisan depan yang terdiri dari sepuluh orang mereka hanya bersimpuh. Tidak sujud seperti ribuan umat di belakang.
Sepuluh ini adalah mereka yang mengenakan jubbah hitam bersulam emas.
Mengingat kembali, salah satu sejenis dari mereka yang menyergap Elrand dan Baikal di tanah camp.
Di hadapan seluruh umat kultus, seorang imam berdiri dengan khotbah yang menggebu gebu.
“Hormat kepada Uskup Magroth…” Suara umat serempak memuji pemimpin mereka.
“Perhatikan wahai pengikut Kultus Hindin. Aku ditunjuk oleh katedral untuk menggali sungai berdarah di Kekaisaran Starblaizer.” Uskup Margoth mengangkat kedua tangannya tinggi tinggi disusul sorak sorai ribuan pengikut yang mabuk euphoria pembantaian.
UUURRRRRAAAAAAAAA………
UUURRRRRAAAAAAAAA………
UUURRRRRAAAAAAAAA………
Seekor burung melayang di atas langit bangunan berbatu yang diterangi oleh obor api yang sangat minim. Hanya di beberapa lokasi tertentu saja di area bangunan.
“Berisik, Apakah mereka menyelenggarakan konser?” Bent heran.
Kembali pada fokus utamanya untuk mencari benda berkilau seperti yang diminta tuannya, Bent segera meningkatkan ukuran tubuhnya berkali kali lipat hingga setinggu sepuluh meter.
Bent menumbuhkan jambul keemasan di atas kepalanya.
Benda berkilau seharusnya tidak mudah hancur.
Sebuah kepakan sayap sederhana Bent menyebabkan hembusan angin kuat disertai dengan curahan api dengan gelombang terik yang sangat panas. Seketika menyapu bangunan batu di bawahnya.
AAAAAARRRRRRRRHHHHHHHH………..
Teriakan nyaring bergema sesaat yang kemudian seketika menjadi senyap saat para umat kultus langsung diuapkan menjadi abu.
“INI…” Uskup Magroth terperangah.
Namun sayangnya, kepakan kedua Bent membawa gelombang kedua terik angin panas yang menerpa Uskup Morgoth hingga seketika menjadi debu.
Sapuan ketiga sayap Bent menghancurkan sebuah artifak yang sangat indah di atas altar. Disusul sapuan keempat melelehkan bangunan bata menjadi magma cair.
Bent berhenti setelah sapuan kelima. Dia kecewa.
Bent mengerutkan kening dan kecewa. Mengubah ukuran kembali semula, lantas dia terbang menuju Kota Gree dengan kepakan malas.
Bent meninggalkan area hutan dengan radius 10 mil di mana tanah masih menggelegak dengan asap hitam tebal dan gelembung gelembung besar magma.