NovelToon NovelToon
Diary Aluna

Diary Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Phatel

Aluna adalah gadis yang tumbuh di keluarga sederhana. Kesehariannya kerap kali diwarnai dengan cemoohan dan makian dari keluarganya sendiri.

Bagaimana ia menghabiskan hari-harinya yang penuh air mata?

Semuanya ia luapkan dalam Diary yang ia simpan baik-baik dalam lemari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phatel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fitnah Kak Amel

Sesampai di rumah, Aluna dan Amel menyalami nenek mereka. Amel dengan tampang betenya langsung masuk ke kamarnya, sedangkan Aluna masih dengan tampang cemasnya. Ia yakin pasti malam ini akan mendapat cubitan atau pukulan dari sang nenek kalau Amel mengadukan apa yang tadi terjadi di tempat Amel bekerja.

Aluna kemudian masuk ke kamarnya dan sang nenek. Rumah yang mereka sewa ini memang hanya terdapat dua kamar, satu kamar ditempati oleh Amel sendiri, sedangkan kamar yang satunya lagi ditempati oleh Aluna dan nek Siti.

Berhubung ayahnya Aluna tidak pernah menginap di rumah, jadi beliau tidak perlu ada kamar khusus. Karena kalaupun pak Aris ingin tidur di rumah, ia akan lebih memilih tidur di ruang keluarga atau ruang tamu.

Ketika Aluna sedang berganti baju di kamarnya, Amel tiba-tiba kekuar kamar dan menghampiri nek Siti yang sedang menonton di ruang TV.

Mereka menonton bersama sambil sesekali tertawa jika ada adegan yang lucu. Tak lama berselang, Aluna juga ikut bergabung. Berhubung besok adalah hari minggu, Aluna biasanya diizinkan begadang oleh neneknya. Jadi neneknya sama sekali tidak melarang ketika Aluna telah duduk di sampingnya.

Amel sesekali mendengus dan menatap Aluna tak suka. Sadar akan sikap kakaknya, Aluna berusaha sekuat tenaga untuk bersikap setenang mungkin. Ia sebenarnya bergabung dengan nenek dan kakaknya karena ia takut Amel akan mengadu pada neneknya. Kalau sampai itu terjadi, Aluna wajib berada di dekat mereka agar ia bisa meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

Aluna tidak ingin Amel melebih-lebihkan cerita sehingga berakibat ia dibenci sang nenek nantinya. Tapi, memangnya apa bisa Aluna membela dirinya nanti, sedangkan mulutnya selalu berasa dilem kalau ia terkena masalah, sehingga ia tak pernah bisa menjawab atau membela diri setiap kali tertimpa masalah.

"Nek." Amel membuka suara.

Fokus nek Siti beralih pada Amel. Sedangkan Aluna, jantungnya berdegup cepat saking takutnya.

"Aku kesal sama Aluna. Aku pengen pukul dia, tapi tadi kami lagi di tempat umum. Jadi gak bisa aku lakukan." terang Amel mengutarakan kekesalannya.

"Memangnya kenapa kamu bisa kesal sama Aluna? Adik kamu buat salah apa, hmm?" tanya nek Siti lembut.

Yap, jelas sekali. Amel memang cucu kesayangan nek Siti.

"Tadi di tempat kerja, kami ketemu sama temanku. Terus waktu aku kenalin dia sama temanku itu, dia malah ngaku sebagai adik tiri aku." terang Amel kesal.

Nek Siti menatap Aluna tak percaya. "Benar begitu?"

Aluna mengangguk takut. Ia tak berani menjawab maupun menjelaskan. Selalu saja begitu.

"Dari mana kamu tau istilah adik tiri begitu, hah?" nada nek Siti meninggi. Aluna masih tertunduk. Tak berani menjawab sepatah katapun. Padahal jawaban sudah ada di ujung lidah. Tapi entah mengapa rasanya begitu sulit untuk sekedar mengungkapkan.

"Terus nek, waktu aku coba jelasin sama temanku kalau dia bohong. Eh... Dia malah ngotot dan terus bilang kalau kami saudara tiri." sambung Amel semakin menambah bumbu cerita. Seperti biasanya.

Aluna hanya bisa menatap Amel tak percaya. Lagi-lagi kakaknya itu menambahkan cerita yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Kapan aku ngotot? Perasaan tadi aku mengaku kalau kami saudara kandung' batin Aluna meronta.

Melihat Aluna diam saja, Amel tersenyum penuh kemenangan.

"Malah dia sampai bilang, kalau kakak kandungnya cuma Alia, nek. Sedangkan aku ini cuma kakak tirinya." tambah Amel lagi.

Ya Allah... Jahat banget sih kak Amel fitnahnya.

Nek Siti meradang. Tanpa konfirmasi lebih dulu, langsung saja tamparan ia layangkan pada Aluna. Tambah lagi beberapa pukulan kuat di pundak dan belakang gadis itu.

"Keterlaluan kamu yah. Diam-diam di rumah, di luar rumah mulut kamu pedas juga. Anak kurang ajar!" nek Siti seolah dibutakan oleh fakta bagaimana sifat Amel sebenarnya.

Ia terus memukuli Aluna dengan beringas. Baru ia berhenti ketika melihat Aluna sudah menitikkan air matanya. Jika sudah menangis tanpa suara begitu, itu artinya gadis itu sudah sangat kesakitan. Nek Siti akhirnya berhenti memukul.

"Dari siapa kamu tau ngomong begitu? Siapa yang ngajarin?" hardik nek Siti. Aluna menggeleng lemah.

