NovelToon NovelToon
Pesona Majikan BuleKu

Pesona Majikan BuleKu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Pembantu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: ninaammar

Menjadi pembantu bukanlah rencana awal Sukma mencari pekerjaan. Setidaknya dengan bekal ijazahnya yang hanya tamat SMA.

Dia berharap bisa bekerja menjadi buruh pabrik, atau karyawan swasta. Himpitan ekonomi memaksa dirinya untuk segera mendapatkan pekerjaan.

Hingga akhirnya seseorang menawarkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga. Tanpa pikir panjang Sukma menerima tawaran kerja yang cukup jauh dari kampung halamannya.

Gimana ya kelanjutan hidup Sukma Ajeng sebagai Asisten Majikan Bulenya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ninaammar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Agatha

Malamnya, Richard meminta Sukma mengambilkan pakaian formalnya. untuk dia pakai ke acara party bersama sahabatnya, Joey. Sehari sebelum menikahi Jennifer, kekasihnya yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.

Joey, dan sahabat lainnya merencanakan party kecil-kecilan. Untuk melepas masa lajangnya bersama teman kuliahnya dulu. Dan mereka kembali bertemu, setelah sekian lama disibukkan dalam dunia bisnis masing-masing.

"Herman, dimana Sukma?" tanya Richard menuruni anak tangga. Sambil memakai jam rolex di pergelangan tangan kanannya.

"Mungkin dia ada di kamar, Tuan." jawab Herman. Tanpa lagi bertanya Richard, mempercepat langkahnya menuju kamar belakang. Mengetuk pintu kamar mengeluarkan sesuatu dari balik jas mahalnya.

"Sir!" panggil Sukma heran, melihat majikannya berdiri di depan pintu kamarnya.

"For you," ucap Richard, memberikan benda sejuta umat dari tangannya. Sukma cukup kaget melihat smartphone mahal di tangan majikannya.

"This is for you. Take it!" Richard memaksa Sukma untuk menerima ponsel dari tangannya.

"No...No....Sir! This is too expensive for me." tolak Sukma tidak ingin menerima ponsel mahal itu begitu saja. Dia takut Richard akan berpikir, jika perempuan seperti dirinya sangat mudah di iming-imingi barang-barang mahal.

Tadinya Sukma sempat tergiur dengan apa yang Tuannya berikan. Secepatnya Sukma menepis keinginannya, untuk memiliki ponsel kamera boba. Yang dulu sangat dia inginkan, jika saja dulu dia bisa bekerja di pabrik seperti teman-temannya. Ingatannya kembali melayang mengingat saat itu.

"Sukma, lulus nanti kita ngelamar kerja di pabrik sepatu yang lagi buming itu. Gimana kamu mau kan?" tanya Titin teman sepermainannya dulu.

"Mau banget, kalo bisa kerja disana pasti gajinya besar. Aku bisa beli hape kamera boba. Kaya hape kamu," ucapnya sambil nyengir kuda.

Sukma, Titin, dan Tina mereka teman main tapi tidak satu sekolah. Karena terhambat biaya, Sukma memilih sekolah jalur cepat. Dengan mengikuti kelas kejar paket. Agar lulus lebih cepat tanpa terbebani oleh biaya.

Tapi prediksinya salah, dia tidak lolos karena salah satu syarat masuk perusahaan. Karena masalah ijazahnya yang berbeda dari pelamar lainnya. Pupus sudah impiannya keinginannya, menjadi salah satu karyawan perusahaan terbesar milik bangsa Korea yang berdiri di negrinya sendiri.

Richard meraih tangan Sukma, memberikan ponsel ke tangannya. Lalu pergi meninggalkan asisten rumahnya yang masih berdiri mematung disana. Sedang suara deru mobil milik Richard, tidak lagi terdengar olehnya.

Dilihatnya berkali-berkali ponsel mahal ditanganya, tak menyangka jika itu menjadi miliknya. Suara deringan ponselnya dengan nama Richard, membuatnya terjingkat kaget. Sukma membiarkan benda itu menjerit, tanpa berani menjawab telepon dari Tuannya. Dan membiarkannya hingga berhenti berdering. Tidak lama notifikasi pesan singkat masuk. Dengan logo gagang telepon warna hijau.