Ingin sekali dirinya menjawab, namun lagi-lagi bibirnya tetap terkatup dan tak mampu ia buka sedikitpun. Entahlah, rasa nya tekanan mental yang ia alami terlalu besar.

Padahal otaknya dari tadi sudah mensugesti untuk mendorongnya agar membela diri dan menjelaskan semuanya. Namun tetap saja ia tak mampu. Menangis dalam diam. Tanpa suara. Hanya itu yang mampu ia lakukan jika sudah dalam situasi seperti ini.

Amel ingin menambah bumbu lagi, namun sepertinya cukup untuk malam ini. Ia akan meneruskan cerita ini ke tante Nur nanti dengan bumbu yang lebih sedap lagi. Agar Aluna mendapatkan hukuman yang lebih setimpal. Siapa suruh cari gara-gara. Padahal Amel sudah baik mau mentraktir bocah itu makan bakso. Tapi dengan enteng malah mengaku sebagai adik tiri di depan Rio. Bodoh sekali.

Ya, Amel dan Rio memang sudah resmi berpacaran sejak diciduk oleh Nurman beberapa bulan lalu ketika mereka tengah berboncengan.

Amel memang berkata jujur ketika mengatakan menemani Rio membeli kado untuk Anisa. Posisinya saat itu adalah sebagai orang ketiga diantara Rio dan Anisa.

Tapi saat ini, ia adalah satu-satunya pacar Rio. Karena Anisa telah memutuskan hubungannya dengan Rio ketika ia mendapat info dari teman-temannya kalau Amel sering jalan dengan kekasihnya itu.

Anisa sudah tau kalau kakak sepupunya itu menjadi selingkuhan Rio, namun Anisa tidak mau memantik pertengkaran dengan saudara sendiri hanya karena seorang laki-laki. Jadi Anisa lebih memilih untuk pura-pura tidak tahu saja, kemudian memutuskan pria itu.

"Hmmm. Udahlah nek. Biarin aja lah kalau memang dia maunya jadi adik tiri. Biar sekalian aja aku perlakukan dia kayak adik tiri, sesuai kemauan dia." Amel menyeringai pada Aluna.

Aluna ngeri melihat senyuman kakaknya yang terkesan menyeramkan itu.

"Hhh. Entahlah. Nenek capek. Sudah, ayo kita tidur aja. Sudah malam." nek Siti bangkit dan masuk ke kamar. Hatinya merasa sakit telah memukuli cucunya malam ini. Namun hatinya juga kecewa karena sampai hati Aluna bersikap seperti itu. Seolah dirinya tak dapat menerima Amel sebagai kakaknya, padahal meskipun beda ibu, mereka tetaplah saudara kandung.

"Rasain." ketus Amel seraya bangkit dan turut masuk ke kamarnya.

Hanya tinggal Aluna sendiri di ruang TV. Ingin tetap disitu dan tidur di situ, nyalinya terlalu kecil. Dari dulu ia adalah seorang penakut. Jadi buru-buru ia bangkit dan mematikan TV. Kemudian menyusul neneknya ke kamar.

Aluna merebahkan tubuhnya di samping sang nenek yang berbaring membelakanginya. Ingin rasanya Aluna menjelaskan pada neneknya, tapi tidak bisa. Mau sekuat apapun ia berusaha, tetap tidak akan bisa. Jadi Aluna memilih untuk tetap diam saja.

Tak lama berselang, terdengar dengkuran halus neneknya, tanda sang nenek telah terlelap. Aluna yang memang sulit tidur jika sedang bersedih, memilih untuk melakukan hal yang sudah menjadi kebiasaannya.

Apalagi kondisinya memang memungkinkan. Gadis itu butuh ketenangan dan kenyamanan. Perlahan ia menggesekkan selimut ke celah pahanya. Menggerakkan pinggulnya perlahan agar tidur neneknya tidak terganggu. Tak lupa membayangkan Husni sebagai pelengkap aksinya.

Hingga beberapa saat kemudian Aluna mencapai kepuasannya. Nafasnya tersengal, namun senyum tipis terukir di bibirnya. Kini hatinya lebih tenang dan damai. Tak lama kantuk pun datang menyerang. Hah. Sepertinya, memang hanya ini obat untukku, batinnya sebelum kemudian menyusul neneknya ke alam mimpi yang indah.

1
Mutiara 123
kok papa amel gak hadir harusnya kn jdi wali , lebih di bikin seru papa aluna marah gitu liat anaknya di gituin,,,
Mutiara 123
hla sdh 2 thn kemudian kok si aluna masih ttp kls 5 sd ya thoor,,
DiPhatel: iya kah? Waduhh, makasih ya kak. nnti coba saya revisi lgi
total 1 replies
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
baju baru alhamdulillah.. tuk dipakai di hari raya.. 🎶🎶
DiPhatel: fufufufu. Jarang" ini Aluna dpat baju baru loh
total 1 replies
🌸𝗢𝗹𝗶𝘃𝗶𝗮 🍾⃝ ͩSᷞʜͧᴇᷡᴀ🌸
𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐥𝐨𝐡 😭 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐧𝐢
DiPhatel: makasih ka udh mampir
total 1 replies
☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥
aku mampir
DiPhatel: makasih kaaa
total 1 replies
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
hallo aris
DiPhatel: Hai kak
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
pocipan mampir ..
yu slg follow
nanti aku akan masukan kalian ke gc Cmb ya...
yu slg belajar mksh
DiPhatel: makasih kakak
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
DiPhatel: Makasih kakaaa
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
rapi.. not bad lah
DiPhatel: Makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!