"Sorry about what happened that night. Forget it, and just pretend that nothing happened between us." Sukma membaca isi pesan Richard. Lalu mentraslatenya dengan bahasa yang mudah dia pahami. Hatinya tiba-tiba terasa getir, setelah tau arti pesan yang baru dibacanya.

"Jadi ponsel ini hanya sebagai simbol maafnya. Dia memintaku melupakan kejadian itu. Dan menganggapnya seolah tidak terjadi apa-apa?" Sukma tersenyum pahit, kecewa dengan ucapan Richard. Yang menganggap dirinya seperti benda mati yang tidak punya perasaan.

Tanpa ada niat membalas pesan darinya. Sukma Melempar ponsel yang dulu ingin dimilikinya dengan asal. Dan memilih membuka bukunya belajar lebih giat lagi.

Disana Richard melihat keempat sahabatnya tiba lebih dulu sebelum dirinya. Menduduki kursi kosong di samping Joey.

"Hai, Richard darimana saja? Kami menunggumu sejak tadi." tanya Erik menyodorkan gelas berisi wine termahal di hotel itu.

Joey tersenyum melirik sahabatnya yang sampai saat ini masih betah sendiri. "Kita rayakan pesta bahagia ini. Karena setelah besok, mungkin Joey tidak akan lagi bisa berkumpul seperti sekarang ini." ucap David mengangkat gelasnya tinggi. Mengajak sahabatnya bersulam, dan minum bersamaan.

"Ya, tidak lama lagi sahabat kita ini. Akan merasakan manisnya madu cinta." kekeh Rico dengan ucapannya.

"Sebagai sahabat dekatnya, Aku tidak percaya jika Joey belum melakukan hal itu pada Jennifer." Erik menaik turunkan alisnya menggoda Joey. Membuat wajah sahabatnya memerah, karena sudah dulu dijebak oleh pertanyaan Erik.

Joey tersenyum menyembunyikan rasa malunya. " Cuma sekali," jawabnya singkat.

"Are you sure it's only once, Joey?" tanya David tidak yakin, akan jawaban Joey. Membuat semua terkekeh tertawa renyah.

"Tentu saja. Aku masih mengingatnya dengan baik." jawab Joey lagi. Mereka kembali terkekeh sambil meneguk minumannya.

"Kita akan minum sepuasnya. Kita berpesta sampai pagi" ucap Rico setengah berteriak. Dua pasang netra melihat kearah meja, dimana kelima pria termasuk Richard ada diantara mereka yang sudah terlihat setengah mabuk.

Agatha tersenyum gamang, melihat pria yang masih dicintainya ada di meja seberang dekatnya duduk. Agatha beranjak dari duduknya, meninggalkan pria yang tadi bersamanya. Masih mengobrol bersama kolega bisnisnya. Yang entah sampai kapan mereka menyudahi obrolannya. Hingga membuatnya bosan.

"Boleh gabung?" sapa Agatha berdiri membawa segelas wine ditangannya. Rico dan Joey mereka saling melempar pandang. David mengindik dagunya melirik Richard. Memintanya merespon kedatangan Agatha diantara mereka.

"Acara ini dibuat secara khusus, untuk kami kaum pria. Selain itu wanita tidak diperkenankan ikut bergabung." ucap David yang diangguki Rico juga Erik.

"Jadi kalian tidak mengangapku lagi sebagai teman. Sejak Aku berpisah dari Richard?" ujar Agatha menatap Richard yang sedikitpun tidak meliriknya. Justru dia sibuk memainkan ponselnya.Agatha menarik sudut bibirnya tersenyum licik. Menawarkan gelasnya pada Richard.

"Richard anggap saja ini adalah awal permulaan kita menjalin kerjasama mutualisme. Aku membeli sebagian dari propertymu, dan Aku bersama tim manajemen menyewa gedungmu untuk acara modeling kami." ucapnya berusaha merebut kepercayaan Richard lagi.

"Ayolah Richard, jangan terlalu kaku. Bagaimanapun dulu dia yang pernah ada dihatimu. Anggap saja itu permintaan maaf darinya." kata Joey menyenggol sikutnya. Akhirnya Richard meraih gelas wine dari tangan Agatha lalu menguknya.

Apa salahnya jika sekarang Aku kembali mendapatkan, yang dulu belum sempat kuraih. Karena sebelumnya dia adalah milikku. Meski dalam versi yang berbeda, Aku tidak perduli.

Richard merasakan sesuatu menjalar ditubuhnya. Kedua matanya mulai berkabut, hawa panas dari dalam tubuhnya kian menyerang. Agatha tersenyum melihat gelagat mantan kekasihnya. Dan dia tahu betul apa yang Richard butuhkan saat ini.

Richard bangkit dari duduknya dengan tubuhnya yang mulai roboh. Mengedipkan kedua matanya mencoba memulihkan kesadarannya.

Richard kau ini sudah mabuk. Jangan pergi! Sebaiknya kita bermalam disini." saran Joey pada sahabatnya. Richard melayangkan tangannya keudara.

"Aku butuh air, Aku mau ke toilet." jawab Richard menahan bobot tubuhnya.

''Aku takut terjadi sesuatu padamu, Richard." Agatha mengikuti langkah Richard yang sudah hampir kehilangan keseimbangan.

"Hai, Nona! Apa yang Anda lakukan disini?" tanya seorang pria berseragam biru muda. Yang sepertinya karyawan OB.

"Apa kamu sengaja masuk ke toilet pria?" tanya salah satu pengunjung pria, yang baru saja keluar membuka pintu toilet.

"Atau Anda sengaja menawarkan diri untuk kaum pria seperti kami?" kilatan mata penuh hasrat kini membuat Agatha menjadi takut. Memundurkan langkahnya, dan lari menghindari tiga pria yang siap menerkam tubuhnya.

Apalagi saat ini Agatha, memakai gaun yang menunjukkan keindahan lekuk tubuhnya. Tapi justru dia tidak mendapatkan perhatian itu dari pria yang menjadi targetnya. Malah menarik perhatian para pria mata keranjang.

Didalam Richard tidak perduli pada suara bising diluar sana. Dia melonggarkan dasi, melepaskan jasnya yang membuatnya semakin gerah. Mencuci wajahnya dengan air mengalir, setidaknya mengurangi hawa panas. Yang semakin menjalar, dan butuh penuntasan.

"Ada apa denganku? Rasanya begitu aneh, Aku butuh seseorang untuk menyelesaikan masalahku. Sentuhan? Ya. Yang aku butuhkan saat ini adalah setuhannya." Richard mencari jawaban, atas pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Wajah Sukma saat ini sedang menguasai pikirannya. Wajah manisnya, senyumnya, dan bibir itu seolah membangkitkan sisi laki-lakinya. Membuat sesuatu dibawah sana semakin sesak.

Richard memutar knop pintu toilet dengan matanya yang semakin berkabut. Seseorang menarik tubuhnya, dan memapahnya sampai lobi hotel.

"Tuan, Saya akan mengantarmu pulang. Karena tempat ini sangat tidak aman untukmu. Akan ada banyak orang yang memanfaatkan keadaanmu yang seperti ini. Termasuk wanita yang bernama Agatha." Jimmy membawa pulang atasannya. Baginya satu-satunya tempat yang paling tepat saat ini adalah di mansionnya sendiri. Entah bagaimana caranya nanti Richard dapat melewati sesuatu yang tengah menderanya. Itu urusan nanti pikir Jimmy .

1
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Sabar ya Richard, semua emang salah kamu yang telah merenggut kesucian Sukma dan saat ini Sukma depresi karena kehilangan mahkota yang sangat berharga, jika nanti Sukma udah sedikit tenang, maka jalan satu-satunya adalah kamu harus bertanggung jawab untuk menikahi Sukma apapun yang terjadi.
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Semoga Richard tanggungjawab setelah apa yang dia lakukan pada Sukma, apalagi selama ini juga Richard menyukai Sukma dan mereka berdua sama2 melakukan yang pertama, meskipun saat itu Richard memperkosa Sukma karena pengaruh obat yang diberikan Agatha.
Esther Alviah Ekawati Ndoen: saya juga alur cerita nya
NNM: Yang sudah mampir dikaryaku terima kasih semua salam sehat slu
total 3 replies
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Kasihan Sukma, udh dirudapaksa majikan nya yg terpengaruh obat
Menci Ani
Mana ke lanjutan nya tor
NNM: mksh dukungan semangatnya pst diusahakan. karena siang capek kerja mlm nulis dah nguantukkkk berat..hhh mksh semua yg mampir disini.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!